Published on facebook May 2, 2012 at 5:37 PM
[Yohanes 8:58] Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”
Pengikut Paulus menggunakan ayat ini untuk menunjukkan pre-eksistensi Yesus. Dan ketika Yesus berkata ‘ego eimi’ (Aku ini, akulah dia, I am, I am he), para pengikut paulus yakin bahwa Yesus adalah Tuhan.
Sebenarnya banyak gaya bahasa Israel yang harus kita fahami sebelum kita bisa memahami alkitab dengan baik. Salah satunya adalah kata ini yang dalam bahasa Yunaninya; ego eimi
Dengan berkata menggunakan ungkapan ‘ego eimi’ tidak membuat seseorang menjadi Tuhan!
Banyak orang menggunakan ungkapan seperti itu dalam kebudayaan Yahudi atau Bani Israel. Ada lebih dari seratus ayat dalam Alkitab yang memuat ungkapan seperti ini, antara lain 2Samuel 7:18; 2Tawarih. 2:6; Mazmur 88:14, 119:125; Yeremia 26: 14; Galatia. 5:11; Efesus 3:1; Kolose 1:23.
[Efesus 3:1] Itulah sebabnya aku ini, Paulus, orang yang dipenjarakan karena Kristus Yesus untuk kamu orang-orang yang tidak mengenal Allah.
Begitulah gaya bahasa orang Israel, dan Allah pun menggunakan gaya bahasa ini dalam firman-Nya kepada bangsa Israel!
Gaya bahasa seperti ini juga digunakan oleh bangsa Arab. Bahkan Allah menggunakan gaya bahasa ini di dalam Al-Qur`an ketika menceritakan dialog suci antara Allah dengan Musa.
Sesungguhnya Aku ini, Akulah Allah, tidak ada Ilah yang benar selain Aku, maka sembahlah Aku dan dirikanlah salat untuk mengingat Aku. (QS. Thaha:14)
Dan ingatlah ketika Ibrahim berkata kepada bapaknya dan kaumnya: “Sesungguhnya aku ini tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu sembah. (QS. Az-Zukhruf: 26)
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal yang saleh dan berkata: “Sesungguhnya aku ini termasuk orang-orang yang berserah diri.” (QS. Fushshilat: 33)
Sesungguhnya aku ini, diutus bagimu dari-Nya sebagai pemberi peringatan dan pembawa kabar gembira. (QS. Hud:2)
Katakanlah: “Sesungguhnya aku ini telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, (yaitu) agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik”. (QS. Al-An’am: 161)
Adapun perkataan bahwa sebelum Abraham lahir, Yesus telah ada, ini tidak bisa dijadikan dalil pre-eksistensi Yesus. Sebab pada faktanya Yesus, secara fisik, baru lahir setelah Abraham wafat. Dan Yesus berbicara seperti ini ketika ia berumur tigapuluhan tahun (Yohanes 8:57), sedangkan Abraham telah wafat jauh sebelum dia lahir.
Maka dalam konteks ayat ini, jelaslah bahwa eksistensi Yesus adalah dalam Ilmu Allah!
Ia menjelaskan bahwa dirinya telah ada dalam rencana Tuhan, bukan eksis secara harfiah. Jika kita lihat ayat 56, maka kita akan faham bahwa Yesus ‘telah ada’ dalam rencana Tuhan!
[Yohanes 8:56] Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita.
Bagaimana Abraham telah melihat hari ketika Yesus menyampaikan firman Tuhan dan membimbing Israel ke jalan lurus, sedangkan pada saat itu Yesus belum lahir untuk menyampaikan firman Tuhan?
Abraham melihatnya dalam ‘penampakan’, dalam ilmu Allah, atau yang agak akrab di telinga umat kristen, dalam "nubuatan".
Tuhan telah ‘memperlihatkan’, atau sekedar memberi kabar tentang peristiwa itu kepada Abraham, sehingga jika saja Abraham menyampaikan 'penampakannya' itu kepada orang lain, maka cerita itu akan disebut sebagai nubuat.
Supaya lebih jelas, perhatikan ini:
Supaya lebih jelas, perhatikan ini:
Adalah umum ketika seseorang membaca Injil, misalnya, kemudian berkata, “Saya melihat dalam paragrap ini bahwa Yesus menjalankan tugasnya sebagai utusan Tuhan.”
Apakah ini sama artinya dengan pada saat berkata demikian dia melihat Yesus dengan mata-kepalanya sendiri? Tentu saja tidak!
[Ibrani 11:7,10] “Karena iman, maka Nuh –dengan petunjuk Allah tentang sesuatu yang belum kelihatan– dengan taat mempersiapkan bahtera untuk menyelamatkan keluarganya; …Sebab ia (Abraham) menanti-nantikan kota yang mempunyai dasar, yang direncanakan dan dibangun oleh Allah.”
Dengan apa Nuh dan Abraham melihat sesuatu yang ada di masa yang akan datang? Jawabnya, dengan iman!
Dan Yesus adalah rencana Allah untuk menyelamatkan Israel. Tentu saja Abraham gembira ketika ‘melihat’ hal ini.
[Yeremia 1:4-5] TUHAN berkata kepadaku: “Sebelum Aku membentuk engkau dalam rahim ibumu, Aku telah mengenal engkau, dan sebelum engkau keluar dari kandungan, Aku telah menguduskan engkau, Aku telah menetapkan engkau menjadi nabi bagi bangsa-bangsa.”
Apakah Yeremia sudah eksis sejak jaman dahulu kala?
YA, sudah! Tetapi dalam rencana Allah, bukan sebagai manusia yang kemudian dilahirkan ke dunia .
[Amsal 8:22-23] TUHAN telah menciptakan aku sebagai permulaan pekerjaan-Nya, sebagai perbuatan-Nya yang pertama-tama dahulu kala. Sudah pada zaman purbakala aku dibentuk, pada mula pertama, sebelum bumi ada.
Salomo (Sulaiman) bin Daud dibentuk pada zaman purbakala, bahkan dikatakan bahwa TUHAN telah menciptakannya. Akan tetapi, sekali lagi, di dalam rencana TUHAN!
[Ayub 38:4,21] Di manakah engkau, ketika Aku meletakkan dasar bumi? Ceritakanlah, kalau engkau mempunyai pengertian! … Tentu engkau mengenalnya, karena ketika itu engkau telah lahir, dan jumlah hari-harimu telah banyak!
Apakah Ayub telah eksis sebelum bumi diciptakan?
Ya, sudah! Ayub memang sudah eksis, tapi dalam rencana TUHAN!
Dengan demikian adalah sangat keliru bila menjadikan ayat-ayat seperti di atas sebagai dalil pre-eksistensi Yesus yang berkata:
[Yohanes 8:58] Kata Yesus kepada mereka: “Aku berkata kepadamu, sesungguhnya sebelum Abraham jadi, Aku telah ada.”
Yesus bukanlah Al-Awwal. Yesus bukan Al-Qadim (Yang Terdahulu).
Yesus termasuk salahsatu MAKHLUK CIPTAAN TUHAN sesuai dengan rencana TUHAN sendiri jutaan, bahkan miliaran tahun sebelum dia dilahirkan!
[Disalin ulang dari note bang Muhammad Aulia Rahman]
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment