10:23 Dan Yesus berjalan-jalan di Bait Allah, di serambi Salomo.
10:24  Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya:  “Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan?  Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.”
10:25  Yesus menjawab mereka: “Aku telah mengatakannya kepada kamu, tetapi  kamu tidak percaya; pekerjaan-pekerjaan yang Kulakukan dalam nama  Bapa-Ku, itulah yang memberikan kesaksian tentang Aku,
10:26 tetapi kamu tidak percaya, karena kamu tidak termasuk domba-domba-Ku.
10:27 Domba-domba-Ku mendengarkan suara-Ku dan Aku mengenal mereka dan mereka mengikut Aku,
10:28  dan Aku memberikan hidup yang kekal kepada mereka dan mereka pasti  tidak akan binasa sampai selama-lamanya dan seorang pun tidak akan  merebut mereka dari tangan-Ku.
10:29 Bapa-Ku, yang memberikan  mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapa pun, dan seorang pun tidak  dapat merebut mereka dari tangan Bapa.
Kata ‘aku dan Bapa adalah satu’ tercatat dalam Alkitab pada Yohanes 10:30, yang merupakan ucapan Yesus dalam kerangka kisah tanya jawab beliau dengan kaum Yahudi di Baik Allah, beranda Salomo.. Kalimat ini merupakan ‘senjata andalan’ umat Kristen untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan. Hampir disetiap diskusi, apabila ditanya :”Mana ayat yang menyatakan Yesus adalah Tuhan”, umat Kristen umumnya menyodorkan Yohanes 10:30 ini, karena memang sampai sekarang tidak ditemukan ayat lain yang jelas Yesus menyatakan dirinya adalah Tuhan. Namun ada gejala umum ketika mengutip ayat ini, pihak Kristen biasanya menyampaikannya secara berdiri sendiri dan tidak menjelaskan kerangka ceritanya, mengapa Yesus bicara demikian, kepada siapa beliau bicara, apa reaksi si pendengar, lalu apa tanggapan Yesus terhadap reaksi si pendengar.
Mari kita coba analisa ceritanya:
Ucapan  ‘aku dan Bapa adalah satu, dimulai ketika Yesus yang sedang berjalan di  serambi Salomo, dicegat oleh Yahudi yang menanyakan ‘apa bukti bahwa  Yesus adalah Mesias’, dijawab oleh Yesus yang intinya menyatakan bahwa  dia ‘sudah menerangkannya dan sudah membuktikannya dengan keajaiban dan  mukjizat yang dilakukan beliau atas nama Bapa, namun Yahudi tetap saja  tidak percaya karena pada dasarnya kaum Yahudi tersebut sama sekali  tidak mempunyai itikad baik untuk mengakui Yesus, untuk itu Yesus  menyatakan bahwa memang mereka adalah penentangnya, menentang ajaran  yang disampaikannya sambil menyatakan bahwa orang yang mengikutinya akan  selamat dunia dan akherat, terakhir beliau menegaskan bahwa keselamatan  dunia akherat tersebut merupakan kekuasaan Bapa, yang lebih besar dari  siapapun. Dari ucapan Yahudi tersebut dan jawaban dari Yesus bisa kita  simpulkan:
- Ada kemungkinan kedatangan sang Mesias sudah di nubuatkan kepada kaum Yahudi
 - Ketika Yesus datang dan diduga merupakan Mesias tersebut, ternyata ajaran yang dibawanya tidak sesuai (mengkoreksi) apa yang sudah ada dalam sebagian ajaran Yahudi yang ada
 - orang yang mencegat Yesus di serambi Salomo tersebut jelas datang dari kaum Yahudi yang menentang Yesus karena ajaran yang selama ini mereka yakini telah dikoreksi oleh ajaran yang disampaikan Yesus karena itu mereka selalu mencari kesempatan untuk menghentikan kegiatan Yesus kalau perlu membunuhnya
 - Yesus sudah menyampaikan bahwa dialah sang Mesias dengan perkataan dan bukti berupa mukjizat namun Yahudi yang memang sudah punya rencana jahat tersebut tidak mempercayainya
 - Ajaran yang disampaikannya akan membawa keselamatan dunia dan akherat bagi orang-orang yang mengikutinya
 - Yesus menyatakan dengan jelas bahwa orang yang patuh dan mengikuti ajarannya bukan atas kekuasaannya, tapi semata-mata atas kekuasaan Bapa, lalu dilanjutkan dengan ucapan Yesus yang populer itu: 10:30 Aku dan Bapa adalah satu.”
 
Kalau dikaitkan dengan dialog sebelumnya,  terlihat perkatan ini memang jauh dari kesan Yesus telah menyatakan  dirinya adalah Tuhan, pengertian kalimat ini secara berdiri sendiri  punya banyak penafsiran, bisa diartikan satu dalam zat atau roh, bisa  juga satu dalam tujuan, satu dalam ajaran, bahwa apa yang disampaikan  Yesus seperti yang ditanyakan Yahudi pada ayat sebelumnya, merupakan  ajaran Bapa, tidak lebih dan tidak kurang, maka Yesus mengatakan  ajarannya dan ajaran Bapa sama saja, adalah satu ajaran, yang telah  disampaikan kepada kaum Yahudi, namun sebagian Yahudi berusaha  membuktikan bahwa ajaran Yesus bukan ajaran Tuhan, sehingga pernyataan  bahwa dia sang Mesias yang dimaksud bisa dibantah.Ternyata jawaban Yesus  ini disalah-artikan, tergambar dari ayat berikutnya:
10:31 Sekali lagi orang-orang Yahudi mengambil batu untuk melempari Yesus.
Reaksi  Yahudi kemudian adalah mereka melempar Yesus dengan batu, apa gerangan  yang membuat mereka melakukan hal tersebut ?, yang jelas tindakan  melempar batu pada orang lain bukanlah menggambarkan suatu kegembiraan  atau manifestasi rasa cinta dan sayang, atau rasa terima kasih karena  telah ditunjukkan jalan menuju keselamatan, Yesus juga bertanya:
10:32  Kata Yesus kepada mereka: “Banyak pekerjaan baik yang berasal dari  Bapa-Ku yang Kuperlihatkan kepadamu; pekerjaan manakah di antaranya yang  menyebabkan kamu mau melempari Aku?”
Beliau heran  karena sudah banyak melakukan perbuatan dan keajaiban yang sebagian  besar untuk menolong kaum Yahudi tersebut, menyembuhkan penyakit, dll,  lalu apa sebabnya mereka melempari dia dengan batu..??, Yahudi dalam  jawabannya terkesan mengakui bahwa dalam sisi pekerjaan, memang Yesus  telah banyak berjasa menolong mereka, namun semua perbuatan baik  tersebut tidak bisa membenarkan ucapannya yang lancang itu:
10:33  Jawab orang-orang Yahudi itu: “Bukan karena suatu pekerjaan baik maka  kami mau melempari Engkau, melainkan karena Engkau menghujat Allah dan  karena Engkau, sekalipun hanya seorang manusia saja, menyamakan diri-Mu  dengan Allah.”
Jawaban Yahudi tersebut menjelaskan  bahwa kata-kata ‘aku dan Bapa adalah satu’ dianggap Yahudi sebagai  kelancangan seorang manusia biasa yang mau menyamakan dirinya dengan  Tuhan. Ini membuktikan:
- Terlihat bahwa dalam sistem ajaran Yahudi sekalipun sudah melenceng jauh, tetap tidak membuka peluang sedikitpun adanya manusia yang mengaku sebagai Tuhan.
 - Tidak ada nubuat dalam ajaran mereka bahwa Tuhan akan turun ke dunia berbentuk manusia, karena kalau sudah ada nubuatnya maka tindakan yang paling logis adalah dengan memeriksa kebenaran apakah Yesus adalah Tuhan yang dimaksud dan bukan malah melemparnya dengan batu.
 
Lalu apa jawaban Yesus Kristus? Ini merupakan bagian yang paling kontroversial dari potongan kisah dalam Kitab Yohanes 10 ini:
10:34 Kata Yesus kepada mereka: “Tidakkah ada tertulis dalam kitab Taurat kamu: Aku telah berfirman: Kamu adalah allah?
10:35 Jikalau mereka, kepada siapa firman itu disampaikan, disebut allah — sedang Kitab Suci tidak dapat dibatalkan –,
10:36  masihkah kamu berkata kepada Dia yang dikuduskan oleh Bapa dan yang  telah diutus-Nya ke dalam dunia: Engkau menghujat Allah! Karena Aku  telah berkata: Aku Anak Allah?
Kalau memang Yesus  adalah Tuhan, dan perkataan ‘aku dan Bapa adalah satu’ dimaksudkan  beliau untuk menyatakan bahwa Yesus adalah Tuhan, seharusnya jawabannya  adalah membenarkan sangkaan Yahudi tersebut, akan ada suatu ucapan yang  berkonotasi sekalipun kaum Yahudi tidak setuju atau menentang  kenyataannya dia memang Tuhan sesuai apa yang diucapkannya.
Alih-alih  menjawab demikian, Yesus malah membantahnya, sekalipun secara tidak  langsung. Kalimat ‘tidakkah tertulis dalam Taurat? berkonotasi  membantah. Lalu apa yang ditulis dalam Taurat? Yaitu ‘Aku telah  berfirman: kamu adalah allah’, siapa yang dimaksud dengan ‘aku’ disini?  Apakah Yesus? Tidak ada firman Yesus dalam Taurat, maka kata ‘Aku’ di  sini adalah Tuhan. Lalu siapa pula yang dimaksud dengan ‘kamu’?. Kalimat  selanjutnya menjelaskan bahwa kata ‘kamu’ itu ditujukan kepada ‘orang  yang menerima firman-Nya’.
Dalam bantahannya terhadap  prasangka Yahudi yang menuduhnya mengklaim dirinya sebagai Tuhan, Yesus  mengatakan bahwa dalam Taurat ada kata yang sepadan dengan kata ‘aku dan  Bapa adalah satu’, dan itu bukan dimaksudkan untuk menyatakan bahwa si  penerima firman adalah Tuhan. Selanjutnya Yesus kembali menantang Yahudi  tersebut dengan mengatakan ‘kalau dia berkata dia adalah Anak Allah,  apakah masih tetap dituduh Yesus telah menghujat Allah..? padahal Yesus  adalah orang yang dikuduskan dan telah diutus-Nya ke dunia.
Ada  2 hal yang perlu kita simak disini, satu, apakah memang ada dalam  Taurat kalimat yang menyatakan Tuhan memanggil orang yang menerima  firmannya dengan sebutan Allah? Dalam Perjanjian Lama, yang dinamakan  Taurat adalah 5 kitab pertama, yaitu: Kejadian, Keluaran, Imamat,  Bilangan dan Ulangan. Apakah ada kata tersebut dalam kelima kitab itu?
Kalau  tidak ada maka bisa dikatakan Yesus telah berbohong (harap diingat kami  kaum Muslim tidak sedikitpun percaya Yesus pernah berbohong, kalau ada  informasi demikian kami menganggap informasinya yang tidak tepat), atau  kemungkinan lain;
- Bukan itu yang diucapkan Yesus, para penulis telah salah kutip, atau
 - Memang ada kalimat tersebut dalam Taurat, tapi tidak tercantum dalam Taurat versi Perjanjian Lama atau
 - Keduanya benar.
 
Disini  telah terjadi ketidak-sinkronan antara Perjanjian lama dengan  Perjanjian Baru. Namun bagaimanapun itu, yang jelas Yesus telah  membantah persangkaan dan tuduhan Yahudi bahwa dia telah menyatakan  suatu kalimat yang mengaku dirinya sebagai Tuhan.
Hal  yang kedua yang perlu disimak adalah kata ‘allah’ dengan huruf kecil,  apa maksudnya..?? apakah para penterjemah Alkitab mau menunjukkan bahwa  kata ‘kamu adalah allah’ adalah kata biasa dan bukan mau menunjukkan  sesuatu yang istimewa, dan ‘allah’ disini bukanlah berarti Tuhan. Kalau  itu yang dimaksud, maka bantahan Yesus tersebut tidak nyambung dengan  apa yang dipermasalahkan kaum Yahudi. Buat apa Yesus membantah dengan  kalimat yang ada dalam Taurat dan tidak mengindikasikan sebutan Tuhan  kepada manusia?
Justru bantahan Yesus itu menjadi tepat  kalau kata ‘allah’ yang dimaksud berarti Tuhan, mungkin dalam konteks  ini artinya ‘orang yang dekat dengan Tuhan’, maka itu baru nyambung,  kata Yesus ‘aku dan Bapa adalah satu’ sama saja artinya dengan firman  Tuhan yang menyatakan ‘kamu adalah Allah’, tentu disinipun kembali harus  kita telusuri apa benar kata-kata Yesus persis seperti itu mengingat  Alkitab ditulis bukan dalam bahasa ucapan yang dipakai Yesus Kristus.
Perihal  penyatuan antara manusia dengan Tuhan tersebut kembali dijelaskan oleh  Yesus dana ayat berikutnya namun Yahudi kembali salah terima:
10:37 Jikalau Aku tidak melakukan pekerjaan-pekerjaan Bapa-Ku, janganlah percaya kepada-Ku,
10:38  tetapi jikalau Aku melakukannya dan kamu tidak mau percaya kepada-Ku,  percayalah akan pekerjaan-pekerjaan itu, supaya kamu boleh mengetahui  dan mengerti, bahwa Bapa di dalam Aku dan Aku di dalam Bapa.”
10:39 Sekali lagi mereka mencoba menangkap Dia, tetapi Ia luput dari tangan mereka.
10:40 Kemudian Yesus pergi lagi ke seberang Yordan, ke tempat Yohanes membaptis dahulu, lalu Ia tinggal di situ.
Yesus  kembali menyatakan kepada Yahudi yang tetap tidak mau mempercayainya,  bahwa dia adalah utusan Tuhan, Mesias yang telah dinubuatkan, bahwa dia  mengatakan, sekalipun Yahudi tetap tidak mau percaya kepada Yesus, maka  percayakan pada pekerjaan dan tindakannya yang penuh mukjizat, sebagai  bukti bahwa Yesus melakukannya atas kekuasaan Bapa, bukan Yesus yang  mempunyai kekuatan tersebut melainkan Bapa yang bekerja melalui dirinya.
Kata  ‘Bapa dalam aku dan aku dalam Bapa’ sebenarnya bukanlah hal yang baru  dalam implementasi suatu ajaran agama. Sebelumnya Yesus sudah menyatakan  dalam Taurat ada kata ‘kamu adalah allah’. Itu dinamakan kata yang  berbau ‘sufistik’. Dalam ajaran Islam ada hadist nabi :” “Senantiasa  hamba-Ku mendekatkan diri kepada-Ku melalui ibadat sehingga Aku cinta  kepadanya. Orang yang Ku-cintai, Aku menjadi pendengaran, penglihatan  dan tangannya.”
+ Lebih jauh tentang aliran sufi,  silahkan simak di sini.
Kalau Yesus mengatakan ‘aku dan Bapa adalah satu’ sebenarnya bukan berarti beliau mau menyatakan bahwa dia adalah Tuhan.
[Sumber: Archa - Islam Menjawab Fitnah]
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.



wihdatul wujud
ReplyDelete