Teologi Islam


Teologi Islam
Teologi adalah ilmu yang membahas tentang ketuhanan, dan segala hal yang berkaitan dengan nilai-nilai ketuhanan. Posisi teologi sangatlah penting dalam berbagai pembahasan tentang studi pengajaran agama. Kajian teologi dalam ranah Islam memiliki nama yang lebih terkenal seperti ilmu kalam dan ilmu tauhid.

Arti Dan Makna Tauhid Menurut Islam
Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas tentang Allah SWT, sifat-sifat yang wajib pada-Nya, sifat-sifat yang boleh disifatkan kepada-Nya, dan sifat-sifat yang sama sekali harus ditiadakan daripada-Nya. 

Selain itu, ilmu tauhid juga membahas tentang rasul-rasul Allah SWT untuk menetapkan kerasulan mereka, hal-hal yang wajib ada pada diri mereka, hal-hal yang boleh (dinisbahkan) kepada mereka, dan hal-hal terlarang mengaitkannya kepada mereka.

Dinamakan ilmu tauhid karena pokok pembahasann terpentingnya adalah menetapkan keesaan (wahidah) Allah SWT dalam Dzat-Nya, dalam menerima peribadatan dari makhluk-Nya, dan meyakini bahwa Dia-lah tempat kembali, satu-satunya tujuan. 

Keyakinan tauhid inilah yang menjadi tujuan utama bagi kebangkitan Nabi Muhammad Saw.
 
Menurut bahasa kata tauhid berasal dari bahasa Arab tauhid bentuk masdar (infinitif) dari kata wahhada, yang artinya al-i’tiqaadu biwahdaniyyatillah (keyakinan atas keesaan Allah). 

Sedangkan pengertian secara istilah tauhid ialah meyakini bahwa Allah Swt. itu Esa dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Kesaksian ini dirumuskan dalam kalimat syahadat. Laa ilaha illa Allah (tidak ada Tuhan selain Allah). 
 
Tauhid artinya mengesakan Allah. Esa berarti Satu. Allah tidak boleh dihitung dengan satu, dua atau seterusnya, karena kepada-Nya tidak layakdikaitkan dengan bilangan. Beberapa ayat al-Qur’an telah dengan jelas mengatakan keesaan Allah. Di antara yang paling mudah dipahami adalah surah Al-Ikhlas ayat 1-4 sebagai berikut: 
 






قُلْ هُوَ اللّٰهُ اَحَدٌۚ   .  اَللّٰهُ الصَّمَدُۚ  .  لَمْ يَلِدْ وَلَمْ يُوْلَدْۙ  .  وَلَمْ يَكُنْ لَّهٗ كُفُوًا اَحَدٌ
Katakanlah, "Dialah Allah, Yang Maha Esa. Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. Dia tiada beranak dan tiada pula-diperanakkan, dan tidak ada seorangpun yang setara dengan Dia.”

MAKNA TAUHID 
Kata ‘tauhid’ dalam bahasa Arab adalah mashdar (kata benda) yang berasal dari kata kerja: وَحَّدَ يُوَحِّدُ تَوْحِيْدًا  wahhada – yuwahhidu –tauhîdan,  artinya membuat sesuatu menjadi satu.  [Lihat Lisânul ‘Arab, Bâb wa ha da; At-Ta’rîfât, hlm. 96; Al-Hujjah, 1/305, 306]

Adapun secara istilah agama, tauhid artinya mengimani keberadaan Allâh, mengesakan Allâh Subhanahu wa Ta’ala dengan rubûbiyah dan ulûhiyah, dan beriman kepada seluruh nama-nama-Nya dan sifat-sifat-Nya. [Lihat Lawâmi’ul Anwâr, hlm. 57; Al-Qaulus Sadîd, hlm. 16; At-Tanbîhât as-Saniyyah, hlm.9; dan Al-Qaulul Mufîd, 1/5] 

TAUHID ADALAH AQIDAH BAWAAN MANUSIA [1] 
Allâh Azza wa Jalla telah menciptakan manusia memiliki fitrah beriman kepada-Nya dan mentauhidkan-Nya. Manusia itu dilahirkan dalam keadaan mengimani keberadaan Allâh Azza wa Jalla bahwa tidak ada yang berhak diibadahi selain Dia, dan tidak ada Rabb selain Dia. Seandainya manusia dibiarkan pada fitrahnya yang asli, dia pasti tumbuh menjadi orang yang mentauhidkanNya. [Lihat: Tafsîr al-Baghawi, 3/482; Tafsîr Ibni Katsîr, 3/688; dan Ma’ârijul Qabûl, 1/91, 93] 

فَأَقِمْ وَجْهَكَ لِلدِّينِ حَنِيفًا ۚ فِطْرَتَ اللَّهِ الَّتِي فَطَرَ النَّاسَ عَلَيْهَا ۚ لَا تَبْدِيلَ لِخَلْقِ اللَّهِ ۚ ذَٰلِكَ الدِّينُ الْقَيِّمُ وَلَٰكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لَا يَعْلَمُونَ 
"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama Allâh; (tetaplah atas) fitrah Allâh yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allâh. (Itulah) agama yang lurus; tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Ar-Rûm[30]:30)

Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: 

مَا مِنْ مَوْلُودٍ إِلَّا يُولَدُ عَلَى الفِطْرَةِ، فَأَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ، وَيُنَصِّرَانِهِ، أَوْ يُمَجِّسَانِهِ 
Semua bayi dilahirkan di atas fitrah, kemudian kedua orang tuanya menjadikannya beragama Yahudi, Nashrani, atau Majusi. [HR. Al-Bukhâri, no. 1359 dan Muslim, no. 2658] 

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda meriwayatkan dari Rabbnya, bahwa Allâh Azza wa Jalla berfirman: 

وَإِنِّي خَلَقْتُ عِبَادِي حُنَفَاءَ كُلَّهُمْ، وَإِنَّهُمْ أَتَتْهُمُ الشَّيَاطِينُ فَاجْتَالَتْهُمْ عَنْ دِينِهِمْ 
Sesungguhnya Aku (Allâh) telah menciptakan hamba-hambaKu semuanya hanif (lurus; muslim), dan sesungguhnya setan-setan mendatangi mereka lalu menyesatkan mereka dari agama mereka. [HR. Muslim, no. 2865] 

Oleh karena itu Nabi Adam Alaihissallam, bapak semua manusia dan semua anaknya yang hidup di zamannya adalah orang-orang yang bertauhid. Keturunan Nabi Adam setelahnya terus berada di atas tauhid sampai datang kaum Nabi Nûh Alaihissallam, setan menampakkan syirik sebagai sesuatu yang bagus kepada mereka dan mengajak mereka menuju syirik, sehingga mereka terjerumus ke dalam syirik. 

Allah Azza wa Jalla berfirman: 

كَانَ النَّاسُ أُمَّةً وَاحِدَةً فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ وَأَنْزَلَ مَعَهُمُ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ لِيَحْكُمَ بَيْنَ النَّاسِ فِيمَا اخْتَلَفُوا فِيهِ 
"Manusia itu adalah umat yang satu. (setelah timbul perselisihan), maka Allâh mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi kabar peringatan, dan Allâh menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan." (QS. Al-Baqarah[2]: 213)

Diriwayatkan dari Abdullah bin Abbâs Radhiyallahu anhu, beliau berkata: 

كَانَ بَيْنَ نُوحٍ وَآدَمَ عَشَرَةُ قُرُونٍ، كُلُّهُمْ عَلَى شَرِيعَةٍ مِنَ الْحَقِّ. فَاخْتَلَفُوا، فَبَعَثَ اللَّهُ النَّبِيِّينَ مُبَشِّرِينَ وَمُنْذِرِينَ 
Antara Nabi Nuh dengan Nabi Adam ada sepuluh generasi, mereka semua berada di atas syari’at yang haq, tetapi kemudian mereka berselisih, maka Allâh mengutus para nabi, sebagai pemberi kabar gembira dan pemberi kabar peringatan”. [Riwayat Thabari di dalam tafsirnya, 4/275 dan al-Hâkim dalam al-Mustadrak, 2/546. Lihat Tafsir Ibnu Katsir, 1/569] 

Dan penyebab perselisihan manusia pertama kali di muka bumi adalah kemusyrikan yang dilakukan oleh kaum Nabi Nûh Alaihissallam , disebabkan oleh sikap ghuluw (melewati batas) dalam mengagungkan orang-orang shalih. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman tentang kaum Nabi Nûh Alaihissallam: 

وَقَالُوا لَا تَذَرُنَّ آلِهَتَكُمْ وَلَا تَذَرُنَّ وَدًّا وَلَا سُوَاعًا وَلَا يَغُوثَ وَيَعُوقَ وَنَسْرًا 
Dan mereka berkata: “Jangan sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) ilah-ilah (tuhan-tuhan) kamu dan jangan pula sekali-kali kamu meninggalkan (penyembahan) Wadd, dan jangan pula Suwaa’, Yaghuts, Ya’uq dan Nasr.” (QS. Nûh[71]:23)

Tuhan-tuhan yang disembah oleh kaum Nabi Nuh di atas, asalnya adalah orang-orang shalih yang telah mati. Sebagaimana dijelaskan oleh Ibnu Abbâs Radhiyallahu anhu:
 
عَنْ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا صَارَتْ الْأَوْثَانُ الَّتِي كَانَتْ فِي قَوْمِ نُوحٍ فِي الْعَرَبِ بَعْدُ أَمَّا وَدٌّ كَانَتْ لِكَلْبٍ بِدَوْمَةِ الْجَنْدَلِ وَأَمَّا سُوَاعٌ كَانَتْ لِهُذَيْلٍ وَأَمَّا يَغُوثُ فَكَانَتْ لِمُرَادٍ ثُمَّ لِبَنِي غُطَيْفٍ بِالْجَوْفِ عِنْدَ سَبَإٍ وَأَمَّا يَعُوقُ فَكَانَتْ لِهَمْدَانَ وَأَمَّا نَسْرٌ فَكَانَتْ لِحِمْيَرَ لِآلِ ذِي الْكَلَاعِ أَسْمَاءُ رِجَالٍ صَالِحِينَ مِنْ قَوْمِ نُوحٍ فَلَمَّا هَلَكُوا أَوْحَى الشَّيْطَانُ إِلَى قَوْمِهِمْ أَنْ انْصِبُوا إِلَى مَجَالِسِهِمْ الَّتِي كَانُوا يَجْلِسُونَ أَنْصَابًا وَسَمُّوهَا بِأَسْمَائِهِمْ فَفَعَلُوا فَلَمْ تُعْبَدْ حَتَّى إِذَا هَلَكَ أُولَئِكَ وَتَنَسَّخَ الْعِلْمُ عُبِدَتْ 
Dari Ibnu Abbas, dia berkata: “Patung-patung yang dahulu ada pada kaum Nabi Nûh setelah itu berada pada bangsa Arab. Adapun Wadd berada pada suku Kalb di Daumatul Jandal. Suwâ’ berada pada suku Hudzail. Yaghûts berada pada suku Murâd, lalu pada suku Bani Ghuthaif di al-Jauf dekat Saba’. Ya’uq berada pada suku Hamdan. Dan Nasr berada pada suku Himyar pada keluarga Dzil Kila’. Itu semua nama-nama orang-orang shalih dari kaum (sebelum-pen) Nuh. Ketika mereka mati, syaithan membisikkan kepada kaum mereka: “Buatlah patung yang ditegakkan pada majlis-majlis mereka, yang mereka dahulu biasa duduk. Dan namakanlah dengan nama-nama mereka!”. Lalu mereka melakukan. Patung-patung itu tidak disembah. Sehingga ketika mereka (generasi pembuat patung) mati, ilmu (agama) telah hilang, patung-patung itu tidak disembah.” [HR. Al-Bukhâri, no. 4920] 

Syaikh Abdurrahman bin Hasan Alu Syaikh berkata, “Ini memberikan faidah berhati-hati dari ghuluw dan sarana-sarana kemusyrikan, walaupun niatnya baik. Karena sesungguhnya syaithan memasukkan mereka (orang-orang di zaman Nabi Nuh–pen) dari pintu ghuluw (melampaui batas) terhadap orang-orang shalih dan berlebihan di dalam mencintai mereka. Sebagaimana telah terjadi semisal itu di dalam umat ini. Syaithan menampakkan kepada mereka berbagai bid’ah dan ghuluw dengan bentuk mengagungkan orang-orang sholih dan mencintai mereka. Sehingga akhirnya syaithan menjerumuskan mereka di dalam perkara yang lebih besar dari itu, yaitu menyembah orang-orang shalih itu dari selain Allâh Azza wa Jalla ”. [Fathul Majîd, hlm: 197, penerbit: Dar Ibni Hazm] 

MACAM-MACAM TAUHID 
Allâh Azza wa Jalla telah menyebutkan macam-macam tauhid di dalam banyak ayat di dalam kitab-Nya. Di antaranya adalah firman Allâh Azza wa Jalla di permulaan surat al-Fâtihah: 

الْحَمْدُ لِلَّهِ رَبِّ الْعَالَمِينَ 
Segala puji bagi Allâh, Rabb semesta alam. (QS. Al-Fâtihah[1]: 2)
Lafazh Allah menetapkan adanya tauhid uluhiyah. Lafazh ‘Rabb semesta alam’ menetapkan adanya tauhid rububiyah. Juga firman Allâh Azza wa Jalla dalam surat ini: 

الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ 
Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. (QS. Al-Fâtihah[1]: 3) 
menetapkan adanya tauhid asma’ dan sifat. Juga firman Allâh Azza wa Jalla dalam surat yang sama: 

مَالِكِ يَوْمِ الدِّينِ 
Yang menguasai di Hari Pembalasan. (QS. Al-Fâtihah[1]: 4) 
menetapkan adanya tauhid rububiyah. Dan firman Allâh: 

إِيَّاكَ نَعْبُدُ وَإِيَّاكَ نَسْتَعِينُ 
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta pertolongan. (QS. Al-Fâtihah[1]: 5) 
menetapkan adanya tauhid uluhiyah. 

PEMBAGIAN JENIS TAUHID 
Ayat-ayat yang yang menjelaskan macam-macam tauhid banyak sekali dan gamblang menjelaskan macam-macam tauhid ini. 

Oleh karena itu para Ulama dari kalangan Salaf umat ini dan semua madzhab empat, Hanafiyah, Mâlikiyah, Syâfi’iyah, Hanabilah, mereka semua menjelaskan tiga macam tauhid. 
Tiga macam tauhid ini adalah: 
  1. Tauhid Rubûbiyah. 
  2. Tauhid Ulûhiyah (Ibadah). 
  3. Tauhid Asmâ dan Sifat. 
Sebagian Ulama menyebutkan tiga macam tauhid ini sekaligus, sebagian yang lain menyebutkan sebagian macam tauhid pada waktu pembicaraan tentang permasalahan-permasalahannya, sementara sebagian Ulama menjadikan macam tauhid menjadi dua jenis: 
  • Tauhid fil ma’rifah wal itsbât (tauhid berkaitan dengan pengetahuan dan penetapan), ini mencakup Tauhid Rubûbiyah dan tauhid asmâ’ dan sifat-sifat Allâh). 
  • Tauhid fit thalab wal qashd, ini adalah tauhid ulûhiyah 
 
Kedua pembagian itu benar, diambil dari nash-nash Al-Qur’an dan As-Sunnah. [Lihat: Madârijus Sâlikîn, 3/484, karya imam Ibnul Qayyim al-Hanbali; Syarah ath-Thahâwiyah, hlm. 24, karya imam Ibnu Abil ‘Izzi Al-Hanafi; dan Syarah Fiqih Akbar karya imam Mula Ali al-Qari al-Hanafi] 

__________ 
Footnote 
[1] Disadur oleh Abu Isma’il Muslim al-Atsari dari kitab Tashîl al-‘Aqîdah al-Islâmiyyah, hlm. 35-37, penerbit: Darul ‘Ushaimi lin nasyr wa tauzi’, karya Prof. Dr. Abdullah bin Abdul ‘Aziz bin Hammaadah al-Jibrin dan beberapa rujkan yang lain.  [Sumber: Al-manhajj]


Pengantar Teologi Islam
  • Pengantar Teologi Islam
    PENGERTIAN TEOLOGI ISLAMIstilah Teologi berasal dari akar kata dua istilah bahasa Yunani "Theos" dan "Logos". Theos berarti tuhan atau ilah dan Logos berarti perkataan, firman atau wacana. Jadi makna teologi adalah wacana (ilmiah) mengenai Tuhan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia...
  • Teologi Islam Dan Etos Keilmuan
    Sepanjang beberapa abad umat manusia telah menyaksikan pasang surut peradaban. Sejarah menunjukkan tidak ada satu pun dari peradaban yang mencapai kejayaan itu bertahan hingga kini. Semua peradaban tersebut mengalami kejatuhan pasca kejayaannya. Tampaknya Heraclitos - Filosof Yunani...
  • Mengenal Tauhid
    • Makna Kalimat "La Illaha Ilallah"
      Segala puji hanya bagi Allah subhanahu wata'ala, shalawat dan salam semoga tetap tercurahkan kepada baginda Rasulullah salallahu'alaihi wa salam, dan aku bersaksi bahwa tiada tuhan yang berhak disembah dengan sebenarnya selain ALLAH yang Maha Esa dan tiada sekutu bagi-Nya dan aku...
    • Makna, Hakekat, Dan Kedudukan Tauhid
      Segala puja dan puji hanyalah milik Allah Azza wa Jalla Semata. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan kita, baginda Rasulullah Shalallahu 'Alaihi Wassalam beserta ahlul baitnya, para shahabatnya, Khulafaur Rasidin, para Tabi’in, Tabi’ut Tabi’in serta para...
    • Al-Tauhid
      Kesempurnaan makrifat tentang Allah adalah dengan 'tashdiiq' [membenarkan] eksistensi-Nya. Sedangkan kesempurnaan tashdiq terhadap-Nya adalah dengan tauhid kepada-Nya. Dan kesempurnaan tauhid kepada-Nya adalah dengan ikhlas kepada-Nya. Barangsiapa yang melekatkan suatu sifat...
    • Macam Macam Tauhid
      Segala puji hanyalah milik Allah semata.Setiap kita selalu memuji-Nya, memohon pertolongan-Nya, dan memohon ampunan-Nya. Siapapun yang mendapatkan hidayah dari Allah, niscaya tidak ada yang mampu membuatnya tersesat. Sebaliknya, siapapun yang disesatkan Allah, tak akan ada makhluk yang...
    • Akibat Dari Ketidaktahuan Tentang Tauhid
      Tauhid menurut ulama Ahli Sunnah wal Jama'ah dapat dibagi menjadi tiga bagian. Sebagaimana hal ini dikemukakan oleh Imam Ibnu Abi al-'Izz ra, "Sesungguhnya tauhid itu mencakup tiga bagian, yaitu: Tauhid yang menjelaskan sifat-sifat Allah (Asma' wa Sifat)  Tauhid rububiyyah,...
    • Mengenal Allah
      • Allah menciptakan Adam seperti bentuk-Nya?
        Allah SWT Menciptakan Adam Seperti Bentuk-Nya? Hadits ini menjadi salah satu perbincangan yang sangat serius di kalangan ahli hadits, ahli makna, dan ahli tafsir. Banya ahli hadits yang menilainya shahih dengan memberikan ta’wil mulai dari yang sewajarnya sampai pada tingkat yang...
      • Nama Allah Dalam Sejarah Kekristenan
        Etimologi dari kata Allāh telah dibahas secara luas oleh para filolog Arab klasik. Ahli tata bahasa dari aliran Basra menganggapnya sebagai salah satu yang dibentuk secara spontan (murtajal) atau sebagai bentuk lāh (dari akar kata bahasa "lyh" dengan makna luhur atau...
      • Arti Subhanahu Wa Taala
        Assalamu ‘alaykum,Pernahkah kamu mendengar kata “Subahanahu wa Ta’ala”?Biasanya, kalimat itu sering digandengkan dengan nama Allah, sehingga menjadi Allah Subhanahu wa Ta’ala.Terkadang, ada juga yang menyingkatnya menjadi SWT (Catatan penting: tentang hukum menyingkat SWT, silakan lihat...
      • Allah Mengutus Seorang Nabi Untuk Setiap Umat
        Ini bacaan khusus bagi mereka yang mau menggunakan akalnya secara paripurna saja.Allah Maha Adil, dan ini adalah dalil absolut! Maka Allah tidak akan mendzalimi sekelompok hamba-Nya demi kelompok hambanya yang lain. Allah bukan hanya Tuhan bagi bani Israel dan Arab saja, bukan pula Tuhan...
      • Yang Wajib Dan Yang Mustahil Bagi Allah
        Sifat utama Allah ada 3, yaitu: Sifat wajib, Sifat mustahil dan Sifat jaiz. I. SIFAT WAJIB BAGI ALLAHSifat wajib adalah sifat yang harus ada pada Dzat Allah swt. sebagai kesempurnaan bagi-Nya. Sifat-sifat wajib Allah tidak dapat diserupakan dengan sifat-sifat makhluk-Nya...
      • Arti Echad Dalam Alkitab Dan Al-Quran
        ECHAD DALAM ALKITAB = ACHAD DALAM AL-QURANPadanan kata yang sama untuk אחד (echad) di dalam Alkitab adalah  kata احد (achad) dalam Al-Quranul Karim. Kedua kata ini sama-sama bermakna SATU, atau lebih spesifik lagi, SENDIRI.Bukti tentang ini dapat dengan mudah kita...
      • RESIKO MEYAKINI KEPERCAYAAN YANG SALAH!
        Saudara, Anggaplah  kita mempercayai agama bernama "HORU" yang mengajarkan bahwa setelah mati semua orang bakal naik ke planet "ZYRUS".Ternyata yang benar adalah ajaran MUHAMMAD yaitu bahwa setelah mati, manusia akan dibangkitkan lagi menjadi dua golonganYang TAAT kepada ALLAH...
      • Al-Quran, Tentang Cara Allah Menyebut Diri-NYA
        Persoalan sangat simpel tapi (seolah-olah) tidak pernah dapat dimengerti oleh kristen abangan penghujat Islam dalam Al-Quran adalah “dhamir”, atau kata ganti.Al-Quran adalah firman Allah. Sedangkan isi dan kandungan Al-Quran adalah wa’ad, wa’id, kisah, pengajaran, amaran (peringatan),...
      • Al-Quran, Tentang Bagaimana Allah Memelihara Firman-Nya
        ALLAH MEMELIHARA FIRMAN-NYAإنا نحن نزلنا الذكر وإنا له لحافظون الحجر“Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya.” (QS. Al-Hijr:9)TAHLIL LAFADZنحن:  Ada dua tafsiran yaitu Allah saja dan yang kedua Allah beserta para...
      • Kesalahan Memahami Makna YHWH
        Para pendeta dan pastor mengatakan bahwa MUSA menyembah YHWH, bukan ALLAH. Demikian mereka mengajarkan kepad jemaatnya.Maka inilah "tinjauan ulang" atas ajaran mereka.Susunan huruf tetragrammaton YHWH tidak satu manusia ibranipun yang berani mengeja YHWH menjadi Yahweh ~ Yehovah ~ ...
      • Penolakan Tegas Islam Terhadap Syirik Dan Musyrik
        Ayat-ayat Al-Qur'an berikut ini adalah ayat-ayat yang menunjukkan penolakan aqidah Islam terhadap segala bentuk pengakuan, atau pemaksaan pengakuan, bahwa ada objek atau sosok sesembahan selain Allah, termasuk di dalamnya ajaran yang mempertuhankan Yesus.[QS. Al-An’aam(6):19] Katakanlah:...
      • Al-Quran, Tentang Pembuktian Eksistensi Allah
        Seringkali kita menemukan kristen yang begitu naif menganggap bahwa tuhan itu HARUS dapat dilihat seperti contohnya, Yesus. Sosok anak manusia ini mereka jadikan tuhan karena mereka tidak mau menerima ajaran dari kitabnya sendiri bahwa selama manusia masih hidup di dunia, Allah,...
      • Allah adalah Tuhan Yang Maha Menipu?
        Rauf Al-Jihadi, pembaca Suara-Islam dari Pamekasan, Madura, melaporkan kasus peredaran buku pelecehan terhadap Islam yang didapatnya dari pihak Kristen. Sambil melampirkan copy buku “Yang Haq dan Yang Batil” yang dia maksud, Rauf berharap pengasuh rubrik Kristologi membahas itu.Uniknya,...
      • Al-Quran, Tentang Kata "Kami" Di Dalam Firman Allah
        Seringkali umat kufar coba "menggoyang dombret" iman umat Islam dengan pertanyaan BASI ini: Mengapa Qur'an menggunakan kata "KAMI" untuk ALLAH? Bukankah arti kami itu lebih dari satu, bahkan banyak? Ini sama saja artinya dengan Al-Quran mengkui bahwa sebenarnya Allah itu memang lebih...
      • Benarkah Umat Islam Menyembah Dewa Bulan?
        Tradisi Kristen yang telah kita kenal rupanya ingin diimbaskan kepada ajaran Islam dengan mengembalikan ajaran Islam pada paganisme Arab dan menghilangkan fakta sejarah bahwa paganisme Arab tersebut adalah paham yang diperangi habis-habisan oleh Rasulullah dan...
      • Al-Quran, Tentang Kenapa Allah Bersumpah Atas Nama Makhluknya?
        Kata ‘sumpah’ berasal dari kata Arab ‘qasam’ yang akar katanya disusun oleh huruf ‘qaf-sin-mim’, kata ini menurunkan beberapa pengertian: to divide, dispose, separate, apportion, distribute, dst. [Lihat lebih detil di sini].Kata ‘qasam’ diartikan ‘bersumpah’ misalnya terdapat pada ayat...
      • Kalian Bertanya Tentang Dzat Allah?
        TERNYATA tidak sedikit umat Kristen yang tidak, atau belum memahami KONSEP KETUHANAN DALAM ISLAM masih "terperangkap" dalam ruang berfikir sempit yang mengira bahwa Allah (atau eksistensi-Nya) yang sering "digambarkan" oleh umat Muslim dengan sebutan "DZAT" adalah sama dengan berbagai...
      • Allah Kita Maha Ghaib, Nak!
        Allah ‘Azza wa Jalla, adalah Dzat Yang MAHA GHAIB, Dialah Pencipta para MAKHLUK GHAIB yang tidak dapat dilihat oleh mata kepala manusia, kecuali dengan seizin-Nya, namun kita mengenal mereka sebagai MALAIKAT, IBLIS, SYETAN, JIN dan lain sebagainya.DIA juga yang menciptakan ALAM-ALAM GHAIB...
      • Ingin Melihat Wujud Allah?
        Kita berangkat dari cara berpikir umat Kristen apabila ditanya tentang eksistensi Tuhan yang dapat menjelma menjadi manusia dengan jawaban: ”Terserah Tuhan dong, Dia kan Maha Kuasa, mau menjelma jadi manusia, kek, mau jadi trinitas, kek, atau jadi apa pun, tentu saja Dia dapat ...
      • Cobalah Bayangkan Eksistensi Allah
        BERITA LAMA - Sekitar 5 tahun lalu, sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman, melakukan observasi dan penelitian terhadap alam semesta untuk memastikan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini. Kita tahu bahwa yang umumnya...
      • Makrifatullah, Puncak Aqidah Islam
        KARAKTERISTIK AQIDAH ISLAMAqidah Islam adalah Aqidah Rabbaniy (berasal dari Allah) yang bersih dari pengaruh penyimpangan dan subyektifitas manusia. Aqidah Islam memiliki karakteristik berikut ini:Al Wudhuh wa al Basathah (jelas dan ringan) tidak ada kerancuan di dalamnya seperti yang...
      • Asma'ul Husna
        Asmaul HusnaKETERANGAN1. AR-RAHMANALLAH AR-RAHMAN. Maha Pengasih. Maha Pemurah. Maha Belas Kasihan. DIA menaburkan kasih kepada semua makhluk di dunia ini walaupun manusia tidak menyembahNya, tidak mengucapkan terima kasih kepadaNya atau tidak meminta kepadaNya. Rahmat Allah meliputi...
      • Cobalah Bayangkan Eksistensi Malaikat Ini Dan Penciptanya
        BERITA LAMA - Sekitar 5 tahun lalu, sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Prof. Frank Steiner dari Universitas Ulm, Jerman, melakukan observasi dan penelitian terhadap alam semesta untuk memastikan bentuk sebenarnya dari alam semesta raya ini. Kita tahu bahwa yang umumnya...


Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment