Kita mulai dari Mesir....
Mesir terkenal dengan kebudayaan dan peninggalan yang mengagumkan. Tuhan ibu yang pernah disembah oleh orang mesisr adalah Isis yang mempunyai seorang anak bernama Horus. Karena Horus juga disembah sebagai Tuhan, maka otomatis Isis menyandang gelar sebagi Ibu Tuhan.
Isis, Dewi kesuburan mesir dilukiskan sebagai seorang ibu yang berdiri di atas bulan sabit dan bintang-bintang yang mengelilingi kepalanya. Gambar ini kemudian diadopsi oleh seluruh gereja di eropa yang menggambarkan bunda Maria dalam pose seperti itu. Dalam perluasan wilayah kristen selanjutnya, patung-patung Isis dan Horus yang tersebar di mana-mana, oleh gereja kemudian dirobah namanya menjadi Maria dan Yesus.
Bunda Maria makin lama makin menduduki posisi yang penting. Penyembahan kepadanya menjadi tidak kalah penting dengan penyembahan terhadap Yesus.
Di antara pengikut Kristen, yang menyatakan bahwa Bunda Maria adalah Tuhan adalah Collyridianisme, Mariamites, Ebionit, dll. (lihat di sini, di sini, di sini dan di sini).
Di antara pengikut Kristen, yang menyatakan bahwa Bunda Maria adalah Tuhan adalah Collyridianisme, Mariamites, Ebionit, dll. (lihat di sini, di sini, di sini dan di sini).
Pada tahun 431M tokoh-tokoh gereja sedunia bertemu di Konsili Efesus dan mensahkan Bunda Maria sebagai Ibu Tuhan.
Simak pengakuan Tony Lane, dalam bukunya CHRISTIAN THOUGT, 1984 Halaman 46:
Berdasarkan pengertian tentang kesatuan yang tidak meragukan ini, kita menyatakan perawan yang suci (Maria) sebagai ibu tuhan, karena Tuhan Firman berinkarnasi dan menjadi manusia dan dari kelahirannya sendiri, tubuh kasar yang diwarisi dari maria bersatu dengannya.
Ketika kristen menuhankan Maria, Allah berfirman:
"Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia jadikanlah aku dan ibuku dua tuhan selain Allah?" (QS Al Maidah: 116)
Dengan demikian, kristen pada konsili efesus tahun 431 M baru merumuskan Tuhan Bapa - Tuhan Ibu - Tuhan Anak (Yesus). Roh Kudus belum dimasukkan dalam oknum Trinitas.
Pada Konsili Konstatinopel Tahun 722 M, gereja melengserkan Bunda Maria dalam sisten trinitas, kemudian diganti oleh figur Roh Kudus.
Sebelum roh kudus menjadi oknum trinitas, Allah sudah lebih dulu berfirman:
"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, `Isa putera Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "(Tuhan itu) tiga", berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara." (QS. An Nisa: 171).
Wallahu A'lam bisyawwab.
Semoga bermanfaat.
[Kiriman Mas Yudo Dwi Hadiyanto]
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment