Dari cerita kita sebelumnya; Siapakah Engkau, Tuhan?
Kita lanjutkan sedikit lagi:
Pribadi Paulus telah kita kenal. Ia bukan saja ahli "putar-balik fakta" dan "tipu-tipu" yang mengagumkan, tetapi juga seorang yang keras kepala.
Dia dengan bangga menulis bahwa dirinya tidak tunduk kepada suatu apa pun yang dapat diartikan termasuk tidak tunduk kepada Tuhan, apalagi kepada Yesus!
Dan begitulah katanya, bahwa segala sesuatu adalah halal baginya, meskipun segala sesuatu itu belum tentu berfaedah.
Artinya, apapun yang dilarang, bahkan diharamkan oleh Yesus atas perintah Tuhan, Paulus tidak mau ambil pusing!
Segala sesuatu halal bagiku, tetapi bukan semuanya berguna. Segala sesuatu halal bagiku, tetapi aku tidak membiarkan diriku diperhamba oleh suatu apa pun. (1Korintus 6:12)
Keterangan dustanya ini berlarut-larut terus, sehingga seperti kita ketahui, pada waktu ia mengaku-ngaku menerima "panggilan Ilhami" dari Yesus, tanpa disadarinya Paulus "keceplosan" omong, sehingga menceritakannya dalam dua versi yang berbeda.
Menurut keterangannya yang pertama, dia tidak melihat apa-apa, sedangkan menurut keterangannya yang kedua dia melihat cahaya.
Nah, cermatilah baik-baik pengakuannya ini:
Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya: "Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? (Kisah Para Rasul 9:4)
Menurut keterangannya yang pertama, hanya dia sendiri yang mendengar suara itu, sementara menurut keterangannya yang kedua, semua teman seperjalanannya ikut mendengar.
Dalam keterangannya yang pertama ia mengatakan bahwa hanya ia sendiri yang rebah, namun menurut keterangan yang kedua ia mengatakan "kami semuanya rebah."
Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar. (Kisah Para Rasul 22:9).
Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saulus, Saulus, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang. (Kisah Para Rasul 26:14)
Ia tidak melihat apa-apa, tetapi dapat menyaksikan dengan jelas kawan-kawannya berjatuhan.
Tidakkah ini menarik? Apalagi jika kalian tahu bahwa potongan-potongan kisah di atas merupakan bagian dari rangkaian cerita yang dipersiapkannya untuk meyakinkan kalian bahwa ia telah didatangi oleh Ruh Yesus (yang sudah mati), dan mendengar suara Yesus sendiri yang bertitah, kemudian mengangkatnya menjadi seorang Rasul!
Di mana menariknya?
Perhatikanlah, bahwa meskipun "katanya" saat peristiwa itu berlangsung dia sedang bersama beberapa orang lain, tapi tak seorang pun dari mereka yang ikut melihat, apalagi mendengar ucapan atau suara Yesus yang bertitah kepadanya.
Dengan demikian, maka tidak ada satu orang pun saksi mata yang patut dianggap kredibel untuk menguatkan pengakuan bohongnya itu!
Kesimpulannya apa?
Paulus memang seorang pendusta!
Jelas ya?
Salam bangi umat yang mengikuti petunjuk!
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment