Seiring dengan perjalanan waktu, umat Nasrani (Nasoroh - pengikut nabi Isa alayhi salam) pada akhirnya terbagi menjadi dua kelompok. Kelompok pertama adalah yang mengikuti ajaran nabi Isa alayhi salam dengan benar kemudian punah atau keturunannya menjadi pemeluk Islam, dan kelompok kedua, yaitu mereka yang ingkar atau yang telah disesatkan oleh ajaran orang-orang yang mengaku-ngaku sebagai penerus ajaran nabi Isa alayhi salam dan dewasa ini kita kenal sebagai umat Kristen. Nasrani kelompok kedua inilah yang sekalipun menyatakan dirinya sebagai umat Kristen tetapi di dalam Al-Quran dan Al-Hadits disebut sebagai Nasrani.
Hampir seluruh umat Nasrani sudah tersesat sejauh-jauhnya dari ajaran Tauhid nabi Isa alayhi salam, mereka meyakini bahwa Allah punya sekutu, mereka meyakini bahwa Nabi ‘Isa ‘alayihi salam adalah Tuhan, mereka meyakini bahwa Allah mempunyai anak, mereka meyakini Trinitas (menyembah tiga tuhan) dan masih banyak lagi yang lainnya. Mereka tidak menyembah Allah Subhanahu Wa Ta’ala dengan sebenar-benarnya dan mereka mengingkari kenabian Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam.
Umat Nasrani beranggapan bahwa hanya Nasranilah yang masuk surga
Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani." Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar." (Q.S. Al-Baqarah: 111)
Umat Nasrani menyebut umat Yahudi tidak memiliki pegangan
Dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya. (Q.S. Al-Baqarah: 113)
Nasrani tidak akan senang sampai umat Islam mengikuti agama mereka
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)". Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Q.S. Al-Baqarah: 120)
Mereka mengajak kita agar menjadi penganut Nasrani
Dan mereka berkata: "Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk". Katakanlah : "Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik". (Q.S. Al-Baqarah: 135)
Mereka mengatakan Nabi Ibrahim ‘alayhi salam adalah penganut Nasrani
"ataukah kamu (hai orang-orang Yahudi dan Nasrani) mengatakan bahwa Ibrahim, Isma'il, Ishaq, Ya'qub dan anak cucunya, adalah penganut agama Yahudi atau Nasrani?" Katakanlah: "Apakah kamu lebih mengetahui ataukah Allah, dan siapakah yang lebih zalim dari pada orang yang menyembunyikan syahadah dari Allah yang ada padanya?" Dan Allah sekali-kali tiada lengah dari apa yang kamu kerjakan. (Q.S. Al-Baqarah: 140)
Nabi Ibrahim ‘alayhi salam bukan penganut Nasrani
Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik. (Q.S. Ali ‘Imran: 67)
Mereka mengetahui perkara perpindahan kiblat dari Masjidil Aqsha ke Masjidil Haram, akan tetapi mengingkarinya
Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Al-Baqarah: 144)
Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al-Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim. (Q.S. Al-Baqarah: 145)
Mereka mengenal Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam seperti mereka mengenal anak-anak mereka sendiri, akan tetapi mereka tidak mengimani beliau dan menolak risalah yang dibawa beliau
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. (Q.S. Al-Baqarah 146)
Nasrani yang benar-benar beriman kepada Allah Ta’ala dan beriman kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, mendapatkan pahala
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al-Baqarah: 62)
Kelak Allah Ta’ala akan memberikan keputusan kepada mereka pada hari Kiamat
Sesungguhnya orang-orang yang beriman, orang-orang Yahudi, orang-orang Shaabi-iin orang-orang Nasrani, orang-orang Majusi dan orang-orang musyrik, Allah akan memberi keputusan di antara mereka pada hari kiamat. Sesungguhnya Allah menyaksikan segala sesuatu. (Q.S. Al-Hajj: 17)
Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati. (Q.S. Al-Maa’idah: 69)
Orang-orang Nasrani dan Yahudi membagi-bagi Al-Quran, ada yang mereka imani dan ada yang mereka ingkari
(yaitu) orang-orang yang telah menjadikan Al Quran itu terbagi-bagi. (Q.S. Al-Hijr: 91)
Mereka menganggap diri mereka adalah anak-anak dan kekasih-keasih Allah
Orang-orang Yahudi dan Nasrani mengatakan: "Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya." Katakanlah: "Maka mengapa Allah menyiksa kamu karena dosa-dosamu?" (Kamu bukanlah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya), tetapi kamu adalah manusia(biasa) diantara orang-orang yang diciptakan-Nya. Dia mengampuni bagi siapa yang dikehendaki-Nya dan menyiksa siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Kepunyaan Allah-lah kerajaan antara keduanya. Dan kepada Allah-lah kembali (segala sesuatu). (Q.S. Al-Maa’idah: 18)
Larangan menjadikan orang-orang Nasrani sebagai pemimpin
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. (Q.S. Al-Maa’idah: 51)
Yang paling dekat persahabatannya dengan kita adalah orang Nasrani
Sesungguhnya kamu dapati orang-orang yang paling keras permusuhannya terhadap orang-orang yang beriman ialah orang-orang Yahudi dan orang-orang musyrik. Dan sesungguhnya kamu dapati yang paling dekat persahabatannya dengan orang-orang yang beriman ialah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya kami ini orang Nasrani." Yang demikian itu disebabkan karena di antara mereka itu (orang-orang Nasrani) terdapat pendeta-pendeta dan rahib-rahib, (juga) karena sesungguhnya mereka tidak menymbongkan diri. (Q.S. Al-Maa’idah: 82)
Banyak Nasrani yang telah mengubah-ubah isi kitab mereka dan menyembunyikan kebenaran, tetapi mereka mengatakan itu datang dari Allah agar mereka mendapatkan keuntungan
Maka kecelakaan yang besarlah bagi orang-orang yang menulis Al-Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya; "Ini dari Allah", (dengan maksud) untuk memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu. Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang ditulis oleh tangan mereka sendiri, dan kecelakaan yang besarlah bagi mereka, akibat apa yang mereka kerjakan. (Q.S. Al-Baqarah: 79)
Mereka mengatakan bahwa Allah mempunyai anak
Mereka (orang-orang Yahudi dan Nasrani) berkata: "Allah mempuyai anak." Maha Suci Allah; Dia-lah Yang Maha Kaya; kepunyaan-Nya apa yang ada di langit dan apa yang di bumi. Kamu tidak mempunyai hujjah tentang ini. Pantaskah kamu mengatakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui? (Q.S. Yunus: 68)
Mereka mengatakan bahwa Nabi ‘Isa ‘alayhi salam adalah anak Allah
Orang-orang Yahudi berkata: "Uzair itu putera Allah" dan orang-orang Nasrani berkata: "Al Masih itu putera Allah." Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka , bagaimana mereka sampai berpaling? (Q.S. At-Taubah: 30)
Sikap Sebahagian rahib-rahib Nasrani
Hai orang-orang yang beriman, sesungguhnya sebahagian besar dari orang-orang alim Yahudi dan rahib-rahib Nasrani benar-benar memakan harta orang dengan jalan batil dan mereka menghalang-halangi (manusia) dari jalan Allah. Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menafkahkannya pada jalan Allah, maka beritahukanlah kepada mereka, (bahwa mereka akan mendapat) siksa yang pedih, (Q.S. At-Taubah: 34)
Orang-orang Nasrani dan para kafir lainnya adalah seburuk-buruk makhluk
Sesungguhnya orang-orang yang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang yang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk. (Q.S. Al-Bayyinah: 6)
Demikianlah sedikit penjelasan tentang Nasrani menurut Al-Quran. Semoga menambah wawasan dan pengetahuan kita. Dan tak lupa kami muslim berdoa agar Allah Ta’ala memberi hidayah kepada orang-orang Nasrani agar kembali ke ajaran murni nabi Isa alayhi salam.
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment