Sifat utama Allah ada 3, yaitu:
- Sifat wajib,
- Sifat mustahil dan
- Sifat jaiz.
I. SIFAT WAJIB BAGI ALLAH
Sifat wajib adalah sifat yang harus ada pada Dzat Allah swt. sebagai kesempurnaan bagi-Nya. Sifat-sifat wajib Allah tidak dapat diserupakan dengan sifat-sifat makhluk-Nya maka sifat Allah wajib diyakini dengan akal (wajib aqli) dan berdasarkan Al-Qur’an dan hadits Nabi saw. (wajib naqli).
Menurut para ulama kalam sifat wajib bagi Allah itu ada 20 sifat, sebagai berikut:
- Wujud, artinya Ada
- Qidam, artinya Dahulu
- Baqa’, artinya Kekal
- Mukhallafatu lil Hawaditsi, artinya Berbeda dari Semua Makhluk
- Qiyamuhu Binafsihi, artinya Berdiri Sendiri
- Wahdaniyah, artinya Esa
- Qudrat, artinya Maha Kuasa
- Iradat, artinya Berkehendak
- Ilmu, Maha Mengetahui
- Hayat, artinya Hidup
- Sama’, artinya Mendengar
- Bashar, artinya Melihat
- Kalam, artinya Berfirman
- Qadiran, artinya Mahakuasa
- Muridan, artinya Maha Berkehendak
- Aliman, artinya Maha Mengetahui
- Hayyan, artinya Mahahidup
- Sami’an, artinya Maha Mendengar
- Bashiran, artinya Maha Melihat
- Mutakalliman, artinya Maha Berkata-kata
Kedua puluh sifat wajib Allah ini dikelompokkan menjadi 4, yaitu:
- Sifat nafsiyah,
- Salbiyah,
- Ma’ani, dan
- Ma’nawiyah.
Sifat Nafsiyah adalah sifat yang hanya berkaitan dengan Zat Allah semata-mata. Sifat ini terdapat dalam sifat wujud.
Sifat Salbiyah adalah sifat yang hanya dimiliki oleh Allah, sedangkan makhluk tidak memilikinya. Sifat ini terdapat dalam lima sifat Allah, yaitu qidam, baqa, mukhalafatu lil hawaditsi, qiyamuhu binafsihi, dan wahdaniyah.
Sifat Ma’ani adalah sifat-sifat abstrak yang wajib ada pada Allah. Sifat ini terdapat pada tujuh sifat Allah, yakni qudrat, iradat, ‘ilmu, hayat, sama’, basher, dan kalam.
Sifat Ma’nawiyah adalah keumuman/kelaziman dari sifat ma’ani. Sifat ini tidak dapat berdiri sendiri karena setiap ada sifat ma’ani tentu ada sifat ma’nawiyah. Sifat-sifat yang termasuk ma’nawiyah ada tujuh, yaitu qadiran, muridan, ‘aliman, hayyan, sami’an, bashiran, mutakalliman.
II. SIFAT MUSTAHIL BAGI ALLAH
Sifat mustahil bagi Allah swt. adalah sifat yang tidak layak dan tidak mungkin ada pada Allah swt. Sifat-sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat wajib bagi Allah sehingga jumlahnya sama. Sifat-sifat mustahil bagi Allah adalah sebagai berikut:
II. SIFAT JAIZ BAGI ALLAH
[Sumber: Slunt-Up]
Sifat mustahil bagi Allah swt. adalah sifat yang tidak layak dan tidak mungkin ada pada Allah swt. Sifat-sifat mustahil ini merupakan kebalikan dari sifat wajib bagi Allah sehingga jumlahnya sama. Sifat-sifat mustahil bagi Allah adalah sebagai berikut:
- Adam, artinya tidak ada
- Huduts, artinya baru atau permulaan
- Fana, artinya binasa atau rusak
- Mumatsalatu lil Hawaditsi, artinya menyerupai yang baru
- Ihtiyaju li ghairihi, artinya membutuhkan sesuatu selain dirinya
- Ta’adud, artinya berbilang lebih dari satu
- Ajzun, artinya lemah
- Karahah, artinya terpaksa
- Jahlun, artinya bodoh
- Mautun, artinya mati
- Shamamun, artinya tuli
- Umyun, artinya buta
- Bukmun, artinya bisu
- Ajizan, artinya Mahalemah
- Mukrahan, artinya Maha terpaksa
- Jahilan, artinya Mahabodoh
- Mayyitan, artinya Mahamati
- Ashamma, artinya Mahatuli
- A’ma, artinya Mahabuta
- Abkama, artinya Mahabisu
II. SIFAT JAIZ BAGI ALLAH
Allah swt selain memiliki sifat wajib dan mustahil juga memiliki sifat jaiz. Menurut arti bahasa jaiz artinya boleh. Yang dimaksud dengan sifat jaiz bagi Allah adalah sifat yang boleh ada dan boleh tidak ada pada Allah. Sifat jaiz ini tidak menuntut pasti ada atau pasti tidak ada. Sifat Jaiz Allah hanya ada satu yaitu Fi’lu kulli mumkinin au tarkuhu, artinya memperbuat sesuatu yang mungkin terjadi atau tidak memperbuatnya. Maksudnya Allah itu berwenang untuk menciptakan dan berbuat sesuatu atau tidak sesuai dengan kehendak-Nya.
[Sumber: Slunt-Up]
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment