Yusuf adalah seorang nabi yang memiliki kemampuan menafsirkan mimpi serta dikenal sebagai pemangku kuasa di Mesir yang telah menyelamatkan dunia menghadapi wabah kelaparan melalui kebijaksanaannya. Yusuf merupakan anak kedua belas nabi Ya'qub bin Ishaq bin Ibrahim. Ia juga merupakan anak sulung Rahil, serta memiliki seorang adik kandung yakni Bunyamin.
Nama Yusuf diabadikan dalam surah kedua belas di kitab Al-Quran, serta disebut sebanyak 27 kali di kitab ini. Riwayat hidup Yusuf juga dikisahkan secara khusus dalam surah tersebut yang Allah sebut sebagai "kisah terbaik dalam Al-Quran."
Sebelum mencapai masa kejayaannya di Mesir, perjalanan hidup Yusuf dipenuhi berbagai rintangan. Semisal adanya kebencian dan iri dari putra-putra Ya'qub akibat hasutan setan yang membuat mereka hendak membunuh Yusuf hingga hukuman penjara di Mesir akibat fitnah keji dari istri pejabat kerajaan Mesir.
Etimologi
Dalam bahasa Ibrani, istilah Yusuf (Y-S-F) memiliki arti 'bertambah'. Nama ini diberikan oleh Rahil, Ibunda Yusuf, yang berdoa supaya Allah mengaruniakan seorang anak tambahan untuk dirinya. Hal ini menyerupai sebuah nubuat bahwa kelak keturunan Yusuf memperoleh satu bagian "tambahan" dalam pembagian tanah Kana'an untuk Bani Israel, dimana Yusuf memperoleh bagian ganda melalui dua putranya, Manussah dan Ifrayim, sedangkan putra-putra Ya'qub yang lain hanya memperoleh satu bagian wilayah di negeri Kana'an.
Keluarga Ya'qub
Ketika Ya'qub berangkat dari negeri kelahirannya untuk pergi ke Haran, Ishaq berpesan agar sang anak memilih seorang wanita yang masih keturunan Ibrahim sebagai istrinya. Sebagaimana Ya'qub adalah seorang nabi yang dikaruniai nubuat, ia memperoleh sebuah pertanda dalam perjalanan bahwa ia akan menjadi leluhur dua belas putra yang kelak menjadi dua belas suku besar sebagai generasi pewaris Ibrahim.[4] Ketika ia sampai di Haran, Ya'qub mendapati Rahil yang menggembalakan ternak ayahnya. Ya'qub pun seketika jatuh cinta dan terpikat dengan sosok Rahil hingga ia bersegera membukakan sebuah sumur untuk memberi minum ternak tersebut. Kemudian Ya'qub mendekat dan mencium Rahil seraya menangis akibat melihat nubuat yang ia terima. Tatkala menghadap ke Laban, ayahanda Rahil, Ya'qub berniat meminang Rahil sebagai istrinya, maka Laban memberi syarat bahwa ia harus bekerja selama tujuh tahun untuk memiliki Rahil. Atas rasa cinta yang mendalam, Ya'qub dengan senang hati menyanggupi hal tersebut demi Rahil.[5]
Ketika masa tujuh tahun telah selesai, Ya'qub hendak dinikahkan dengan Rahil. Akan tetapi kelicikan Laban membuat Ya'qub terperdaya hingga ia harus menikahi Liyyah, kakak Rahil, terlebih dahulu sebab adat di negeri itu yang melarang anak perempuan yang lebih muda mendahului sang kakak dalam hal perkawinan. Walau demikian, Ya'qub tetap menuruti persyaratan tambahan untuk menikahi Rahil yakni bekerja selama tujuh tahun lagi demi mendapat Rahil. Walau ia telah menikahi Liyyah, tetapi cinta terbesar dalam hati Ya'qub tetap untuk Rahil sebab ia meyakini bahwa Rahil adalah satu-satunya wanita yang ditakdirkan sebagai pasangan hidupnya dan hal apapun yang dia lakukan di negeri Haran adalah demi Rahil seorang. Mendapati dirinya tak dicintai Ya'qub, Liyyah berdoa agar suaminya berbalik menyayangi dirinya, Allah pun mengabulkan doanya dengan mengaruniakan empat putra yang dilahirkan Liyyah. Keempat putra itu bernama Rubin, Simeon, Lawwy, dan Yahudah.
Sebelum Yusuf lahir, Rahil telah mengalami masa-masa sulit untuk memperoleh anak. Sewaktu Liyyah telah memberikan empat putra untuk sang nabi, Rahil merasa iri serta mendesak Ya'qub untuk segera mengaruniakan anak atau dirinya akan mati. Mendengar ancaman Rahil, Ya'qub menyatakan bahwa bukanlah dirinya yang menentukan kandungan seseorang. Rahil pun tetap mendesak Ya'qub supaya berdoa untuk dirinya agar segera mengandung sebagaimana yang dilakukan Ibrahim hingga Sarah mengandung Ishaq. Maka Ya'qub menjawab bahwa Sarah menghadirkan seorang "saingan" dalam rumah tangganya dengan memberikan seorang budak Mesir bernama Hajar sebagai istri Ibrahim supaya Sarah dapat memiliki anak di pangkuannnya. Rahil pun menerima saran suaminya dengan memberikan seorang budak bernama Bilhah sebagai istri Ya'qub.
Sewaktu Bilhah melahirkan seorang putra, Rahil memberi nama "Dan" kepada anak ini yang bermakna bahwa "Allah akan menjadi hakim " Dalam kelahiran putra kedua Bilhah, Rahil menamai anak ini "Naftali" yang berarti "madu" Ketika Liyyah melihat bahwa Rahil memberikan budaknya sebagai istri Ya'qub untuk memperoleh anak, ia pun mengikuti cara Rahil dengan menghadiahkan budaknya yakni Zilpah sebagai istri Ya'qub. Zilpah pun melahirkan dua putra yang dinamai Gad dan Asyer. Sewaktu Rubin memanen buah dudaim di ladang, Rahil meminta buah dudaim itu sebagai persembahan untuk Allah, dengan memberikan kesempatan bagi Liyyah untuk berada di kemahnya untuk menemani Ya'qub. Liyyah pun memperoleh dua putra tambahan yakni Yisakhar dan Zebulon.
Beberapa waktu kemudian, Liyyah mengandung anak ketujuhnya dan ia berdoa supaya anak yang akan lahir adalah seorang perempuan agar Rahil tidak merasa bertambah tertekan akibat belum bisa memberikan seorang putra untuk Ya'qub. Liyyah pun melahirkan seorang anak perempuan yang dinamai Dinah. [Baca selengkapnya -- Wikipedia]
Nabi Yusuf Alayhisalam
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment