Benarkah Petra Adalah Kiblat Umat Islam Sebelum Mekkah?


Dari judul asli: Membantah Klaim Petra adalah Kiblat Sebelum Mekah

Teori "penyimpangan" Petra sebagai kiblat awal (arah shalat) bagi umat Islam sebelum Mekah pada dasarnya adalah bagian dari teori konspirasi yang lebih besar di kalangan kaum revisionis yang memunculkan berbagai isu tentang Islam yang dikembangkan setelah Rasulullah SAW tiada. Makanya tidak perlu heran, apalagi sampai tekejut jika para pendukung teori revisionis ini juga mengusung ide-ide sinting seperti "Al-Quran diciptakan setelah Nabi" (atau bahkan sebelum Nabi!) 

Jay Smith dari Pfander Films adalah pencetus utama polemik ini di kalangan apologetika Kristen-Muslim. Padahal kita bisa membayangkan bagaimana sebetulnya kelakuan "hater" ini justru mempermalukan umat Kristen yang berpikiran jernih dan lebih ilmiah.

Memang tidak semua dari kita yang suka mengikuti celotehan Jay Smith di Youtube seperti orang kebanyakan, tapi dari beberapa bualannya tentang Islam, tampaknya Smith telah merevisi teorinya sendiri kembali ke awal 2000-an. Ia dulu mengklaim kiblat berada di sekitar Yerusalem dan sekarang ia mengklaim itu adalah Petra.

Terlepas bagaimanapun perubahan jalan pikirannya, sebenarnya teorinya tsb sudah lama menabok jidatnmya sendiri seperti yang sudah lama dibuktikan oleh cendikiawan Islam bahkan belasan tahun yang lalu!

Studi modern menunjukkan Islam menggunakan astronomi untuk menunjuk arah kiblat masjid-mesjid awal. Fenomena astronomi seperti matahari terbit atau terbenam selama equinox, solstis, bintang Kutub, Canopus, dll digunakan untuk mengarahkan masjid menuju kiblat. Mengenai masjid awal di Mesir dan Irak, disebutkan;

Masjid pertama yang dibangun di Mesir dibangun menghadap matahari terbit pada musim dingin, dan arah inilah yang tetap paling populer sepanjang abad pertengahan di antara otoritas keagamaan. Demikian pula beberapa masjid paling awal di Irak, dibangun menghadap matahari terbenam musim dingin. Hanya belakangan ini diketahui bahwa astronomi digunakan untuk menentukan kiblat, sehingga beberapa sejarawan modern (hicks!) secara keliru menyimpulkan orientasi masjid-masjid awal di Mesir dan Irak  dibangun tidak menghadap Kabah sama sekali, melainkan menghadapi beberapa situs suci lainnya. Dari sini kita menjadi pafam mengapa astronomi digunakan

Ini sepenuhnya membantah klaim Patricia Crone, Michael Cook dan misionaris Kristen Joseph Smith. ~ Sumber

Video Mansoor membongkar kesalahan-kesalahan Jay Smith


Jika tautan ini tidak "jalan", silakan lihat di sini

Sebagaimana diuraikan secara cemerlang dalam video ini, kesimpulan dan kecenderungan Smith pada karya Dan Gibson dan "Dr Theus" memperlihatkan kepada kita bagaimana dia telah mengesampingkan pemikiran kritis dan kejujuran intelektualnya sendiri. Teori Smith tentang Petra menjadi kiblat awal (dan teori berikutnya tentang umat Islam yang menemukan sejarah dan peran baru Mekah) didasarkan pada gambar masjid di Google Earth.

Video di atas menyoroti masalah yang jelas dalam metodologi ini bahwa siapa pun yang mau sedikit saja berpikir akan mendapati bahwa kita tidak dapat memastikan arah kiblat melalui gambar satelit masjid.

Untuk mengetauinya secara pasti, kita harus lebih dulu mengetahui secara pasti pula tata-ruang atau interior masjid dan mencari tahu di mana posisi Mihrabnya. Yang dimaksud dalam video di atas adalah; denah lantai dan mihrab atau ceruk di bagian dalam dinding masjid yang menunjukkan arah sholat jamaah di dalam masjid.

Perhatikan gambar dari salahsatu sisi mesjid di bawah ini. Mihrabnya ada di sisi kanan dinding Mesjid - Lalu, posisi Petra kira-kira ada di sebelah mana?


Jadi, mari kita tegaskan lagi metodologi laskar kristus konyol seperti Jay Smith.
Perhatikan juga gambar Google Earth posisi masjid Jami Sumenep, Madura, dalam lingkaran kuning di bawah ini. Dapatkah anda memastikan arah shalat umat Muslim di dalam masjid tsb menghadap ke mana? Utarakah, Timurkah, Barat Lautkah, atau arah lainnya?


Jawabannya sudah pasti TIDAK!
Tapi Smith mati-matian berusaha mengarang bebas dalam upayanya membuat orang percaya bahwa dia mampu meniunjukkannya, bahkan untuk masjid-masjid dari jaman dahulu kala sekalipun!

Seperti yang ditunjukkan dalam video, "Dr Theus" bahkan mengkritik metodologi Dan Gibson dan betapa sembrononya dia dalam hal menentukan di mana kiblat masing-masing masjid. Sebab dengan menggunakan metode seperti itu, siapapun bisa seenaknya menarik garis lurus ke arah mana saja yang dia mau lalu menetapkan kiblat umat Islam, misalnya saja, ke arah Hawaii!

Ini adalah contoh sangat baik tentang bagaimana orang-orang dengan niat tidak terpuji dalam komunitas revisionis mengaduk-aduk "penelitian ilmiah" mereka yang pada dasarnya dimaksudkan untuk memanipulasi pembaca dalam upaya mendukung agenda mereka yang telah disusun sebelumnya.

Yang tidak mereka ketahui dalah bahwa pada dasarnya umat Islam mengarahkan kiblat ke arah mana saja dari hasil apa yang mereka amati di cakrawala. Ini artinya adalah menghadap ke salah satu dinding Kabah.

Untuk memahami metodologi astronomi yang digunakan oleh umat Islam selama berabad-abad guna memastikan arah kiblat, perhatikan penjelasan paripurna pada paparan Islamic Awarness di sini.

Beberapa poin yang perlu dicatat adalah:
  1. Karena Ka'bah memiliki empat dinding, maka akan ada perbedaan dalam cara umat Islam mengarahkan masjid mereka - Anda akan menggunakan aspek astronomi yang berbeda tergantung pada menghadap dinding Ka'bah bagian mana Anda saat mengamati cakrawala
  2. Ini bukan ilmu pasti, dan dengan demikian menemukan masjid-masjid tua yang tidak berorientasi secara akurat ke arah Ka'bah bukan masalah. Masjid paling terkenal di luar Saudi, masjid al-aqsa, nyatanya mengahadap dengan benar dan secara akurat ke arah Mekah.
Hal lain yang perlu untuk dipahami adalah kelonggaran yang diberikan oleh tradisi Islam sendiri kepada umat Muslim untuk menentukan arah kiblat; yakni tidak harus menggunakan ilmu pasti!

Ada beberapa tradisi dalam warisan Islam yang menunjukkan bahwa penentuan kiblat bersifat fleksibel, kecuali untuk Mekah, karena terbatasnya pengetahuan di bidang geografi dan geometri pada abad-abad awal Islam. Tradisi semacam itu dapat ditemukan dalam beberapa koleksi hadits seperti Sunan al-Tirmidzi, Sunan Ibn Majah dan Muwaแนญแนญaสพ Mฤlik seperti misalnya di bawah ini.

Muwaแนญแนญaสพ Mฤlik
Bahwasanya Umar bin Khattab berkata: “Antara Timur dan Barat adalah Kiblat, jika menghadap ke arah Ka’bah “ [HR Imam Malik dalam al Muwatho’] ~ Sumber

Teori konspirasi Petra sama sekali tidak memiliki bukti dukung yang valid dan rasanya jauh di lubuk hati misionaris Kristen yang sudah dipermalukan ini, dia tahu itu tidak masuk akal - namun demikian, jika ia tidak dapat memahami apa yang disampaikan oleh intelektual Muslim, ia pasti masih akan ngotot dan bertanya mengapa TIDAK ADA catatan dalam literatur Islam tentang Petra? Dalam hal ini, dia berharap literatur Islam awal ada mencatat pergolakan dan perselisihan antar umat Islam setelah beralihnya arah kiblat ke arah Mekah. 

Jadi mengapa dia membuat klaim aneh seperti ini dan mencoba untuk mendukung teorinya dengan alasan dan informasi yang salah? Itu karena agenda "mission imossible" yang ada dalam angan-angannya sendiri yang dia beri judul "menghancurkan Islam."
Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment