Landasan Agama "Ciptaan Manusia" Bernama Paulus Dari Tarsus


Jika pertanyaan berikut ini kita alamatkan kepada siapapun yang mengaku sebagai "orang kristen", maka jawaban yang kita peroleh tidak akan jauh dari yang berikut ini:
  1. Apakah Yesus mengajarkan sebuah agama? Jawabnya, "TIDAK!"
  2. Apakah Yesus beragama Kristen? Jawabnya, "TIDAK!"
  3. Apakah Yesus mengenal segala sesuatu tentang Kristen? Jawabnya, "TIDAK!"
  4. Apakah Kristen sebuah agama? Jawabnya, "TIDAK!"
Lantas, jika sambil garuk-garuk kepala karena tidak habis pikir kemudian kita bertanya lagi:

5. Lalu, Kristen itu sebenarnya apa?

Maka jawaban mereka akan panjang lebar sesuai selera masing-masing semisal, "Kristen adalah ... bla ... bla ... bla ...... dlsb",  yang ujungnya pasti akan sampai juga kepada sosok antagonis bernama Paulus dari Tarsus! 

YA! Walau dewasa ini sudah terpecah menjadi lebih dari 34.000 denominasi (sekte) yang tentu saja tidak saling sepakat antara satu sama lain tentang iman Kristen mereka masing-masing (bahkan saling tuding bahwa yang lain adalah ajaran bidat) namun pada umumnya "orang Kristen" tidak dapat menolak fakta bahwa seperti tercatat dalam Kisah Para Rasul 11:26, Kristen adalah "ajaran kasih" yang diciptakan oleh Paulus atas nama Yesus! 

Ingat, atas nama Yesus!

Nah, sampai di sini, bila kemudian kita bertanya lagi,

6. Bagaimana sih sebenarnya Paulus "meramu" ajaran kasih sehingga menjadi Kristen seperti sekarang ini?

Pecayalah! Tidak banyak dari mereka yang dapat menjelaskan sampai ke detil-detilnya, karena ketidak-tahuan mereka sendiri akibat seumur hidupnya cuma menurut saja dijejali denngan doktrin "IMANI AJA" oleh para rohaniwan gerejanya masing-masing!

Tapi jika kita coba cari tahu sendiri, maka yang berikut ini adalah salahsatu versi yang sangat boleh jadi  tidak pernah terfikirkan oleh umumnya "orang kristen", terutama yang gigih membela blundernya ajaran Kristen itu sendiri di forum-forum debat lintas iman!

Mari langsung saja kita check kapasitas pengetahuan Paulus!
Tentang ini ternyata secara blak-blakan dia sendiri mengaku  belajar dan mendapatkan pengetahuan campur-aduk dari orang-orang bodoh, orang-orang bijak, dan dari para filsuf Yunani sebagaimana ditulisnya:

"Aku berhutang baik kepada orang Yunani, baik kepada orang terpelajar, maupun kepada orang yang tidak terpelajar.”  (Roma 1:14)

Bahwa suratnya - seperti dapat dibaca dalam teks di atas - mengindikasikan betapa kentalnya pengaruh latar belakang budaya yang  menyebabkan kekacauan dalam penulisan dan pemikirannya. Bersamaan dengan itu, pemikiran-pemikiran Paulus juga banyak yang bertentangan dengan ajaran  Yesus, di mana dengan tegas dia menolak menerima hikmat dari orang-orang berhikmat dan dari kearifan orang-orang bijak.

"Karena ada tertulis: “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan. Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?"  (1Korintus 1:19-20)

Seperti kita lihat, Paulus menerima hikmah dan kebodohan secara bersamaan, tapo fengan tegas menolak hikmah dan tidak menerimanya kecuali dengan kebodohan. Maka, Paulus tidak melihat hikmah apapun kecuali kebodohan. Paulus menjelaskan kepada kita bahwa Tuhan tidak memberikan pilihan kepada manusia kecuali hanya kebodohan, bahkan lebih memuliakan orang bodoh daripada orang yang memilih hikmah.

"Tetapi apa yang bodoh bagi dunia, dipilih Allah untuk memalukan orang-orang yang berhikmat, dan apa yang lemah bagi dunia dipilih Allah untuk memalukan apa yang kuat."  (1Korintus 1:27)

Sudah dapat dipastikan bahwa  - sesuai teks di atas -  seandainya Paulus menganggap dirinya pilihan Tuhan, berarti sebenamya dia bodoh alias tidak termasuk dalam golongan orang-orang  bijak. Dan Paulus memberikan ringkasan kepada kita bahwa “pengorbanan dan penyaliban”, yakni poros utama ajaran Kristen, tidak akan berhasil mendominasi ajaran tersebut kecuali dengan hilangnya hikmat (ilmu) dan lenyapnya pemahaman khidmat yang digantikan dengan hadirnya kebodohan!

"Sebab pemberitaan tentang salib memang adalah kebodohan bagi mereka yang akan binasa, tetapi bagi kita yang diselamatkan, pemberitaan itu adalah kekuatan Allah. Karena ada tertulis: “Aku akan membinasakan hikmat orang-orang berhikmat dan kearifan orang-orang bijak akan Kulenyapkan. Di manakah orang yang berhikmat? Di manakah ahli Taurat? Di manakah pembantah dari dunia ini? Bukankah Allah telah membuat hikmat dunia ini menjadi kebodohan?"  (1Korintus 1:18-20)

Paulus coba menjelaskan pemikirannya bahwa Yesus hanya melihat jalan kebodohan dan kedunguan saja, dan ini merupakan jalan terbaik untuk dapat lebih mengenalnya.

"Oleh karena dunia, dalam hikmat Allah, tidak mengenal Allah oleh hikmatnya, maka Allah berkenan menyelamatkan mereka yang percaya oleh kebodohan pemberitaan Injil." (1Korintus 1:21)

Artinya, bahwa sang Khalik menganggap baik seandainya jalan yang ditempuh menuju kepada-Nya melalui jalan kebodohan! Oleh karena itu, Paulus mensucikan kebodohan dan mengangkatnya melampaui hikmah.

"Janganlah ada orang yang menipu dirinya sendiri. Jika ada di antara kamu yang menyangka dirinya berhikmat menurut dunia ini, blarlah ia menjadi bodoh, supaya ia berhikmat. Karena hikmat dunia itu adalah kebodohan bagi Allah. Sebab ada tertulis: “la yang menangkap orang yang berhidmat dalam kecerdikannya. Dan di tempat lain: “Tuhan mengetahui rancangan-rancangan orang berhikmat; sesunggubnya semuanya sia-sia belaka."  (1Korintus 3:18-20)

Menururt Paulus, inilah pemikiran yang benar tentang hikmat dan orang-orang yang bijak. Dia melihat bahwa pemikiran orang-orang bijak adalah kesalahan. Sedangkan menurut wahyu Ilahi yang hakiki (Perjanjian Baru), kata “hikmah” disebutkan bersamaan dengan pemahaman akan ilmu dan wahyu, seperti  dalam firman Allah,

“Sebagaimana Kami telah mengutus kepada kamu seorang Rasul  di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al-Qur’an dan hikmah, serta mengajarkan kepada kamu apa yang belum kamu ketahui.” (QS. Al-Baqarah: 151)

Kata hikmah dalam pemikiran Islam selalu bergandengan dengan (semua) kebaikan bagi manusia, karena hal ini merupakan pemberian dan anugerah dari Allah Subhanahu wa Ta’ala. 

Firman Allah,
“Allah menganugerahkan hikmah (kemampuan mendalami dan memahami ajaran Allah) kepada siapa yang Dia kehendaki. Dan barangsiapa yang dianugerahi hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi kebajikan yang banyak. Dan tidak ada yang dapat mengambil pelajaran melainkan orang-orang yang berakal.”  (QS. Al-Baqarah: 269)

Dan inilah Firman Allah tentang Yesus dan risalah yang dibawanya,
“Dan Dia mengajarkannya Alkitab, Hikmah, Taurat, dan Injil.”  (QS. Ali Imran: 48)

Sementara itu Paulus sang rasul pencetus ajaran Kristen mengatakan:

"Apa yang aku katakan, aku mengatakannya bukan sebagai orang yang berkata menurut firman Tuhan, melainkan sebagai seorang bodoh yang berkeyakinan, bahwa ia boleh bermegah.

Artinya, kontras dengan pokok-pokok ajaran Yesus yang pada hakekatnya berlandaskan pada wahyu dari Allah yang penuh hikmah, segala perkataan dan ajaran Paulus sama sekali bukan berasal dari Allah, melainkan dari kebodohannya sendiri yang ingin bermegah-megah. Layaknya orang gila, dia bahkan mengklaim  bahwa dialah yang mempertahankan kebohongan dan kebodohannya serta menolak hikmah  dalam setiap perkataannya. Tapi ironisnya, ajarannya ini dipandang benar, bahkan dianggap suci oleh seluruh pengikutnya!

Paulus menjunjung tinggi kebodohan di atas hikmah, bahkan mengajari seluruh pengikutnya, yakni umat Kristen hari ini, untuk berlaku bodoh agar menjadi orang bijak. Dengan kata lain, Paulus menegaskan bahwa walau bagaimanapun, akidah Kristen ciptaannya tidak akan sempurna, kecuali jika sepenuhnya dilaksanakan dengan kebodohan mutlak!

Berdasarkan semua ini, umat Kristen pun mengkategorikan Paulus ke dalam golongan para rasul yang benar. 

Mereka bukan yang pertama melakukan kebodohan seperti ini, karena sebelum mereka telah ada kaum Tsamud - kaum Nabi Shaleh - yang lebih menyukai kesesatan daripada petunjuk, sehingga Allah menimpakan azab ke atas mereka sebagaimana dikisahkan dalam Al-Quran;

“Dan adapun kaum Tsamud, maka mereka Kami beri petunjuk tetapi mereka lebih menyukai buta (kesesatan) dari petunjuk, maka mereka disambar petir (sebagai) adzab yang menghinakan desebabkan apa yang telah mereka kerjakan. Dan Kami selamatkan orang-orang yang beriman dan mereka adalah orang-orang yang bertakwa.”  (QS. Fushshaat:17-18)

Sampai di sini, tidakkah kita dapat melihat dengan jelas betapa aneh landasan agama yang dibangun oleh Paulus guna membelokkan sejauh-jauhnya segala bentuk hikmah yang diajarkan oleh Yesus? Yesus mengajarkan tentang hikmah yang sejak jaman nabi Adam dan puluhan ribu tahun setelahnya diajarkan pula secara turun temurun oleh nabi-nabi Allah pendahulu Yesus hingga datangnya nabi terakhir. Sedangkan Paulus mengajarkan kebodohan yang menolak hikmah!

Dan di atas semua itu, yang paling aneh adalah kenyataan bahwa hampir semua pengikut Paulus yang menanggalkan - dan meninggalkan - ajaran Yesus ini mengira bahwa mereka adalah pengikut-pengikut setia Yesus!

Masya Allah!
Alangkah bodohnya!

Lihat demonstrasi kebodohan mereka di sini




Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

2 Comments:

  1. BUKTI AGAMA ISLAM ADALAH AGAMA BUATAN MANUSIA YANG DI HAFALKAN

    Maksud Tuhan Yesus di ayat Injil (Matius 15:7-9) itu menjelaskan nubuat dari kitab Nabi Yesaya yang sudah memprediksi si muhammad saw itu akan datang nantinya sebagai nabi palsu si buta Huruf yg menciptakan agama buatan manusia yg di hafalkan....

    Klo anda Gak percaya, silahkan baca ini! apa yg di Maksud Tuhan Yesus di ayat Injil (Matius 15:7-9) yg diangkat dari nubuat Kitab Nabi Yesaya....:

    Yesaya 29:12 "...dan apabila kitab itu diberikan kepada seorang yang tidak dapat membaca dengan mengatakan: "Baiklah baca ini," maka ia akan menjawab: "Aku tidak dapat membaca."=====> Bukti Muhammad nabi palsu si Buta Huruf

    Yesaya 29:13 Dan Tuhan telah berfirman: "Oleh karena bangsa ini datang mendekat dengan mulutnya dan memuliakan Aku dengan bibirnya, padahal hatinya menjauh dari pada-Ku, dan ibadahnya kepada-Ku hanyalah perintah manusia yang dihafalkan.=====> Bukti ajaran Agama islam harus di hafal.......doanya pun harus di hafal..........

    Klo Kristen mana ada main hafal2......

    ReplyDelete
  2. Iya, karena kitabnya kristen selalu dirubah, jadi buat apa dihapal... Lalu dimana letak keasliannya?

    ReplyDelete