Membaca judul di atas, biasanya inilah pembelaan klise yang sudah basi dari seluruh pemujanya; "Mustahilkah Allah menjelma menjadi manusia?"
Mari sama-sama kita lihat!
Hampir semua pengikut Paulus siap bertegang tengkuk memaksa kita untuk percaya bahwa Yesus adalah 100% manusia dan 100% Tuhan, atau dengan kata lain, merupakan 1/3 dari oknum ketuhanan Tritunggal (lihat catatan pinggir tentang sejarah trinitas).
Tapi umumnya akan berkelit jika dituntut untuk menjelaskan kebenaran doktrin ketuhanan ultra-membingungkan ini, dan lebih memilih untuk secepatnya "lompat indah" agar bisa langsung klaim bahwa Yesus adalah Allah.
Tahukah anda di mana letak "FATAL ERROR" doktrin ini?
Begini:
Yesus adalah orang Yahudi yang sejak kanak-kanak sudah dikenal patuh pada tradisi keagamaan dan hukum-hukum yang berlaku di kalangan umat Yahudi tanpa sedikitpun menunjukkan indikasi bahwa setelah dewasa nanti bermaksud untuk meninggalkannya, apalagi untuk membentuk dan memulai sebuah agama baru.
Karenanya, tentu saja Yesus sangat faham bahwa iman Yahudi yang juga menjadi iman Yesus sendiri itu tidak mungkin dapat menerima doktrin bahwa Tuhan menjelma menjadi manusia, konon pula sebaliknya!
Bagi umat Yahudi iman monoteis mereka adalah sesuatu yang tidak terbantahkan dan tidak bisa ditawar-tawar.
Deskripsi paling sederhana dan terbaik tentang ini adalah kutipan dari Reza Aslan - salahseorang professor di University of California, Riverside - penulis buku ZEALOT, The Life and Times of Jesus of Nazareth:
"If you’re asking whether Jesus expected to be seen as God made flesh, as the living embodiment, the incarnation of God, then the answer to that is absolutely NO! Such a thing did not exist in Judaism. "
[[ Jika Anda bertanya, apakah Yesus diharapkan akan terlihat sebagai Allah dalam kedagingan manusia, sebagai perwujudan hidup dan inkarnasi Allah, maka jawaban yang paling pasti adalah; TIDAK! Hal seperti itu sama sekali tidak pernah ada dalam ajaran agama Yahudi. ]]
Dalam "SEJARAH 5.000 TAHUN PEMIKIRAN YAHUDI", gagasan tentang Allah yang menjadi manusia benar-benar merupakan kutukan bagi apapun yang melandasi iman Yudaisme.
Gagasan bahwa sosok Yesus bisa dipahami - atau pengikutnya bisa memahami - dirinya sebagai perwujudan ilahi, sangat bertentangan dengan segala hal dalam ajaran Yudaisme sebagai agama.
Kesimpulan yang paling jelas adalah bahwa kekristenan sudah terlanjur mengarang kontradiksi yang sangat fatal terkait tokoh sentral dalam iman dan ibadah mereka, yakni melukiskannya sebagai sosok yang mustahil sama dalam kehidupan sebenarnya, terutama dalam konteks misinya sendiri sebagai seorang guru, pengkhotbah, dan penerus ajaran Musa di tengah-tengah kaumnya!
Jika umat Paulus benar-benar menginginkan Allah yang manusia, atau manusia yang Allah, maka mereka harus mencari orang lain sebagai pengganti Yesus sang pengkhotbah di kalangan umat Yahudi, apalagi Isa Ibn Maryam sang Nabi Allah di kalangan umat Islam!
Sehebat apapun usaha pengikut Paulus untuk menjelaskan macam-macam "teori tentang ketuhanan manusia" dalam posisi Yesus yang sudah demikian jelas di tengah-tengah kedua umat bernama Yahudi dan Islam ini, hasilnya sudah bisa dipastikan;
AKAN DITOLAK MENTAH-MENTAH OLEH KEDUANYA!
Faham?
Nah, sampai di sini, setelah jelas bahwa baik menurut umat Yahudi maupun umat Islam Yesus tidak mungkin adalah Allah, maka pertanyaan kita sekarang adalah:
KRISTEN AKAN MENGEMIS TUHAN KE MANA LAGI?
Monggo, dipikirkan saja sendiri!
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment