Di dalam Al-Quran Al-Karim dan Hadits-hadits Nabi shallallahu alaihi wasallam terdapat sekian banyak kabar gembira dan ancaman dari Allah kepada hamba-Nya yang beriman dan bertakwa kepada-Nya. Jika Allah telah berjanji, maka tidak ada keraguan bahwa Dia pasti akan menepatinya. Demikian pula jika Dia telah memberi peringatan dan ancaman kepada hamba-Nya maka Dia pasti akan membuktikan ancaman tsb jika Dia tidak berkenan mengampuni kesalahan-kesalahan hamba-Nya.
Di antara janji Allah kepada seluruh hamba-Nya tanpa membedakan antara satu dengan yang lainnya adalah; kabar gembira bahwa siapa pun dijamin akan masuk surga jika sungguh-sungguh beriman dan bertakwa kepada-Nya serta mengikuti dan mentaati syariat Rasul-Nya, shallallahu alaihi wasallam.
Berikut ini adalah beberapa di antara ayat-ayat Al-Quran dan hadits shahih yang menerangkan hal itu.
1. Allah ta’ala berfirman: “Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu”. Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya.” (QS. Al-Baqarah: 25)
2. Allah ta’ala berfirman: “Allah menjanjikan kepada orang-orang yang mu’min lelaki dan perempuan, (akan mendapat) surga yang di bawahnya mengalir sungai-sungai, kekal mereka di dalamnya, dan (mendapat) tempat-tempat yang bagus di surga ‘Adn. Dan keridhaan Allah adalah lebih besar; Itu adalah keberuntungan yang besar.” (QS. At-Taubah: 72)
3. Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang bertaqwa berada dalam surga dan kenikmatan, mereka bersuka ria dengan apa yang diberikan kepada mereka oleh Rabb mereka; dan Rabb mereka memelihara mereka dari azab neraka. Dikatakan kepada mereka): “Makan dan minumlah dengan enak sebagai balasan dari apa yang telah kamu kerjakan”. Mereka bertelekan di atas dipan-dipan berderetan dan Kami kawinkan mereka dengan bidadari-bidadari yang cantik bermata jeli.” (QS. Ath-Thuur: 17-20)
4. Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan beramal saleh, bagi mereka adalah surga Firdaus menjadi tempat tinggal. Mereka kekal di dalamnya, mereka tidak ingin berpindah daripadanya.” (QS. Al-Kahfi: 107-108)
5. Allah ta’ala berfirman: “Sesungguhnya mereka yang beriman dan beramal shalih, tentulah Kami tidak akan menyia-nyiakan pahala orang-orang yang mengerjakan amalan(nya) dengan baik. Mereka itulah (orang-orang yang) bagi mereka surga ‘Adn, mengalir sungai-sungai di bawahnya; dalam surga itu mereka dihiasi dengan gelang emas dan mereka memakai pakaian hijau dari sutera halus dan sutera tebal, sedang mereka duduk sambil bersandar di atas dipan-dipan yang indah. Itulah pahala yang sebaik-baiknya, dan tempat istirahat yang indah.” (QS. Al-Kahfi: 30-31)
6. Allah ta’ala berfirman: “Dan orang-orang yang bertaqwa kepada Rabbnya dibawa ke surga berombong-rombongan (pula). Sehingga apabila mereka sampai ke surga itu sedang pintu-pintunya telah terbuka dan berkatalah kepada mereka penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan (dilimpahkan) atasmu, berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya. “Dan mereka mengucapkan: “Segala puji bagi Allah yang telah memenuhi janji-Nya kepada kami dan telah (memberi) kepada kami tempat ini sedang kami (diperkenankan) menempati tempat dalam surga di mana saja kami kehendaki”. Maka surga itulah sebaik-baik balasan bagi orang-orang yang beramal.” (QS. Az-Zumar: 73-74)
Rasulullah shallallahu alaihi wasallam bersabda:
كُلُّ أُمَّتِى يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ ، إِلاَّ مَنْ أَبَى » . قَالُوا : يَا رَسُولَ اللَّهِ وَمَنْ يَأْبَى قَالَ : « مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ ، وَمَنْ عَصَانِي فَقَدْ أَبَى
“Semua umatku pasti akan masuk surga kecuali orang yang enggan.” Para shahabat bertanya, “Ya Rasulullah, siapakah orang yang enggan itu?” Beliau menjawab, “Barangsiapa mentaatiku pasti masuk surga, dan barangsiapa mendurhakaiku maka dialah orang yang enggan (tidak mau masuk surga).” [HR. Al-Bukhari no.6851, dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu].
BEBERAPA PELAJARAN PENTING
DARI FIRMAN ALLAH DAN HADITS NABI
DALAM PERKARA INI
PELAJARAN PERTAMA
Orang-orang yang dijanjikan oleh Allah pasti masuk Surga dan bebas dari siksa api Neraka adalah siapa saja yang memiliki sifat dan perilaku sebagai berikut:
- Beriman kepada Allah dengan baik dan benar.
- Selalu giat dalam beramal shalih atau bertakwa kepada Allah kapan dan dimana pun ia berada.
- Selalu bersikap taat dan tunduk serta mengikuti syariat yang diajarkan oleh Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam di dalam Al-Quran Al-Karim dan Al-Hadits yang shohih.
Amal Shalih atau perbuatan baik adalah bagian dari makna dan hakekat iman. Bahkan amal shalih adalah konsekuensi dan tanda kejujuran iman seorang hamba. Maka dari itu, dalam banyak ayat, Allah ta’ala selalu menyebutkan amal shalih berdampingan dengan iman.
PELAJARAN KETIGA
Makna iman menurut Ahlus Sunnah wal Jama’ah ialah: Pembenaran dengan hati, ucapan dengan lisan, dan perbuatan dengan anggota badan. Iman dapat bertambah dan menguat dengan melaksanakan ketaatan kepada Allah dan akan berkurang dan melemah dengan berbuat maksiat kepada Allah, dan mengikuti seruan-seruan setan.
Dengan demikian, seorang muslim yang berbuat maksiat atau dosa besar selain kesyirikan, kekufuran dan kemunafikan yang besar, maka tidak boleh "dikeluarkan" dari agama Islam atau divonis sebagai orang kafir dan musyrik atau murtad. Akan tetapi menurut aqidah dan manhaj Ahlus Sunnah wal Jama’ah bahwa muslim yang berbuat dosa besar hanya dihukumi di dunia ini sebagai muslim fasiq, atau mukmin yang lemah dan tidak sempurna imannya. Sedangkan di akhirat ia berada di bawah kehendak Allah, atau terserah kepada Allah.
Jika Allah, insha Allah, berkehendak mengampuni dosa-dosanya, maka ia akan terbebas dari siksa api Neraka dan berhak masuk surga secara langsung. Namun jika Allah tidak mengampuninya, maka ia akan disiksa di dalam api Neraka sesuai dengan kadar dosa-dosanya, lalu setelah itu ia akan dikeluarkan dari Neraka dan dimasukkan ke dalam Surga-Nya yang penuh dengan kenikmatan yang hakiki dan kekal abadi.
PELAJARAN KEEMPAT
Jalan yang dapat mengantarkan seorang hamba memasuki Surga Allah hanya satu, yaitu jalan yang ditempuh oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasallam dan diikuti oleh para sahabat beliau radhiyallahu anhum ajma’in. Hal ini diterangkan dalam salahsatu sabda Nabi shallallahu alaihi wasallam:
« مَنْ أَطَاعَنِي دَخَلَ الْجَنَّةَ »
“Barangsiapa mentaatiku, ia pasti masuk Surga!”
Ini sesuai dengan firman Allah ta’ala yang artinya: “Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) di antara orang-orang Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan merekapun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka jannah (surga-surga) yang mengalir sungai-sungai di dalamnya; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Itulah kemenangan yang besar.” (QS. At-Taubah: 100).
PELAJARAN KELIMA
Barangsiapa yang mengaku CINTA RASUL dan ingin masuk Surga, akan tetapi pada kenyataannya ia selalu menyelisihi dan menentang ajaran beliau dalam masalah aqidah, ibadah, muamalah, akhlak dan adab, maka pengakuan cintanya kepada Rasul itu bohong, dan ia dipastikan jatuh dalam kesesatan dan berakhir di Neraka. Hal ini ditegaskan oleh Allah dalam firman-Nya:
“Barangsiapa menentang Ar-Rasul setelah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan selain jalannya kaum mukminin, maka Kami biarkan dia leluasa bergelimang dalam kesesatan (berpaling dari kebenaran), dan Kami masukkan dia ke dalam Jahannam. Dan Jahannam adalah seburuk-buruk tempat kembali.” (QS. An-Nisa’ : 115).
Demikian beberapa pelajaran penting dari ayat-ayat di atas secara ringkas. Semoga dapat dipahami dan bermanfaat bagi kita semua.
Amin, Ya, Rabbal Alamin.
Amin, Ya, Rabbal Alamin.
[Klaten, 21 April 2012 | Muhammad Wasitho Abu Fawaz]
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment