Lingkaran merah, lokasi sumur zamzam tempo Doeloe.
Abraham, Abram, atau nabi Ibrahim AS diakui oleh umat Yahudi dan umat Islam sebagai seorang nabi besar. Umat Yahudi menyebut Abraham sebagai Bapak Orang Beriman, sedangkan di dalam Islam, nabi Ibrahim AS disebut sebagai Bapak Para Nabi, atau lebih spesifik lagi; Bapak Tauhid.
Berdasarkan Al-Quran dan Hadits, umat Islam meyakini bahwa selain membangun kembali reruntuhan Ka'bah bersama putranya; nabi Ismael AS, nabi Ibrahim AS dan nabi Ismael AS juga melaksanakan Ibadah haji di seputar Ka'bah, Mekkah, yang secara turun temurun kemudian dilaksanakan oleh anak cucu mereka hingga Nabi Muhammad SAW, untuk selanjutnya diteruskan pula oleh seluruh umat Islam sampai hari ini.
Kedua umat ini juga meyakini bahwa mata air zamzam yang muncul dalam kisah pengembaraan bunda Hagar dan nabi Ismael AS di padang gurun yang diceritakan dalam Torah, terletak di antara bukit Safa dan Marwah, yaitu Mekkah, yang merupakan bagian penting dalam ritual ibadah haji umat Islam (baca: Bani Ismael dan penerusnya).
Namun sebagian umat Kristen abangan, yang tidak mempelajari sejarah, buta biblikal geografy, dan tidak pernah mencermati kitabnya sendiri, mati-matian membantah hal di atas cuma karena satu-satunya alasan; bahwa di dalam kitab mereka, tidak ada tertulis Abraham pernah ke Mekkah, sehingga tidak ada alasan apa pun yang dapat diterima untuk mengaitkan cerita tentang keluarga Abraham dengan mata air zam zam, Ka'bah, dan Mekkah!
Tapi benarkah demikian?
Apa kata kitab suci umat Yahudi - yang dicomot oleh para bapa gereja perdana - dan dijadikan bagian dari kitab Kristen?
“Lalu Allah membuka mata Hagar (Hajar), sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak (Ismael) itu minum, sehingga ia bertambah besar; ia menetap di padang gurun dan menjadi seorang pemanah, maka tinggallah ia di padang gurun Paran, dan ibunya mengambil seorang isteri baginya dari tanah Mesir." (Kejadian 21: 19-21)
“Lalu malaikat Tuhan menjumpainya dekat suatu mata air di padang gurun, yakni dekat mata air di jalan Syur." (Kejadian 16:7)
“Sebab itu sumur tadi disebutkan orang: sumur Lachai-Roi; letaknya antara Kadesh dan Bered" (Kejadian 16:14)”
Kendati tidak secara spesifik disebut namanya, namun dalam Mazmur kita menemukan penyebutan sebuah tempat bermata air di lembah Baka, nama lain dari Mekkah dalam banyak manuskrip kuno.
"Berbahagialah orang-orang yang diam di rumah-Mu, yang terus-menerus memuji-muji Engkau. Berbahagialah manusia yang kekuatannya di dalam Engkau, yang berhasrat mengadakan ziarah! Apabila melintasi lembah Baka, mereka membuatnya menjadi tempat yang bermata air; bahkan hujan pada awal musim menyelubunginya dengan berkat. Mereka berjalan makin lama makin kuat, hendak menghadap Allah di Sion." (Mazmur 84: 4-7)
Di seluruh permukaan bumi ini, masih adakah tempat lain seperti disebutkan dalam Mazmur 84: 4-7, di mana selama berabad-abad - hingga hari ini - jutaan manusia terus berziarah ke rumah Allah dan tidak henti memuji-muji Allah, kecuali di Mekkah?
Naskah-naskah otoritatif rabbanik dan pernyataan para rabbi Yahudi sendiri juga membenarkan bahwa Lachai-Roi dalam Kejadian 16:14 adalah sumur zamzam yang terletak di Mekkah, tempat di mana setiap tahun bani Ismael dan pengikutnya melaksanakan doa-doa khusus mereka yang dewasa ini dikenal sebagai ibadah haji.
Rabbi Bachya ben Asher menjelaskan istilah ืืืจ ืืื (Be’er Lahai) dalam Sefer Bereshit 16:14 sebagai:
ืื ืืื ืฉื ื ืืื ืืืฉืืขืืืื ืืืืืื ืื ืืืืจ ืืื ืื ืืืื ืืงืจื ืืืจ ืืืื
(ki be khol shanah hayu hay-Yisma’elim choggim el ha-be’er hazzeh gam hay-yom yiqqare be’er zamzam).
“Karena setiap tahun ada orang-orang keturunan Ismael yang melaksanakan ibadah haji menuju sumur ini, yang sekarang disebut sumur zamzam.”
Rabbi Avraham Ben Ezra ketika menjelaskan nas Sefer Bereshit 16:14 terkait istilah ืืืจ ืืืื (Be’er zamzam) juga menyatakan dengan tegas:
ืื ืืื ืฉื ื ืืื ืืืืืื ืืืฉืืขืืืื ืื ืืืืจ ืืืืช ืื ืืืื ืืงืจื ืืืจ ืืืื
(ki be khol shanah hayu choggim hay-Yishmaelim el ha-Be’er hazzot gam hay-yom yiqqare Be’er Zamzam).
“Karena setiap tahun ada orang-orang keturunan Ishmael yang berhaji menuju sumur tersebut dan sekarang ini sumur itu dikenal sebagai sumur Zamzam.” (Sumber: The Yeshiva Institute),
Sedangkan sumur zamzam sendiri menjadi salahsatu bukti Kekuasaan Allah Abraham, Ismael, Ishak, dan Yakob AS, karena sejak kemunculannya di hadapan Hagar; Ibunda nabi Ismael AS, sekitar 4.000 tahun lalu, hingga hari ini tidak henti mengalirkan airnya "yang penuh berkat" walaupun selama 40 abad lebih telah dikonsumsi oleh berjuta-juta manusia dari seluruh dunia, khususnya mereka yang melaksanakan ibadah haji dan Umroh ke Mekkah!
Subhanallah!
Maha Besar Allah Dengan Segala Kemahakuasaan-Nya.
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment