1. Nama-nama Allah.
Kitab Suci mewahyukan nama Allah yang menunjukkan sifat-sifat Allah kepada kita. Allah telah menyatakan diriNya dan namaNya melalui FirmanNya kepada manusia (Keluaran 6:3; 34:5-6). Barangsiapa yang mau menyembah Allah harus menyebut nama Allah, dan harus merasa takut terhadap kekudusan nama Allah (Ulangan 28:58;Kejadian 12:8; 2 Samuel 22:50). Manusia harus memuji nama Allah dan memuliakan nama Allah (Mazmur 86:9). Mengapa? Karena nama Allah identik dengan Pribadi Allah yang membela dan melindungi umatNya (Mazmur 20:1). Kalau kita berseru namaNya maka Allah tidak akan meninggalkan umatNya. Allah mengasihi dan mengikat diriNya dengan umatNya yang selalu berseru akan namaNya. (1 Samuel 12:22). Selanjutnya, Allah telah memperkenalkan Nama-namaNya sebagai berikut:
1.1. ELOHIM.
Nama Elohim menyatakan ke-Maha Kuasaan dari Allah. Ketika Allah menciptakan langit dan bumi, kemudian menciptakan manusia maka Allah memakai nama Elohim. Elohim adalah nama dalam bentuk jamak menunjukkan ke-Esa-an dari Allah yang Tritunggal. Nama Elohim-lah yang dipakai Allah ketika menjadikan manusia menurut rupa dan gambar Allah (Kejadian 1:26). Walaupun Israel mengenal Allah yang Tungal tetapi Perjanjian Lama telah juga mewahyukan bahwa ke-jamak-an dari Allah telah diperkenalkan sejak pertama.
1.2. JEHOVAH.
Kata Jehovah berarti Tunggal. Itulah nama dari Bapa yang memperkenalkan Diri kepada Israel. Jehovah berarti Allah yang datang kepada umatNya dan mengadakan perjanjian dengan mereka Israel hanya menerima Jehovah sebagai Allah yang Tunggal dan kepadaNya mereka berseru dan menyembah. Kata Jehovah begitu sakral bagi umat Israel. Dengan nama Jehovah-lah Allah memperkenalkan diri kepada Israel bahwa Dialah yang ada sejak dahulu, sekarang dan selama-lamanya (Keluaran 3:13-14). Dalam memimpin Israel, memelihara dan membela maka Allah menyatakan namaNya yang menunjukkan sifatNya kepada umatNya:
1. Jehovah Rapha,
berarti bahwa Tuhanlah yang menyembuhkan umatNya. Allah bertindak sebagai dokter yang Maha Kuasa ke atas umatNya (Keluaran 15:26).
2. Jehovah Nissi,
berarti bahwa Tuhan adalah Panji-panji Kemenangan Israel. Tuhanlah berperang ganti umatNya. Ketika mereka berhadapan dengan laut kolsum, benar bahwa Tuhan telah menjadi Panji Kemenangan Israel (Keluaran 17:8-15; 14:13-14).
3. Jehovah Shalom,
berarti bahwa Tuhan adalah Raja Damai. Dialah yang memberi damai-sejahtera kepada umatNya. Sifat Allah ini berlaku bukan hanya kepada Israel tetapi kepada umatNya masa kini. (Habakuk 6:24).
4. Jehovah Roi,
berarti bahwa Tuhanlah yang menjadi Gembala kita. Ialah yang memimpin dan melindungi dan memberkati kita. Tuhan sebagai Gembala dimanifestasikan dalam Tuhan Yesus Kristus sebagai Gembala yang baik (Yohanes 10; Mazmur 23).
5. Jehovah Tsidkenu,
berarti bahwa Tuhanlah yang menjadi Kebenaran UmatNya. Ialah yang mengampuni, membela dan membenarkan kita. (Yeremia 23:6). Manifestasi Jehovah sebagai kebenaran dinyatakan di dalam Yesus Kristus Tuhan kita (Yohanes 14:6; Yohanes 16:13).
6. Jehovah Shammah,
berarti Tuhan ada dan hadir dengan umatNya, Tuhan senantiasa menyertai kita dimanapun kita berada (Yehezkiel 48:35).
Banyak orang tidak memahami kekuatan rohani apa yang ada kepada bangsa Israel sehingga mereka dapat bertahan melalui penghancuran yang terjadi untuk melenyapkan bangsa ini. Dua kali mereka terbuang untuk dilenyapkan tetapi selalu tetap bertahan dan eksis. Tidak satupun bangsa di dunia yang dapat menandingi penderitaan pembinasaan seperti yang dialami bangsa ini. Keyakinan atas ketujuh sifat Jehovah di atas-lah menjadi rahasia yang menyebabkan mereka mampu bertahan sebagai bangsa.
Allah Israel bukanlah sebuah gagasan dari satu agama manusia, melainkan Dia adalah Allah yang hidup yang bergerak ditengah-tengah umatNya. Karena itu, sejarah bangsa ini merupakan sejarah kerajaan Allah diatas muka bumi ini. Penggenapan Janji Allah diwujudkan melalui kedatangan Yesus Kristus dilanjutkan kedatangan Roh Kudus. Ketujuh nama Allah yang menunjukkan sifatNya yang menyertai orang percaya sekarang berlaku keatas GerejaNya. Tuhan dengan segala sifatNya yang diwujudkan melalui namaNya dinyatakan oleh Roh Kudus keatas orang percaya.
1.3. El-Elyon. Kata \”El\” berarti \”Tuhan\”, Satu-satunya Maha Kuasa\” (Ulangan 32:4).
El-Elyon artinya Allah Maha Kuat, Maha Berkuasa, Maha Agung, Dialah Allah Maha Penyelamat yang telah menolong umatNya dengan ke-Maha KuasaanNya dari tangan musuh (Kejadian 14:18-20). Dialah Allah yang Maha Kuasa yang mengasihi isi dunia dan memberikan AnakNya yang tunggal kepada isi dunia untuk menyelamatkan isi dunia (Yohanes 3:16).
1.4. El-Shaddai. El-Shaddai, berarti Allah yang mencukupi segala kebutuhan umatNya.
El-Shaddai bahwa Allah yang Maha Kuasa akan mencukupkan kita. Dia berjanji akan menggenapi janjiNya dengan sempurna. Allah Maha Kuasa selalu menggenapi janjiNya (Kejadian 17:1).
1.5. El-Olam. Berarti Allah yang kekal.
Dialah yang mengatur kehidupan manusia dan memberi hidup yang kekal kepada manusia. El-Olam bahwa Allah yang kekal selalu memegang teguh semua janjiNya (1 Timotius 1:17).
1.6. Adonai. Adonai, berarti Tuhan, yang menguasai, memerintah alam semesta dan memerintah umatNya (Keluaran 23:17).
Dia menuntut ketaatan dan kesetiaan umatNya. Ketika Yesus bangkit dari antara orang mati, maka Allah menjadikan Dia Tuhan. Yesus Kristus menjadi \”Adonai\”, orang percaya harus taat kepadaNya. Karena Dialah Adonai kita (Kisah 2:36; Filipi 2:9).
1.7. Abba = Bapa. Allah Israel juga menjadi Bapa kepada umatNya.
Ketika Roh Kudus turun ke atas orang percaya, maka Roh Kudus dari dalam hati berseru: \”Bapa, ya Abba. . .\”. Hubungan orang percaya dengan Allah dikiaskan seperti hubungan Bapa dan Anaknya. Inilah pekerjaan Roh Kudus yang ajaib, bahwa setiap anak Tuhan dapat menyebut Allah \”Ya Abba, Ya Bapa\” (Roma 8:14; Galatia 4:6).
2. Beberapa Faham dan Pandangan yang salah terhadap Allah.
Supaya lebih memahami Nama dan Sifat Allah yang terkandung dalam Nama itu sehingga orang percaya berhasil mendapat kekuatan di dalam Nama itu. Pembentukan wawasan ini membutuhkan pengetahuan terhadap faham-faham yang jelas menolak ajaran Alkitab tentang Allah.
2.1 Agnostisisme.
Kata ini dalam bahasa Grika berarti \”Tidak tahu\”. Suatu faham yang berdasarkan kekuatan untuk mengetahui dari manusia. Beranggapan bahwa tidak ada seorangpun yang mampu untuk tahu tentang Allah. Manusia adalah mahluk yang terbatas adalah mustahil untuk dapat mengetahui tentang Allah yang tidak terbatas. Aliran ini menutup pintu untuk mengenal Allah dengan dalih bahwa manusia adalah mahluk yang terbatas.
Aliran ini berusaha untuk membangun sifat skeptisme terhadap iman Kristen. Selalu berusaha untuk dengan keterbatasan berpikir supaya menerbitkan keraguan total terhadap Firman Allah. Karena aliran ini sesungghnya menolak Alkitab yang adalah Firman Allah.
Mereka tidak pernah kenal Roh Kudus yang membuat orang percaya mampu dan sanggup mengenal Allah. Roh Kuduslah yang sesungguhnya yang telah menolong orang percaya dapat mengenal Allah. (1 Korintus 2:11-12;Yohanes 16:13).
2.2 Panteisme.
Faham ini percaya bahwa Allah berada di semua keberadaan di alam semesta. Faham ini mempersatukan semua alam semesta dan seluruh isinya dengan Allah. Semua yang ada adalah Allah, bahwa Allah menyatu dengan semua yang ada. Panteisme mempersatukan Allah dengan alam semesta ini dan segala sesuatu yang ada di dalamnya. Alkitab dengan jelas memperbedakan antara alam semesta sebagai ciptaan dan Allah sebagai pencipta. (Roma 1:19-25).
2.3 Materialisme.
Materialisme adalah suatu faham yang melihat bahwa segala sesuatu adalah \”materi\” atau benda. Manusia tidak lagi dilihat sebagai mahluk ciptaan Allah yang mempunyai jiwa dan roh atau sebagai mahluk yang mempunyai kehidupan rohani. Semuanya diukur sebagai materi karena mempunyai tubuh. Sehingga manusia itu berfaedah selagi dia itu hidup dan kalau telah tua dan tidak lagi berbuat sesuatu manusia menjadi tidak berguna. Manusia bukan mahluk rohani yang harus mempertanggung-jawabkan kehidupan ini. Manusia disamakan dengan benda saja sehingga tidak perlu bertanggung-jawab sesama manusia. Faham ini menjadikan manusia sama saja dengan binatang. Hanya lebih tinggi sedikit sebab dapat berpikir.
Faham materialisme menolak keberadaan Allah melalui filsafatnya. Manusia tidak perlu menyembah Allah karena manusia disamakan saja dengan benda-benda mati. Manusia harus bekerja sekeras-kerasnya supaya nilai materi bisa melebihi manusia lainnya. (1 Yohanes 2:15-17).
2.4 Ateisme.
Suatu faham yang dengan terang-terangan berkata bahwa Allah itu tidak ada. Bahwa Allah itu hanyalah hasil rekayasa dari keinginan manusia itu sendiri. Biasanya, faham Ateisme merupakan hasil dari faham-faham lain yang tidak percaya kepada Tuhan dan akhirnya berkata bahwa Tuhan itu tidak ada.
2.5 Humanisme.
Humanisme ialah suatu faham yang melihat diri manusia sebagai jawaban atas segala sesuatu. Hal yang baik dan buruk bukanlah yang dikatakan Firman Allah tetapi menurut pendapat diri sendiri. Segala sesuatu menunjuk kepada diri manusia. Diri manusia menjadi sentral keberadaan. Manusia telah menjadi allah sendiri atas hidup dan memberi keputusan untuk apa yang dianggap baik.
Setanlah yang telah membalikkan kebenaran dari menyembah kepada Allah dan sekarang menyembah kepada diri sendiri. Keputusan hasil berpikir manusialah yang harus diagungkan. Bukan Firman Allah yang dikatakan Allah dalam Alkitab. Hal itu bermula ketika Adam dan Hawa melawan Allah akibat tipuan setan. Setan setelah membalikkan manusia dari menyembah Allah dan taat kepada semua Firman Allah. Hawa telah mengambil dan makan buah terlarang berdasarkan pertimbangan sendiri karena tipuan setan. Semua telah berpusat kepada diri sendiri, bahwa manusia bukan lagi mahluk ciptaan yang menyembah Allah. Manusia telah berubah menjadi Allah bagi dirinya sendiri (Kejadian 3:3-6; 2 Timotius 3:1-5).
2.6 Liberalisme.
Ciri Liberalisme yaitu, menolak segala sesuatu yang tidak diterima oleh akal budi manusia. Akal untuk berpikir menjadi kebenaran manusia. Dari akal manusia harus mengambil keputusan sehingga semua sifat Allah yang supranatural ditolak oleh manusia. Liberalisme, menolak Alkitab sebagai wahyu Allah dan semua karya Kristus untuk menyelamatkan manusia yaitu, kematian dan kebangkitanNya. Semua bertitik tolak dari akal manusia. Mereka tidak mempunyai iman sama sekali sebab yang ada adalah hasil berpikir. Dari kata \”Liberal\” maka kita maklum bahwa tidak ada yang dapat mengikat mereka. Mereka bebas menafsir dan tidak tunduk kepada Alkitab yang adalah Wahyu Allah.
2.7 Deisme.
Semua faham yang percaya bahwa Tuhan yang menjadikan segala sesuatu di alam semesta. Namun, setelah Allah menciptakan segala sesuatu maka Sang Pencipta mengundurkan diri dan keluar dari ciptaanNya. Allah menyerahkan segala sesuatu kepada hukum-hukum yang telah ditetapkanNya.
Karena itu, menjadi pola faham teologi Deisme untuk mempelajari tentang Allah kepada alam semesta yang dapat dimengerti oleh otak manusia. Dikarenakan, bahwa Allah telah mengundurkan diriNya dari semua ciptaanNya sudah tentu tidak akan ada wahyu, ataupun mujizat-mujizat lagi. Faham ini mirip dengan \”Determinisme\” bahwa segala sesuatu telah ditentukan untuk bergerak ke suatu keadaan tertentu yang lebih baik dari yang ada.
Deisme menolak semua penyataan-penyataan Allah dalam Alkitab yang dapat mempengaruhi kehidupan orang percaya. Allah benar-benar telah keluar dari ciptaanNya dan telah meninggalkan segalanya bergerak secara alamiah. Secara jujur faham ini sama dengan pemikiran seorang filsuf abad ke 18, bahwa aku berpikir bahwa Tuhan sudah mati. Alkitab menyatakan bahwa Tuhan tetap ada dan menyertai kita untuk selama-lamanya. Bahkan Dia sanggup mengerjakan mujizat-mujizat sebagai bukti kehadiranNya dalam pelayanan GerejaNya (Matius 28).
3. Allah Tritunggal
Kata Trinitas atau Tritunggal tentu saja tidak terdapat dalam Alkitab. Ke-Tritunggal-an dari Allah adalah satu fakta keberadaan Allah. Allah sendirilah yang datang mengungkapkan tentang diriNya kepada manusia. Memang doktrin tentang Tritunggal merupakan doktrin yang sangat sulit difahami. Hanya konsep Tritunggal dapat diterima melalui penelitian Alkitab. Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru keduanya memuat doktrin Tritunggal yang dapat difahami. Hanya harus direnungkan bahwa siapakah yang dapat mengerti tentang kedalaman Pribadi Allah secara tuntas. Semua yang terbatas tidak akan mampu untuk merenung yang tidak terbatas. Tetapi bukankah agama Kristen berjalan dengan iman dan bukan semata-mata dengan pengertian. Demikianlah ajaran Tritunggal bukanlah ajaran manusia, sebab Allah sendiri yang telah mengungkapkan tentang diriNya, melalui bukti-bukti Firman Allah. Ajaran Tritunggal adalah ajaran kitab suci dan merupakan ajaran yang Alkitabiah.
3.1. Tritunggal dalam Perjanjian Lama.
Perjanjian Lama menekankan ke-Esa-an ke-Allah-an. Ajaran tersebut sebagai dampak langsung dari kepercayaan Israel yang Monotheisme, yaitu penekanan ke-Esa-an Allah diperhadapkan dengan bangsa-bangsa lain yang Polytheisme atau menyembah banyak allah. Ulangan 6:4 \”Dengarlah hai orang Israel Tuhan itu Allah kita, Tuhan itu Esa\”. Mengandung pengertian bahwa Tuhan kita bersifat ke-Esa-an, ada konsep pengertian lebih dari satu pribadi tersirat di dalamnya. Namun, tidak boleh disamakan dengan bangsa kafir yang jelas menyembah banyak dewa atau allah-allah. Perhatikan juga ayat-ayat seperti, Keluaran 20:3; Ulangan 4:35; Yesaya 45:14.
Memang Allah dengan penuh hikmat menyiratkan ke-jamak-an diriNya namun mengungkapkan diri sebagai \”Allah yang esa\”, supaya tidak boleh disamakan dengan bangsa kafir yang menyembah banyak allah. Identitas Allah Israel harus terpelihara untuk membedakan Allah Israel dengan penyembahan Polytheisme yang berlaku pada waktu itu.
1. Kata-kata Bentuk Jamak.
Kata Elohim ialah nama untuk Allah dalam bentuk jamak. Ketika Allah memulai menata alam semesta dan isinya. Dikatakan pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi (Kejadian 1:1-2). Memakai kata \”Elohim\” yaitu nama Allah dalam bentuk jamak. Begitu pula ketika Allah menciptakan manusia dikatakan, . . .Baiklah Kita menjadikan . . . Kata Kita dipakai sebagai kata ganti Allah. Menunjuk bahwa Allah yang Esa tetapi mempunyai Pribadi lebih dari satu atau bentuk jamak (Kejadian 1:26; 11:7; Yesaya 6:8).
Ketika Tuhan datang kepada Abraham dan menyatakan diriNya, Abraham berkata \”ya Tuhan Allah (Ibrani = Adonai Jehovah). Kata Adonai adalah bentuk jamak dari kata Adon. Kata-kata bentuk jamak mengisyaratkan bahwa Allah mempunyai lebih dari satu Pribadi (Kejadian 15:1-2).
Ketika Tuhan datang kepada Abraham dan menyatakan diriNya, Abraham berkata \”ya Tuhan Allah (Ibrani = Adonai Jehovah). Kata Adonai adalah bentuk jamak dari kata Adon. Kata-kata bentuk jamak mengisyaratkan bahwa Allah mempunyai lebih dari satu Pribadi (Kejadian 15:1-2).
2. Allah datang dalam wujud Theopani.
Dalam Kejadian 16:7-13; 18:1-21; 19:1-28, Allah Tritunggal datang dalam wujud malaikat-malaikat. Jelas, bahwa itu bukan malaikat-malaikat biasa sebab mereka dipanggil tuan oleh Abraham dan disembah. Malaikat-malaikat itu dikatakan Tuhan menyampaikan berita tentang kelahiran Ishak kepada Abraham. Dalam Perjanjian Lama sering Allah datang mengunjungi para nabi dalam bentu malaikat. Jelaslah bahwa kedatangan malaikat-malaikat biasa tetapi perkunjungan Tritunggal Allah kepada Abraham.
3. Pribadi-pribadi yang berbeda. Beberapa ayat Firman Allah sangat jelas menyebutkan tentang adanya pribadi-pribadi yang berbeda dalam ke-Allah-an sebagai contoh:
(1). Adanya perbedaan Tuhan di dalam ayat Firman Allah. \”Tuhan menurunkan hujan belerang yang berasal dari Tuhan\”, Kejadian 19:24;Hosea 1:7.
(2). Penyebutan tentang penebus yang dibedakan dari Tuhan (Yesaya 59:20).
(3). Roh sebagai pribadi yang aktif dibedakan dari Tuhan. (Yesaya 48:16;63:9-10).
Doktrin tentang Allah Tritunggal yang belum terlalu jelas dalam Perjanjian Lama namun itu merupakan benih yang dapat kehidupannya secara jelas dalam Perjanjian Baru. Kekuatan doktrin Tritunggal dalam Perjanjian Baru tidak dapat dipertahankan tanpa benih yang telah diungkapkan dalam Perjanjian Baru.
3.2. Tritunggal dalam Perjanjian Baru.
Ajaran Trinitas dalam Perjanjian Lama semakin jelas dalam Perjanjian Baru. Kalau dalam Perjanjian Lama masalah Allah yang berpribadi lebih dari satu hanyalah tampak dari bukti nama-nama yang dipakai oleh Allah dan penampakan Allah dalam wujud Malaikat. Tetapi dalam Perjanjian Baru Trinitas telah menyatakan diri. Yesus Kristus telah disembah sebagai Allah, demikian pula Roh Kudus. Dalam Perjanjian Baru ketika oknum Allah: Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus telah menyatakan diri secara terbuka lengkap dengan fungsi Ilahi yang berbeda.
Walaupun dalam Perjanjian Baru ketiga oknum Allah telah tampak dengan jelas, namun penekanan ke-Esa-an sepanjang Perjanjian Baru juga menjadi bukti bahwa Allah dalam perwujudanNya selalu dalam ke-Esa-an. Ayat-ayat Firman Allah yang menekankan bahwa hanya ada satu Allah yaitu: 1 Korintus 8:4-6; Efesus 4:3-6; Yakub 2:19; Yohanes 10:30; 17:11; Galatia 3:20, dan seterusnya.
Bukti Ketiga Oknum adalah Allah.
(1) Bapa diakui sebagai Allah sebagai kelanjutan Jehovah dalam Perjanjian Lama.
Hal tersebut jelas tidak akan terjadi perbedaan, Yohanes 6:27; 1 Petrus 1:2; Lukas 2:49; Markus 8:38.
(2) Yesus adalah Allah sebagaimana ketiga sifat yang dimiliki oleh Bapa sebagai Allah, juga ketiga sifat itu dimiliki Yesus Kristus.
Yesus Maha Tahu (Matius 9:24), Ia Maha Kuasa (Matius 28:18), Ia Maha Hadir (Matius 28:20). Yesus melakukan pekerjaan yang dilakukan Bapa, yaitu bahwa Dia mengampuni orang berdosa (Markus 2:1-12), Dia membangkitkan orang mati (Yohanes 12:9) selanjutnya bahwa Dia yang menciptakan segala sesuatu (Yohanes 1:3), menghakimi umat manusia (Yohanes 5:27). Dia dipanggil Tuhan oleh murid-muridNya (Yohanes 13:13). Para malaikat menyaksikan bahwa Yesus adalah Tuhan (Lukas 2:11). Sebagai Firman maka Dia dikatakan \”adalah\” Allah (Yohanes 1:1). Yohanes tidak mempunyai kata lain selain menyatakan kebenaran bahwa Dia berbeda dengan Bapa dan Dia adalah Allah (Yohanes 1:1, 14).
(3) Roh Kudus diakui sebagai Allah, Roh Kudus sebagai Allah dan memiliki sifat-sifat yang ada kepada Allah.
Dia Maha Tahu (1 Korintus 2:10), Dia juga Maha Hadir (1 Korintus 6:19), Roh juga Maha Kuasa memberi kuasa kepada GerejaNya (Kisah 1:8). Roh Kudus melahirkan kembali manusia (Yohanes 3:5-6, 8). Pekerjaan melahirkan kembali hanya dilakukan oleh Allah.
Bukti ke-Esa-an dan kepadanan ketiga oknum Allah dalam Tritunggal kelihatan dalam ayat Matius 28:19, ketika Yesus memberi amanah agung kepada murid-muridNya untuk membaptis dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus. Dan ketiga gelar tersebut dipersatukan dengan lengkap menurut nama ke-Allah-an itu sendiri yaitu: Tuhan Yesus Kristus, gelar Bapa, Anak dan Roh Kudus dimateraikan dengan nama mereka masing-masing: Nama Bapa ialah Tuhan, Nama Anak ialah Yesus, Nama Roh Kudus ialah Kristus, Dia digelar sebagai yang dinamai oleh Roh Kudus. Karena itu, nama lengkap Tritunggal – Bapa, Anak dan Roh Kudus yaitu: Tuhan Yesus Kristus (Kisah 2:38; 10:48; 19:5) karena itu, alangkah sempurnanya apabila kita menyebut Tritunggal Allah yaitu: Bapa, Anak dan Roh Kudus untuk langsung memateraikan dengan Nama mereka: Tuhan Yesus Kristus.
Gambaran Trinitas Allah
Allah Bapa, Anak dan Roh Kudus memiliki kualitas ke-Allah-an yang setara. Allah Bapa tidak lebih dari Anak demikian pula bahwa Anak tidak lebih dari Roh Kudus. Namun, dalam status kedudukan lembaga surgawi, kita harus mengetahui bahwa Bapa lebih tinggi dari Anak dan Anak lebih tinggi dari Roh Kudus. Bukti Alkitab bahwa Yesus Kristus sebagai Anak selalu taat dan melakukan kehendak Bapa. Begitu pula seterusnya bahwa Roh Kudus taat kepada Yesus Kristus (Yohanes 5:37; 12:49; 14:28; Yohanes 16:14-15;Yohanes 16:7).
Beberapa ciri di alam semesta yang dapat dilukiskan untuk menjadi contoh pengertian Tritunggal yaitu: Air yang memiliki unsur kimia, zat padat, cair dan uap sekaligus. Air dapat menjadi es, dan cair serta uap sekaligus dengan berkeseimbangan. Suatu gambaran yang baik untuk menerangkan Tritunggal.
Manusia terdiri dari tubuh, jiwa dan roh, juga dalam waktu bersamaan secara seimbang bisa menjadi percontohan dari Tritunggal Allah begitu pula matahari yang terdiri dari matahari, sinarnya serta kekuatannya bisa menjadi ilustrasi tentang Tritunggal. Tetapi semuanya tetap tidak dapat menjadi ilustrasi yang secara tuntas dapat menggambarkan misteri Tritunggal. Bagaimanapun Tritunggal tetap merupakan satu misteri, karena kita sedang berbicara tentang sesuatu yang maha kuasa, maha pribadi yang menciptakan segala sesuatu cukup dengan berfirman. Tritunggal lebih diterima bila dipelajari dan diyakini dengan iman.
[END] @2003-2004.(Dari buku yang diterbitkan oleh Departemen Pendidikan Majelis Pusat GPdI dan diperbanyak oleh Departemen Literatur dan Media Massa).”
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment