Salahsatu kebiasaan para Bapa Gereja Trinitarian adalah merekayasa nubuat-nubuat tentang Yesus berdasar cerita-cerita yang tertulis dalam kitab Perjanjian Lama.
INI PEKERJAAN MUDAH, sebab menurut sejarahnya sendiri, injil-injil kanon baru mulai ditulis hampir 50 tahun setelah ketiadaan Yesus!
Jadi, mau tulis apapun tentang Yesus tentu sah-sah saja sebab hampir sudah tidak ada lagi saksi mata yang akan memberatkan!
Lagipula, siapa yang berani melawan otoritas gereja pada jaman itu? Pengen diakuisisi dengan cara digantung jungkir balik?
Sebagai contoh, lihat saja nubuat tentang tangisan Rahel, namun mereka kurang teliti dalam mengarang cerita bohong. Sebab jika kita perhatikan seluruh ayat-ayat yang diklaim, justru pada akirnya meruntuhkan klaim nubuat itu sendiri.
Contoh lainnya adalah, dan ini sungguh "terlalu" ngarangnya, yaitu cerita yang diklaim sebagai nubuat untuk penyaliban Yesus, yaitu Yesaya 52-53.
Mari kita perhatikan klaim mereka bahwa Yesaya 52:13-15 dan Yesaya 53:1-12 adalah nubuat tentang penyaliban Yesus.
Tragisnya, seperti pepatah lama yang mengatakan. sepintar-pintar tupai melompat, suatu saat pasti akan jatuh juga, maka sepintar-pintarnya mereka mengarang cerita inipun terbukti akhirnya "jatuh juga!"
Demikian nasib nubuat-nubuat tentang penyaliban Yesus yang di belakang hari terbukti hanya karangan para editor alkitab berdasarkan "ayat-ayat ajaib" dalam kitab Perjanjian Lama dan dari hasil mengamati gencarnya umat Yahudi mempermasalahkan siapa sebenarnya yang dinubuatkan itu sebelum kedatangan Yesus.
Injil-inji kanonik bukan kitab yang ditulis oleh satu tangan, hal itu diakui oleh salahseorang mantan pendeta kondang yang akhirnya memilih menjadi atheis, Peter de Rosa.
Karenanya nubautan-nubuatan itu pun dikarang secara acak dan silang tindih oleh para kroni Paulus mengikuti keinginan gereja setelah mempelajari kitab Perjanjaian Lama tentang isu-isu hebat terkait nubuatan di lingkungan budaya dan agama umat Yahudi.
Berikut adalah bantahan dan argumen kuat dari bibel sendiri bahwa Yesaya 52-53 bukan bercerita tentang penyaliban Yesus!
Untuk itu, mari kita lihat konteks klaim ini dengan ayat-ayat yang konon katanya terkait dengan peristiwa penyaliban Yesus tsb.
ARGUMEN PERTAMA
Perhatikan dengan teliti Yesaya 52-53 ini,
Yesaya 52:14
TB (1974) ©
SABDAweb Yes 52:14
"Seperti banyak orang akan tertegun melihat dia–begitu buruk rupanya, bukan seperti manusia lagi, dan tampaknya bukan seperti anak manusia lagi–"
Apakah Yesus seorang yang buruk rupa atau tu(h)an yang buruk rupa? Ia bukan seperti anak manusia lagi saking buruknya.
Jika umat kristen berkeras bahwa Yesaya 52-53 adalah nubuat tentang penyaliban Yesus, maka mereka harus menerima penghinaan terhadap Yesus sebagai manusia yang sangat buruk rupa, bahkan saking buruknya rupa Yesus disebutkan pula bukan seperti manusia lagi. Padahal selama berabad-abad ini kita melihat sendiri gambaran sosok Yesus selalu ditampilkan sebagai seorang "pria bule" yang sangat rupawan.
Umat kristen berapologi, buruk rupa Yesus yang dimaksud di sana adalah ketika ia sedang berada di tiang salib akibat babak belur dipukuli oleh serdadu Romawi. Tapi tokh apologi itu tetap mentah!
Seburuk-buruknya manusia, sekalipun babak belur, ia masih terlihat seperti manusia. Tapi bibel menyebutkan bahwa sosok yang dimaksud dalam Yesaya 52 ini sudah bukan sepert manusia lagi. Jadi apologi ini tidak "matching" bukan?
Jika memang klaim itu benar, mengapa penggambaran Yesus di tiang salib -- lihat lagi berbagai karya seni lukis maupun seni pahat yang menggambarkan sosok Yesus -- pada umumnya tidak melukiskan makhluk bergenre manusia yang babak belur, hancur-hancuran, benjut di sana-sini, tapi masih berwujud pria tampan yang tersalib! Apakah gambaran ini konsekuen dengan apa yang disebut dalam Yesaya 52?
Jawabannya "TIDAK!"
Jawabannya "TIDAK!"
ARGUMEN KEDUA
Simak Yesaya 53:2 berikut,
Yesaya 53:2
TB (1974) ©
SABDAweb Yes 53:2
"Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering .... "
Benarkah Yesus tumbuh di hadapan Tuhan? Apakah mungkin Tuhan ditumbuhkan atau tumbuh di hadapan Tuhan? Sesuatu yang tumbuh di hadapan Tuhan, pastilah bukan tuhan, tapi makhluk!
Makin jelas kepada kita bahwa Yesaya 53:2 justru meruntuhkan klaim ketuhanan Yesus, dan tidak dapat dianggap sebagai cerita tentang Yesus secara utuh.
ARGUMEN KETIGA
Perhatikan selengkapnya Yesaya 53:2,
Yesaya 53:2
TB (1974) ©
SABDAweb Yes 53:2
"Sebagai taruk ia tumbuh di hadapan TUHAN dan sebagai tunas dari tanah kering. Ia tidak tampan dan semaraknyapun tidak ada sehingga kita memandang dia, dan rupapun tidak, sehingga kita menginginkannya."
Apakah Yesus tidak tampan dan tidak semarak hingga para pengikut dan musuh-musuhnya tidak sudi memandang dirinya?
Kata "kita" pada ayat ini bisa diartikan sebagai para pengikut Yesus dan bisa pula sebagai musuh-musuh Yesus. Nah, apakah Yesus tidak tampan dan tidak semarak sehingga orang tidak memandang dia? Ia sangat buruk rupa seperti bukan manusia lagi. Pasti banyak umat kristen yang tidak setuju jika Yesus digambarkan sebagai anak manusia yang tidak tampan tapi sangat buruk rupa sepert makluk bukan manusia. Karenanya, jelas menjadi sangat mengada-ada apabila mereka sendiri tetap mengklaim Yesaya 52-53 bercerita tentang penyaliban Yesus. Jika tetap tegar tengkuk, maka konsukwensi pahitnya ialah harus menerima kenyataan bahwa Yesus, sebagai sesembahan mereka, disifati dengan rupa yang sangat buruk!
Kembali lagi, apakah menurut umat kristen gambaran sosok Yesus bukan sebagai pria tampan?
Jika ia babak belur karena disiksa, apakah hal itu menghilangkan reputasinya sebelum disiksa sebagai seorang yang rupawan?
Baca dan fahami dengan baik gambaran dalam Yesaya 53:2; IA TIDAK TAMPAN!
Jadi, "sosok" ini memang sudah buruk rupa sejak lahir. Sementara orang tampan, sekalipun babak belur, tetap saja tidak menghilangkan reputasinya sebagai orang tampan sebelum ia babak belur!
ARGUMEN KE EMPAT
Mari kita tegaskan lagi,
Yesaya 53:3
TB (1974) ©
SABDAweb Yes 53:3
"Ia dihina dan dihindari orang, seorang yang penuh kesengsaraan dan yang biasa menderita kesakitan; ia sangat dihina, sehingga orang menutup mukanya terhadap dia dan bagi kitapun dia tidak masuk hitungan."
Setelah diketahui sosok dalam Yesaya 52-53 disifati sebagai buruk rupa hingga tampak bukan seperti anak manusia lagi (Yesaya 52:14), tidak tampan dan tidak semarak hingga tidak dipandang, rupanya sangat buruk hingga tidak diinginkan (Yesaya 53:2), dihina dan di hindari orang, penuh sengsara (Yesaya 53:3), biasa menderita sakit, sangat hina hingga tidak masuk hitungan (Yesaya 53:3), apakah kemudian Yesus tidak masuk hitungan dalam pandangan umat kristen?
Di mata pengikut dan pemujanya, Yesus masuk atau tidak masuk hitungan? Tentu saja masuk!
Yesus amat dipuja-puja para penganut ketuhanan Trinitas. Karenanya, jika mereka sendiri masih berkeras mengatakan bahwa Yesaya 52-53 adalah nubuat tentang penyaliban Yesus, tentu saja ini sangat kontradiktif dengan gambaran sosok Yesus yang sama sekali tidak sama dengan sosok yang dimaksud dalam Yesaya 53:3!
Dengan demikian, menjadi jelas bagi kita bahwa Yesaya 52-53 sama sekali bukan nubuat tentang penyaliban Yesus!
ARGUMEN KELIMA
Perhatikan dengan teliti Yesaya 53: 4, 5, 10
Yesaya 53:4,5,10
TB (1974) ©
SABDAweb Yes 53:4,5,10
(4) Tetapi sesungguhnya, penyakit kitalah yang ditanggungnya, dan kesengsaraan kita yang dipikulnya, padahal kita mengira dia kena tulah, dipukul dan ditindas Allah. (5) Tetapi dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh. (10) Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya.
Jika memang demikian, maka Bapa lebih tinggi dari Yesus. Bapa dan Yesus tidak sederajat. Kenapa? Karena dalam ayat-ayat itu dijelaskan bahwa sosok ini ditindas, disiksa, diremukkan dll oleh Tuhan lain, sehingga doktrin tentang Tuhan Tritunggal semakin terlihat sebagai akidah omong kosong. Hal ini dikuatkan pula oleh Yesus sendiri yang seumur hidupnya tetap konsisten mengajarkan bahwa satu-satunya Tuhan kita hanya Allah Yang Esa (Markus 12:28-34)
Karena sangat ganjil dalam logika kita jika ada Tuhan yang menyiksa Tuhan lainnya, maka patut dipertegas di sini; benarkah Tuhan bibel menulah, memukul, menindas, dan meremukkan tuhan lain?
Jika jawabannya "TIDAK!", dan pastinya memang tidak, maka doktrin penebusan dosa sebagai manifestasi dari nubuat "salah alamat" penyaliban Yesus pun menjadi akidah omong kosong. Bukan manusia yang mengataknnya demikian, tapi memang nyatanya dibantah sendiri oleh Allah, satu-satunya Tuhan yang Esa, dalam bibel!
Yehezkiel 18:20
TB (1974) ©
SABDAweb Yeh 18:20
"Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. Orang benar akan menerima berkat kebenarannya, dan kefasikan orang fasik akan tertanggung atasnya."
Yehezkiel 3:18-21
(18) "Kalau Aku berfirman kepada orang jahat: Engkau pasti dihukum mati! –dan engkau tidak memperingatkan dia atau tidak berkata apa-apa untuk memperingatkan orang jahat itu dari hidupnya yang jahat, supaya ia tetap hidup, orang jahat itu akan mati dalam kesalahannya, tetapi Aku akan menuntut pertanggunganjawab atas nyawanya dari padamu. (19) Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang jahat itu dan ia tidak berbalik dari kejahatannya dan dari hidupnya yang jahat, ia akan mati dalam kesalahannya, tetapi engkau telah menyelamatkan nyawamu. (20) Jikalau seorang yang benar berbalik dari kebenarannya dan ia berbuat curang, dan Aku meletakkan batu sandungan di hadapannya, ia akan mati. Oleh karena engkau tidak memperingatkan dia, ia akan mati dalam dosanya dan perbuatan-perbuatan kebenaran yang dikerjakannya tidak akan diingat-ingat, tetapi Aku akan menuntut pertanggungan jawab atas nyawanya dari padamu. (21) Tetapi jikalau engkau memperingatkan orang yang benar itu supaya ia jangan berbuat dosa dan memang tidak berbuat dosa, ia akan tetap hidup, sebab ia mau menerima peringatan, dan engkau telah menyelamatkan nyawamu."
Dengan demikian, kita lihat sendiri bahwa ide penebusan dosa yang hingga hari ini masih saja "dipromosikan" oleh kroni Paulus ternyata memang ditentang oleh bibel mereka sendiri.
Jadi, jelas Yesaya 52-53 bukan bercerita tentang penyaliban dan penebusan dosa, sebab keseluruhan alur nubuatnya tidak "matcing" dengan gambaran sosok Yesus, malah menjadi catatan temuan kontradiski dalam ajaran kristen.
Jadi, jelas Yesaya 52-53 bukan bercerita tentang penyaliban dan penebusan dosa, sebab keseluruhan alur nubuatnya tidak "matcing" dengan gambaran sosok Yesus, malah menjadi catatan temuan kontradiski dalam ajaran kristen.
ARGUMEN KEENAM
Perhatikan Yesaya 53:10 berikut ini,
Yesaya 53:10
TB (1974) ©
SABDAweb Yes 53:10
"Tetapi TUHAN berkehendak meremukkan dia dengan kesakitan. Apabila ia menyerahkan dirinya sebagai korban penebus salah, ia akan melihat keturunannya, umurnya akan lanjut, dan kehendak TUHAN akan terlaksana olehnya."
Apakah Yesus mempunyai keturunan dan berumur panjang setelah ia disalib? Jika iya, berarti penelitian Barbara Thierring selama 20 tahun terhadap naskah-naskah laut mati benar adanya, bahwa Yesus menikah dan berpoligami!
Artinya, jika umat kristen masih ngotot bahwa Yesaya 52-53 merupakan nubuatan tentang penyaliban Yesus, maka sebagai konsukwensinya, mereka harus menerima catatan-catatan tersembunyi dari laut mati bahwa Yesus menikah, berpoligami, mempunya keturunan, dan hidup hingga usia lanjut!
Umat kristen tentu tidak mau menerima ini, karena menurut mereka semua berita itu tidak benar! Tapi justru dari penolakan mereka sendiri ini, makin jelas cerita dalam Yesaya 52-53 sama sekali bukan nubuat untuk penyaliban Yesus!
ARGUMEN KETUJUH
Perhatikan Yesaya 53:11.
Yesaya 53:11
TB (1974) ©
SABDAweb Yes 53:11
"Sesudah kesusahan n jiwanya 1 ia akan melihat terang o dan menjadi puas; dan hamba-Ku itu, sebagai orang yang benar, akan membenarkan banyak orang oleh hikmatnya, dan kejahatan mereka dia pikul."
Sangat jelas disebutkan bahwa yang dimaksud dalam ayat ini adalah seorang hamba Tuhan, alias bukan Tuhan.
Artinya, Yesaya 52-53 bukan berbicara tentang Tuhan yang tersiksa, tetapi seorang hamba Tuhan. Karenanya jika umat kristen ngotot bahwa Yesaya 52-53 adalah nubuatan untuk penyaliban Yesus, maka runtuhlah klaim mereka sendiri tentang ketuhanan Yesus!
Menurut ayat ini Yesus hanya hamba tuhan yang tentu saja, tidak akan pernah sederajat dengan Tuhan yang disembahnya. Hal ini tidak bisa dipungkiri, sebab pada kenyataannya memang Yesus tidak pernah mengaku dirinya sebagai Tuhan, malah mengajarkan bahwa, "Tuhan, Allah kita, adalah Tuhan Yang Esa!" (Markus 12:29)
Bagaimana mungkin umat kristen yang meyakini bahwa Yesus adalah Tuhan mereka akan membiarkan saja Tuhan mereka disebut juga sebagai hamba Tuhan, atau dengan kata lain, mengakui Tuhan kristen bernama Yesus adalah hamba Allah, Tuhannya seluruh umat manusia?
ARGUMEN KEDELAPAN
Sekarang perhatikan pula Yesaya 53:12
Yesaya 53:12
TB (1974) ©
SABDAweb Yes 53:12
"Sebab itu Aku akan membagikan kepadanya orang-orang besar sebagai rampasan, dan ia akan memperoleh orang-orang kuat sebagai jarahan, yaitu sebagai ganti karena ia telah menyerahkan nyawanya ke dalam maut dan karena ia terhitung di antara pemberontak-pemberontak, sekalipun ia menanggung dosa banyak orang dan berdoa untuk pemberontak-pemberontak."
Baca lagi semua injil kanonik, lalu cari sampai ketemu; ada atau tidak ada catatan di mana disebutkan bahwa setelah peristiwa penyalibannya, Yesus menerima hasil rampasan, entah dari siapa, berupa orang-orang besar, dan menerima pula hasil jarahan, masih entah dari siapa, berupa orang-orang kuat?
Jawabannya, "TIDAK ADA!"
Jadi, sekali lagi terbukti bahwa menurut bibel sendiri, Yesaya 52-53 tidak sesuai dengan riwayat kehidupan dan kisah penyaliban Yesus. Karenanya, jika umat kristen masih juga ngotot bahwa Yesaya 52-53 adalah nubuat tentang penyaliban Yesus, maka mereka harus terima jika Yesus kita daulat juga sebagai Big Boss para perampas orang-orang besar dan penjarah orang-orang kuat!
Sayangnya, cerita tentang ini tidak pernah kita temui dalam injil-injil kanonik, sehingga dengan sangat menyesal terpaksa kita sampaikan sekali lagi, lagi, dan lagi, kabar buruk dan menyakitkan hati ini kepada umat kristen bahwa; "Maaf saja ya, kitab Yesaya 52-53 bukan nubuat untuk penyaliban Yesus bung!"
ARGUMEN PAMUNGKAS [YANG SEBENARNYA TIDAK PERLU]
Perhatikan yang satu ini dengan cermat!
Tapi kalau tokh umat tegar tengkuk ini masih tetap ngeyel juga, maka silahkan buka lembar pertama, baris pertama, ayat pertama dalam kitab Yesaya bagian pertama.
Di sana tertulis dengan sangat jelas begini:
Yesaya 1:1
TB (1974) ©
SABDAweb Yes 1:1
"Penglihatan yang telah dilihat Yesaya bin Amos tentang Yehuda dan Yerusalem dalam zaman Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, raja-raja Yehuda."
Artinya, segala yang ditulis oleh Yesaya di dalam kitabnya itu hanya meliputi peristiwa-peristiwa yang terjadi pada umat Yahudi di Yerusalem pada jaman raja-raja Yehuda generasi Uzia, Yotam, Ahas dan Hizkia, atau sekitar 650-700 tahun sebelum Yesus lahir!
Peristiwa-peristiwa itu, karena disebutkan dengan sangat jelas, terjadi pada jaman raja-raja Yehuda sejak Uzia, Yotam, Ahas hingga Hizkia, tentu saja tidak bisa seenaknya dikait-kaitkan dengan apa yang terjadi pada diri Yesus yang lahir pada jaman lain, hampir 7 abad kemudian!
Tapi jika setelah mengetahui fakta ini pun umat kristen masih tetap saja ngotot, maka tidak ada kata lain yang paling cocok untuk kita sampakan pepada para ngeyeler ini kecuali, "Sungguh mengenaskan, ternyata kalian memang betul-betul manusia yang berfikir dengan menggunakan otak domba!"
Bukan begitu?
[Sumber: Mizanuladyan]
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment