Bukan Rahasia, Yesus Menikah!


28 January 2012 at 04:07

Yesus adalah seorang keturunan Yahudi yang taat, dan bagi seorang pria Yahudi, menikah adalah suatu kewajiban. Sedangkan pernikahan pada masa itu umumnya terjadi pada usia 20 tahun atau bahkan kurang. Perhatikanlah usia Maria, ibunda Yesus, yang baru berusia sekitar 12 tahun saat dinikahi oleh Yusuf yang usianya diperkirakan sudah hampir mencapai 90 tahun. Bila menuruti "ukuran" normatif masyarakat modern sekarang ini, bisa saja Yusuf, ayah asuh yang dihormati oleh Yesus sendiri itu dituduh sebagai pelaku pedophilia!

Tentang dugaan pernikahaan Yesus, umat Kristen yang tidak cerdas dan fanatik pasti akan segera berkeras tengkuk mengatakan,"Jika Yesus menikah, pasti diceritakan di bibel, tapi buktinya, tidak ada!" Sementara kita semua tahu bahwa tidak semua hal tentang Yesus diceritakan dengan terang benderang di dalam bibel. Bagian penting ini sepertinya memang sengaja "dihilangkan" agar tidak menjadi sandungan yang dapat menggoyahkan keimanan umat Kristen. Contohnya, perhatikanlah bahwa tidak ada sama sekali riwayat tentang Yesus saat ia berusia antara 12 s/d 30 tahun di dalam Bibel, bukan?

Kisah kehidupan Yesus dalam Bibel sangat terbatas seputar peristiwa kelahiran, kisah pembabtisan dll, tapi hampir tidak ada kelanjutannya. Padahal kita semua tahu bahwa usia 12 s/d 30 tahun adalah usia yang sangat penting di dalam kehidupan setiap manusia.

Lalu, apakah bukti-bukti bahwa Yesus pernah menikah?

Perhatikan yang berikut ini.
1. Yesus pernah berkata, "Setiap orang di dunia ini kawin dan dikawinkan." Demikian pula tentunya dengan Yesus sendiri sebagai pribadi yang katanya juga 100% manusia. Jika tidak, tentu ia akan menambahkan sabdanya dengan kata-kata, "kecuali aku!" Tetapi kata-kata tambahan itu nyatanya tidak pernah ditemui di dalam Bibel.

2. Jika Yesus memang menikah, pertanyaannya, tentu saja, dengan siapa? Bagi seorang suami yang mengalami cobaan sangat berat semisal baru dibebaskan dari penjara, apalagi konon katanya, mengalami kematian pula, maka ketika pulang tentu yang pertama kali dicarinya adalah kekasih, istri, anak, atau keluarganya sendiri. Bukan orang lain. Begitu pula dengan Yesus. Ketika bangkit dari kubur, ia langsung menemui Maria Magdalena! Bukan Yohanes atau orang lain, termasuk ibundanya sendiri. Jika Yesus belum menikah, tentu saja akan sangat aneh bila ia tidak langsung menemui ibundanya.

3. Maria Magdalena dipanggil dengan sebutan "Ibu" oleh Malaikat. Tidakkah terlintas sedikitpun di benak kita sebuah pertanyaan kenapa Malaikat memanggilnya ibu? Jawabnya, karena dia dihormati sebagai wanita yang dikenal sangat dekat dengan Yesus. Bahkan masih tersimpan teka-teki tentang Yesus yang berkata kepada muridnya, "Inilah Ibumu!"

Bagi yang menolak anggapan ini, dipersilahkan untuk menyangkalnya dengan memberikan:

  1. Bukti ayat-ayat Bibel yang menyatakan Yesus tidak menikah.
  2. Argumen sehat kenapa ketika bangkit dari kubur Yesus lebih dulu menemui Maria Magdalena, bukan Yohanes, atau ibundanya sendiri.
  3. Jawaban kenapa Maria Magdalena di panggil "Ibu" oleh Malaikat - yang kedekatannya dengan Yesus bahkan digambarkan di salah satu dinding gereja sebagai wanita hamil yang "dilindungi" oleh Yesus (perhatikan cermin kemesraan antara keduanya pada gambar mozaik di atas).

[Dari Open Dialog Ocoy - di INDO FORUM]
Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment