Yesus Menikah

Karena TS yang sama berupa pertanyaan terpaksa dihilangkan oleh fb, maka tayang ulangnya langsung saja ke pokok persoalan ya?

Begini:
Jika Yesus memang menikah, pertanyaannya, tentu saja, dengan siapa? 

Bagi seorang suami yang mengalami cobaan sangat berat semisal baru dibebaskan dari penjara, apalagi konon katanya, mengalami kematian pula, maka ketika pulang tentu yang pertama kali dicarinya adalah kekasih, istri, anak, atau keluarganya sendiri. Jelas, bukan orang lain! 

Perhatikanlah kisah-kisah residivis yang kabur dari penjara misalnya. Dari yang cuma kelas teri, maling kambuhan, sampai bandit kelas kakap sekalipun, rata-rata berhasil "dicokok" lagi hidungnya oleh polisi di rumahnya sendiri!

Ya, mereka semua kabur dari penjara, dan yang pertama kali jadi tujuannya adalah rumah! 

Kenapa?
Karena di sanalah anak isterinya berada. 
Di sanalah "kerinduannya" pada keluarga terdekatnya terpusat!

Begitu pula dengan Yesus.
Ketika (dikabarkan) bangkit dari kubur, siapa yang pertama kali ditemuinya? 

Alkitab menceritakan bahwa ia langsung menemui Maria Magdalena! 
Bukan menemui Yohanes atau orang lain, bahkan tidak pula menemui ibundanya!

Kenapa?
Jika Yesus belum menikah, tentu saja akan sangat aneh bila "anak mami" ini tidak langsung menemui ibunda tercintanya, bukan?!

Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment