10. Isa Almasih itu utusan Allah SWT dan firman-Nya


12. ISA ALMASIH ITU UTUSAN ALLAH SWT 
DAN FIRMANNYA


Firman Allah,
اِنَّمَا الۡمَسِیۡحُ عِیۡسَی ابۡنُ مَرۡیَمَ رَسُوۡلُ اللّٰہِ وَ کَلِمَتُہٗ ۚ 
"Sesungguhnya Isa Al Masih putera Maryam itu utusan Allah dan firman-Nya. (QS. An-Nisa 171).

ISA ALMASIH ADALAH RUH ALLAH SWT 
DAN FIRMANNYA


"Isa itu sesungguhnya ruh Allah dan firman Allah" [HR. Anas ibnu Malik hal. 72].


TINJAUAN AL-QURAN
Perhatikan teks lengkap terjemah QS. An-Nisa 171 di atas:

"Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih Isa putera Maryam itu adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan para rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: "Tuhan itu tiga", berhentilah (dari ucapan itu). Itu lebih baik bagimu. Sesunggunnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara" (QS. An Nisa: 171).

Jika diperhatikan, hampir seluruh kandungan ayat ini sebenarnya merupakan teguran, larangan, perintah, bahkan peringatan keras, khusus kepada umat Kristen meliputi:
  • Larangan melampaui batas dalam beragama. Artinya tidak dibenarkan menambah, mengurangi, atau merobah ajaran para nabi Allah, apalagi sampai memaksakan doktrin-doktrin keimanan atas nama agama yang tidak pernah diajarkan oleh para nabi, yang pada hakekatnya tidak dapat diterima oleh akal sehat manusia,
  • Larangan mendustakan ajaran para nabi tentang eksistensi Allah yang Haq dengan cara mencampur aduknya dengan yang Bathil, sehingga mencederai inti ajaran semua nabi -- yaitu Tauhid -- bahwa Allah adalah satu-satunya Tuhan semesta alam yang paling berhak untuk disembah oleh seluruh makhluk,
  • Peringatan untuk tidak melebih-lebihkan kemanusiaan Isa putra Maryam yang diciptakan melalui satu kata dari-Nya [kun] dan tiupan ruh kehidupan ciptaan-Nya [ruhullah], sama seperti penciptaan nenek moyang seluruh umat manusia; Adam, maupun penciptaan seluruh makhluk hidup lainnya di alam semesta ini,
  • Peringatan untuk segera menghentikan semua perkataan dan ajaran menyesatkan yang menyelisihi ajaran Tauhid [meng-esa-kan Allah], sekaligus perintah untuk meninggalkan segala bentuk ajaran ketuhanan yang menafsirkan bahwa "Tuhan itu tiga", 
  • Perintah untuk beriman hanya kepada Allah dan mematuhi segala perintah dan larangan yang diwahyukan-Nya  -- kemudian diajarkan  -- melalui para nabi utusan Allah, termasuk melalui nabi Isa Almasih,
  • Peringatan untuk tidak lagi mengatakan, apalagi sampai meyakini bahwa Allah memiliki anak,
  • Larangan untuk menggantungkan keselamatan dan perlindungan dunia akhirat kepada selain Allah, karena hanya Allah lah pemelihara segala makhluk ciptaan-Nya, baik yang ada di langit maupun di bumi. yang keseluruhannya secara absolut adalah milik-Nya.
Karena itu, menjadi lucu rasanya mendapati bahwa demi misi Kristen, para misionarisnya secara bodoh memilih QS An-Nisa: 171 dan mengutil penggalan ayat yang mereka anggap relevans dengan doktrin Kristen saja tanpa menyadari bahwa sesungguhnya ayat yang mereka comot itu merupakan bumerang bagi keimanan mereka sendiri!

Keseluruhan rangkaian ayat yang sejatinya justru mengecam keras iman Kristen malah dijadikan hujjah untuk "membenarkan" apa yang dinyatakan "salah" oleh ayat itu sendiri. Bukankah ini bodoh dan lucu?
Perhatikan lagi penggalan ayat yang menjadi topik bahasan ini.  Ayat 171 tsb  sengaja dikutip hanya sepotong saja, karena si penulis menghendaki agar kata "firman-Nya" terkesan cocok dengan doktrin Kristen yang mengajarkan bahwa "firman adalah Allah" dengan menyandarkan dukungan dalil pada teks haditst Anas ibnu Malik hal. 72 (yang sampai hari ini saya masih belum menemukan ada di halaman kitab mana) yang mereka kutip, yaitu kata "ruh Allah" dan "firman Allah."

Penafsiran tekstual dari terjemah Al-Quran ini luar biasa dangkal. Karena makna sesungguhnya dari dua kata tersebut adalah sebagai berikut:

Ruh Allah adalah ruh ciptaan Allah, atau ruh ciptaan Allah yang kemudian diberikan oleh Allah. Sama sekali bukan ruh yang ada dalam diri Allah yang kemudian berdiam di dalam raga Isa Almasih, lalu menjelma menjadi manusia.

Sudah sangat jelas diajarkan dalam Islam bahwa Allah bukan ruh, karena Allah tidak sama dengan apapun yang dapat dibayangkan oleh akal manusia dengan menggunakan seluruh kemampuan panca inderanya, apalagi disamakan dengan makhluk-makhluk ciptaan-Nya sendiri, misalnya saja, dengan ruh! (lihat penjelasannya di sini)  

Jadi, adalah sangat keliru jika gelar "ruhullah" yang dinisbatkan kepada Isa Almasih  diartikan sebagai pengakuan bahwa ruh kehidupan yang berdiam di dalam diri beliau adalah "Roh Allah" versi Kristen yang diyakini oleh pengikut Paulus sebagai Allah itu sendiri!

Sedangkan Firman Allah yang dimaksudkan dalam konteks ini adalah ucapan, atau kalam Allah, berupa SATU KATA SAJA, yaitu "Kun!" atau "Jadilah!"

Artinya, sama seperti penciptaan makhluk-makhluk Allah lainnya, Allah juga menciptakan Isa Almasih melalui "firman-Nya" ini, yaitu "Kun!", maka jadilah Isa Almasih! (lihat penjelasannya di sini)

Dengan demikian, kata "kalimatuhu", "kalamullah", "kalimatullah", yang secara acak sering digunakan oleh misionaris Kristen untuk menjustifikasi Isa Almasih sebagai "firman yang hidup" agar diterima oleh umat Islam sebagai bukti ketuhanan beliau sebenarnya sangat keliru, atau tegasnya menggelikan, karena benar-benar salah kaprah!

TINJAUAN ALKITAB
Upaya "gathukologi" atau "cocokologi" ayat Al-Quran dan hadits (?) di atas tampaknya memang benar-benar diusahakan agar pembaca mengira bahwa makna "firman Allah" dari sumber Islam tsb sesuai dan sejalan dengan kata yang sama dan menjadi salahsatu doktrin pokok Kristen berdasarkan injil Yohanes ini,

"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah." (Yohanes 1:1)

Bagi umumnya umat Islam, ayat Yohanes 1:1 ini luar biasa "mbulet" namun sebenarnya tidak mengandung makna apa-apa jika kita benar-benar mencermatinya dari perspektif linguistik. Silahkan lihat lagi catatan lawas GM tentang Yohanes 1:1 ini  di sini

Usaha para misionaris Kristen yang tidak kenal lelah dalam menjajakan iman mereka memang patut untuk diacungi jempol, namun seperti sudah dijelaskan di atas, upaya "meng-otak-atik-gathuk" ayat-ayat Al-Quran dan ayat-ayat hadits yang manapun, bila tujuannya adalah untuk pembenaran doktrin Kristen yang menurut Al-Quran maupun hadits sendiri adalah salah, maka semua kerja keras itu akan berakhir sia-sia.

Kenapa?
Karena Islam punya semua jawaban untuk menganulir segala bentuk klaim pembenaran iman Kristen dari hasil mengemis, apalagi merekayasa sumber-sumber kajian dalam perbendaharaan literatur Islam! [Bersambung]



Anda sedang membaca jawaban Islam untuk klaim Kristen tentang ketuhanan 
ISA ALMASIH MENURUT AL-QURAN, HADITS, DAN ALKITAB 
BAGIAN-10  

Simak Juga Bagian:

1  2  3  4  5  6  7  8  9  10  11  12 



Maraji:
1. Terjemah Al-Quran Al-Kariim
2. Alkitab LAI 1999
3. Buku Dialog Santri Pendeta, Masyhud MS, Pustaka Dai
4. Muallaf meluruskan Pendeta, H. Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), Yay. Muhtadien Jakarta

Sumber: Abu Rifkah | media.isnet.org 
Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment