Kitab Apokalipsis

Istilah apokaliptik kini tengah ramai diperbincangkan publik. Hal tersebut bermula dari dugaan motif tewasnya empat anggota keluarga di Kalideres sebagai penganut paham apokaliptik.

Dugaan tersebut berkembang di media sosial usai Pakar Kriminolog Universitas Indonesia (UI) Adrianus Meliala mengungkapkan hal tersebut. Istilah apokaliptik pun lantas bertebaran di media sosial. Tak sedikit dari publik yang turut heboh tak mengenali maksud dari istilah apokaliptik itu sendiri. 
Secara umum, apokaliptik adalah istilah yang merujuk pada kata sifat yang menggambarkan mengenai kehancuran total dari dunia dan alam semesta.
Namun di samping itu, banyak hal yang menggunakan kata sifat apokaliptik tersebut untuk berbagai imbuhan. Misalnya seperti jenis karya sastra yang dikenal luas dengan nama sastra apokaliptik. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan istilah apokaliptik tersebut? 


Definisi Apokaliptik

Kata apokaliptik sebenarnya merupakan istilah yang telah mendapatkan perhatian sejak zaman dahulu. Hal ini dapat ditandai dari penggunaan katanya yang berasal dari Yunani sebelum abad ke-2 yakni 'apokayptein'.

Dalam bahasa Yunani, apokaliptik adalah sebuah kata yang bermakna menyingkap atau mewahyukan. Seiring berjalannya waktu, istilah apokaliptik kemudian diberi makna yang lebih mendalam oleh sejumlah ahli. Di antaranya yakni sebagai berikut.

Russel
Menurut Russel, apokaliptik adalah suatu wawasan keagamaan tertentu atau sekumpulan ide yang diperlihatkan dalam apokalipsis atau sastra yang berkaitan. Hal tersebut dicirikan sebagai perenungan mengenai beragam kondisi 'hal-hal terakhir' serta penghakiman yang akan datang.
Cambridge Dictionary

Selain Russel, istilah apokaliptik juga diartikan kembali di dalam Cambridge Dictionary sebagai sebuah kata. Berdasarkan Cambridge Dictionary, apokaliptik adalah kata sifat yang menunjukkan atau menggambarkan kehancuran total dan akhir dunia, atau peristiwa masa depan yang sangat buruk.

Britannica
Sementara itu, Britannica juga memberikan definisi yang serupa yakni pada seputar kata kerja. Menurut Britannica, apokaliptik adalah istilah yang merujuk pada sesuatu yang berkaitan dengan kekerasan hingga perusakan yang mengerikan.

Longman
Sementara menurut Longman, apokaliptik adalah istilah yang lebih merujuk pada kata sifat. Apokaliptik adalah sifat dari sesuatu yang memperingatkan orang-orang tentang peristiwa mengerikan yang akan terjadi di masa depan; terhubung dengan kehancuran terakhir dan akhir dunia, atau dengan kehancuran besar apa pun.

Secara garis besar, dapat disimpulkan bahwa apokaliptik adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan tentang sesuatu di masa depan mengenai akhir zaman atau kehancuran alam semesta. Paham apokaliptik dapat juga diartikan sebagai kiamat yang akan terjadi di masa mendatang.

Istilah Apokalipstisisme
Istilah apokaliptik juga erat kaitannya dengan apokalipstisisme. Apokalipstisisme adalah paham atau keyakinan bahwa suatu waktu di masa depan akan terjadi apokalips.

Peristiwa apokalips tersebut awalnya dipahami sebagai kehendak Tuhan yang diwahyukan dalam kitab suci. Namun, hal ini semakin dipahami sebagai salah satu keyakinan bahwa semesta akan segera mengalami kehancuran massal, bahkan dalam kehidupan dari satu orang pun.

Menurut Britcannica, apokaliptisisme adalah pandangan dan gerakan eskatologis (akhir zaman) yang berfokus pada wahyu samar tentang campur tangan Tuhan yang tiba-tiba, dramatis, dan dahsyat dalam sejarah, tentang penghakiman semua orang dan keselamatan orang-orang pilihan yang setia. Britannica juga menyebutkan bahwa apokaliptisisme dikembangkan lebih lengkap dalam spekulasi dan gerakan eskatologis Islam, Kristen, hingga Yahudi.

Apokaliptik dari Sisi Islam
Dalam agama Islam, istilah apokaliptik adalah bermakna hari kiamat. Hal tersebut menjadi penting untuk diyakini akan datang di masa depan.

Salah satu ayat yang mengungkap tentang akhir zaman atau apokaliptik adalah QS. At Takwir 1-14. yang mengabarkan sbb:

"Apabila matahari digulung, dan apabila bintang-bintang berjatuhan, dan apabila gunung-gunung dihancurkan, dan apabila unta-unta yang bunting ditinggalkan (tidak dipedulikan), dan apabila binatang-binatang liar dikumpulkan, ‘dan apabila lautan dipanaskan, dan apabila roh-roh dipertemukan (dengan tubuh), apabila bayi-bayi perempuan yang dikubur hidup-hidup ditanya, karena dosa apakah dia dibunuh, dan apabila catatan-catatan (amal perbuatan manusia) dibuka, dan apabila langit dilenyapkan, dan apabila neraka Jahim dinyalakan, dan apabila surga didekatkan, maka tiap-tiap jiwa akan mengetahui apa yang telah dikerjakannya."

Apokaliptik dari Sisi Kristen
Selain sudut pandang dari agama Islam, apokaliptik juga tercatat pada ajaran-ajaran Yesus Kristus. Hal tersebut diyakni para akademisi sebagai salah satu pesan utama selain mesianisme Yesus.

Injil menggambarkan Yesus sebagai seorang nabi apokaliptik, dideskripsikan oleh diri-Nya sendiri dan oleh orang-orang lain sebagai Putra Manusia—diterjemahkan sebagai Putra Umat Manusia—untuk mengadakan pemulihan bagi Israel. Yesus sendiri, sebagai Putra Allah, yakni suatu deskripsi yang digunakan oleh diri-Nya sendiri dan orang lain terhadap-Nya, ditetapkan untuk memerintah kerajaan ini sebagai Tuhan atas Kedua Belas Rasul, para hakim kedua belas suku.

Apokaliptik dari Sisi Yahudi
Sementara itu, istilah apokaliptik juga banyak dirujuk pada keyakinan Yahudi. Dalam keyakinan ini, apokaliptik adalah doktrin bahwa terdapat dua era sejarah utama yakni masa sekarang yang penuh kejahatan serta dunia di masa depan oleh Allah.

Di masa mendatang, akan ada seorang mesias yang akan mengantarkan umat beriman ke dalam era baru. Karena insiden-insiden yang timbul sangat dini dalam sejarah Yahudi, prediksi mengenai waktu kedatangan mesias Yahudi sangat diperlemahkan, agar jangan ada orang yang kehilangan imannya ketika prediksi tersebut tidak terwujud selama masa hidupnya.

Musa dari Kreta, seorang rabi pada abad ke-5, mengklaim sebagai mesias dan berjanji untuk memimpin orang-orang, sama seperti Musa zaman dahulu, melintasi suatu lautan yang terbelah untuk kembali ke Palestina. Para pengikutnya meninggalkan harta milik mereka dan menantikan hari yang dijanjikan itu; kemudian, atas perintahnya, banyak orang melemparkan diri ke laut, beberapa ditemukan meninggal dan lainnya diselamatkan oleh para pelaut.
Sastra Apokaliptik

Selain paham apokaliptik, karya sastra di masa lampau juga sarat akan istilah apokaliptik. Hal ini bermula dari hasil karya sastra apokalptik yang bertujuan untuk sekadar menghibur serta meneguhkan pembaca dalam kondisi yang tak mudah.

Melalui karya tulisan tersebut, diharapkan keyakinan serta keteguhan dari para pembaca untuk berhadapan dengan dunia yang kejam dan tak mudah. Salah satu contohnya yakni awal kemunculan kitab Daniel di antara bangsa Israel yang harus berhadapan langsung dengan kaum Hellenis.

Adapun ciri-ciri dari tulisan apokaliptik tersebut yakni sebagai berikut.
  • Berita kenabian tak lagi terdengar.
  • Pernyataannya banyak dicatatkan melalui Taurat.
  • Memiliki keterikatan antara apokaliptik dengan taurat.
  • Memiliki hubungan dan pernyataan baru mengenai apokaliptik dan kenabian.
  • Memiliki perantara pernyataan yang berupa penglihatan atau mimpi, perjalanan ke dunia lain, malaikat perantara, serta adanya kitab-kitab rahasia.
Kitab Apokalipsis
Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment