Terjemah Baru Alkitab Indonesia menterjemahkan dua ayat pembuka kitab Kejadian-1 sebagai berikut:
Kejadian 1:1-2 - Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi. Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.
Perhatikan kata-kata yang berwarna merah, biru dan hijau di atas. Kendati ketiganya adalah kata-kata yang dalam rangkaian kalimat ayat Kejadian 1:2 sesungguhnya mencerminkan suatu keadaan yang MUSTAHIL, namun hebatnya diyakini oleh rata-rata umat Kristen sebagai dalil "shoheh" bahwa ALLAH ADALAH ROH!
YA! Kejadian 1:2 adalah ayat emas yang mereka otak-atik-gathuk-ken dengan karangan penulis injil kanon Yohanes yang ini:
Yohanes 4:24 - Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran."
Benarkah kata bumi belum berbentuk dan kosong tapi sudah berisi samudra itu dapat dijelaskan secara logik?
Dan benar pulakah Roh Allah dalam ayat di atas sama artinya dengan Allah adalah Roh?
Cermati baik-baik penjelasan ayat Kejadian 1:1-2 dalam bahasa Ibrani yang diterjemahkan ke dalam bahasa Inggris oleh NASB (New American Standard Bible) dan artinya menurut Webster Dictionary serta pengertiannya dalam bahasa Indonesia berdasarkan warna merah, biru dan hijau berikut ini:
Kata תֹ֙הוּ֙ (ṯō-hū) dalam terjemah Inggris NASB diartikan sebagai formless yang dalam bahasa indonesia artinya adalah sama sekali tidak berbentuk, atau tidak memiliki bentuk fisik, alias tidak ada!
Sedangkan kata וָבֹ֔הוּ (wā-ḇō-hū) diterjemahkan oleh NASB sebagai and void yang dalam bahasa Indonesia artinya adalah tidak ada, atau tidak berisi apapun juga, alias kosong melompong!
Dengan demikian kata samudra yang digambarkan sudah ada di bumi berstatus formless and void dalam rangkaian kalimat Kejadian 1:1 di atas jelas bertentangan dengan logika dan ilmu pengetahuan. Sebab bagaimana mungkin bumi yang sebelumnya sudah dijelaskan tidak (bukan belum) memiliki bentuk fisik dan sama sekali kosong melompong, kemudian dinyatakan sudah berisi air seluas samudra? Kalimat tsb jelas merupakan gambaran dari suatu keadaan yang MUSTAHIL!
Ayat Kejadian 1:2 dalam alkitab berbahasa Indonesia ini bukan saja merupakan kesalahan terjemah, tapi lebih dari itu, merupakan Logical Fallacy, alias penyesatan logka pembaca yang sangat parah!
רוח אלוהים אינה אלוהים
The spirit of God is not God!
Lantas, bagaimana pula dengan kata אֱלֹהִ֔ים וְר֣וּחַ (wə-rū-aḥ ’ĕ-lō-hîm) yang disebutkan pada ayat Kejadian 1:2 dan diterjemahkan oleh NASB sebagai Spirit of God?
Dalam bahasa Indonesia, kalimat Spirit of God artinya adalah Roh milik Tuhan, dan menurut kaidah bahasa indonesia yang benar, kata "Roh milik Tuhan" jelas menunjukkan dua subjek yang berbeda. Yang pertama adalah Roh, sedangkan yang kedua adalah Tuhan. Dengan kata lain, kata 'Roh' dalam susunan kalimat tsb tidak bisa diartikan sebagai Tuhan, sebab dalam konteks ini Roh adalah subjek yang menjadi milik Tuhan.
Jadi, apa yang selama ini dipahami oleh umat Kristen, yaitu Roh milik Tuhan adalah Tuhan, atau lebih populer dengan jargon, "Roh (milik) Allah sama artinya dengan Allah adalah Roh" jelas merupakan kesalahan luar biasa "kebangetan" atas pemahaman sebuah dogma yang sangat dipaksakan. Sebab walau bagaimanapun juga, Roh Allah bukan Allah!
Dari sedikit telaah ayat di atas, kita sama-sama bisa melihat sendiri bahwa arti kalimat dalam Kejadian 1:2 terbukti tidak sama, alias sangat jauh berbeda, dari apa yang selama ini diimani oleh umat Kristen.
Bumi yang pada awal kalimat disebut tidak memiliki bentuk fisik dan kosong melompong tapi kemudian disebut berisi samudra, jelas adalah informasi yang melawan logika, karena hal serupa itu mustahil dapat dijelaskan, apalagi diterima oleh akal sehat.
Sedangkan klaim salah kaprah yang selama ini menjadi keyakinan umat kristen bahwa Roh Allah adalah Allah terbukti melawan informasi dari ayat itu sendiri yang menuliskan, sekaligus menjelaskan, bahwa yang dimaksud di sana bukan Roh Allah, akan tetapi Roh milik Allah.
Problem seputar klaim Allah adalah Roh ini tidak berhenti hanya sampai di situ saja, sebab jika ayat-ayat yang dijadikan dalil pendukung dogma melawan akal ini, yakni Kejadian 1:2 dan Yohanes 4:24 benar-benar dicermati, maka kita akan menemukan kontradiksi sangat nyata yang sama mustahilnya untuk dijelaskan, apalagi diterima oleh akal sehat.
Jika benar Allah adalah Roh, dan kita semua tahu dengan amat pasti bahwa Roh tidak dapat dilihat, maka bagaimana mungkin 'pengarang' kitab Kejadian dapat melihat "Allah yang Roh" ini melayang-layang di atas permukaan air (samudra) di bumi yang belum terbentuk, yang diceritakannya sendiri pada waktu itu benar-benar dalam keadaan gelap gulita?
Puncak FATAL ERROR dari dogma Allah adalah Roh berdasarkan Kejadian 1:2 dan Yohanes 4;24 ini adalah ketika kedua ayat tsb kita hadapkan pada ayat yang berasal dari kitab yang sama, yaitu:
Kejadian 6:3 - Berfirmanlah TUHAN: "Roh-Ku tidak akan selama-lamanya tinggal di dalam manusia, karena manusia itu adalah daging, tetapi umurnya akan seratus dua puluh tahun saja."
Dalam ayat di atas, Allah Sang pemilik dan penguasa atas segala Roh berfirman dengan menyebutkan kata "Roh-Ku" -- yang sama artinya dengan Roh (milik) Allah -- tidak akan tinggal selama-lamanya di dalam diri setiap manusia sehingga manusia harus mati pada usia maksimun seratus dua puluh tahun.
Jika kata Roh Allah diyakini oleh umat Kristen sebagai bukti bahwa Allah adalah Roh, maka berdasarkan ayat Kejadian 6:3, konsekuensi yang tidak dapat ditolak dengan dalih apapun juga adalah mereka harus meyakini pula bahwa setiap manusia adalah Allah!
Kenapa?
Karena di dalam diri setiap manusia ada Roh Allah yang oleh umat Kristen diyakini sebagai Allah!
Sampai di sini, penyangkalan seperti apapun yang mungkin akan dilakukan oleh umat Kristen untuk menafikan bukti bahwa dogma Allah adalah Roh berdasarkan kitab kejadian 1:2 dan Yohanes 4:34 adalah dogma yang salah, tidak akan merobah kenyataan bahwa keyakinan mereka selama ini tidak saja melawan akal, tapi juga melawan kitabnya sendiri!
Demikian, semoga tercerahkan!
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk.
[Sumber: GM | Menyibak Tabir Di Balik Doktrin Kristen]
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment