Arti Dan Tafsir QS. Al-Haaqqa [69]:15-17


Ketika keotentikan kabar dari bibel bahwa bumi berbentuk datar dan memiliki 4 sudut sebagai cerminan visualisasi dari "flat earth" diangkat ke permukaan, dan tentunya menjadi tertawaan pemirsa, maka Theos An-Naar, produsen Analisis Telek kita pun buru-buru menerbitkan tulisan berjudul PENJURU - PENJURU LANGIT berdasarkan terjemah Indonesia QS. 69:15-17 berikut tafsir-tafsir dalam bahasa Inggris dari Jalalain, Ibnu Abbas, Ibnu Kathir, dan Al-Tustari 

Mungkin tulisan itu -- lihat di sini -- dimaksudkannya sebagai "tandingan" menjawab dagelan bibel perkara "flat earth", bahwa menurut nalarnya yang payah, ternyata error serupa juga ditemui di dalam Al-Quran!

Guna mengukuhkan anggapannya ini, dia menambahkan lagi informasi ekstra bahwa arti kata "arjāihā" yang tertulis sebagai "edge" dalam terjemah bahasa Inggris QS. 69:17 adalah TEPI, dengan menafikan arti lain yang juga "applied", yaitu UJUNG, atau BATAS AKHIR.  

Blunder lagi!

Perhatikan (1) Judul, (2) Pengantar, (3) Dalil Al-Quran, (4) Sorot Kata, (5) Tafsir, dan (6) Pembahasan dalam konstruksi tulisannya yang seperti biasa; tidak pernah nyambung antara judul, konten, dan kesimpulan, alias seperti kata mang Tubagus Bontot dan om Andry Chakra dalam SS di sini; wira-wiri dari Pasar Senen, ke Pasar Rebo, lalu ke Pasar Minggu, lanjut  ke Pasar Baru, namun tetap saja berakhir NYUNGSEP di Pasar Induk!

Puncaknya, sebagai bukti kenapa tulisannya ini, demikian pula semua tulisannya yang lain selalu kena stempel ANALISIS TELEK adalah karena dia melakukan logical fallacy cukup parah dengan mengaitkan informasi tentang 8 malaikat pengusung arsyi - yang tidak ada hiubungannya sama sekali - dengan kosmologi masyarakat purba tentang bentuk bumi!

Artinya, jika ditanya apa hubungan judul tulisannya PENJURU - PENJURU LANGIT dengan apa yang saya quote dalam kotak kuning di atas, saya yakin dia akan mengajak kita untuk mondar-mandir lagi dari satu pasar ke pasar lainnya karena bingung tidak tahu bagaimana harus menjelaskan tulisannya sendiri!

Kenapa?

Karena QS. 69:15-17 bercerita tentang peristiwa luar biasa dahsyat pada hari kiamat di mana bentuk alam semesta ini sudah tidak jelas lagi akibat porak poranda dalam prosesnya menuju kehancuran massif yang paling akhir!

Lantas kondisi ini ingin dikaitkannya dengan pemahamannya yang payah bahwa bentuk bumi - sejak awal hingga kiamat nanti - adalah datar?

Gagal faham kronis!

Perhatikanlah bagaimana sebenarnya QS. 69:15-17 itu harus dimaknai. Dan karena dalam konteks ini produsen ANALISIS TELEK kita selalu mengutip teks dalam bahasa Inggris, maka untuknya sengaja saya pilihkan terjemah bahasa Inggris dari Muhammad Picktal yang lumayan dikenal luas, berikut tafsir dari Al-Maududi yang dikenal lebih luas lagi sebagaimana tergambar di bawah ini.

Coba perhatikan dengan seksama, adakah pembahasan yang menyiratkan kata "penjuru-penjuru langit" dalam seluruh narasi berikut?

Saya kira yang sedikit ini sudah lebih dari cukup untuk mementahkan lagi segala bentuk usaha sutradara Dagelan Bakul Jamu yang masih belum kapok-kapok juga coba mencari celah kesalahan Al-Quran yang tentu saja mustahil akan dapat dibuktikannya!

Semoga bermanfaat!
Salam bagi umat yang mengikuti petunjuk!






Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment