Pena palsu telah menyulap pemuda berusia 16 tahun menjadi bayi!


Ini adalah BUKTI LAIN lagi bahwa apa yang oleh pengikut Paulus disebut-sebut sebagai "Taurat"  dalam bundel Perjanjian Lama kitab mereka sebenarnya cuma buku hasil modifikasi pena palsu yang membelokkan teks-teks Taurat asli agar sesuai dengan nafsu kedagingan mereka.

Di bawah ini kita kupas yang mudah dicerna saja dulu. Tapi sebelumnya, ada baiknya sekali lagi sama-sama kita cermati kata kunci dalam kitab Kejadian berikut ini:
  • 16:16 Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya.
  • 21:5 Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya.
  • 25:9 Dan anak-anaknya, Ishak dan Ismael, menguburkan dia (Abraham) dalam gua Makhpela, di padang Efron bin Zohar, orang Het itu, padang yang letaknya di sebelah timur Mamre,
Artinya, ayat-ayat di atas ini membantu kita mengerti bahwa:
  1. Ismail lahir ketika Abraham berusia 86 tahun.
  2. Ishak lahir ketika Abraham berusia 100 tahun.
  3. Selisih usia antara Ismail dan Ishak adalah 14 tahun.
  4. Sampai dewasa, hubungan kedua bersaudara ini tetap baik sekalipun sejak kecil telah dipisahkan oleh Sarah 
Jika sudah cukup paham apa arti kata kunci di atas, maka mari sama-sama kita perhatikan yang berikut ini:

Menurut Kejadian 21:8-13, setelah perjamuan besar upacara menyapih Ishak (usia Ishak kala itu berkisar antara 2 s.d 2,5 tahun, sedangkan Ismail sudah berusia sekitar 16 tahun), Sarah yang hanyut membayangkan bagaimana Ishak setelah dewasa nanti, menginginkan agar kelak hanya Ishaklah yang menjadi satu-satunya ahli Waris Abraham. Tapi hal itu tidak mungkin terjadi jika Ismael dan ibundanya masih hidup bersama-sama dengan mereka. Oleh karenanya, Sarah mendesak Abraham agar "mengusir" Hagar dan Ismail dari tengah-tengah keluarga Abraham.

Konon Abraham merasa tertekan oleh permintaan ini, tetapi Allah meyakinkan Abraham bahwa ia harus mengikuti permintaan Sarah. Maka kisah selanjutnya pun mengalir seperti ini:

[Kejadian 21:14-19 - DRB 1582 & KJV 1611].
"Keesokan harinya pagi-pagi Abraham mengambil roti serta sekirbat air dan memberikannya kepada Hagar. Ia meletakkan itu BESERTA ANAKNYA DI ATAS BAHU Hagar, kemudian disuruhnyalah perempuan itu pergi. Maka pergilah Hagar dan mengembara di padang gurun Bersyeba. Ketika air yang dikirbat itu habis, DIBUANGNYALAH ANAK ITU KE BAWAH SEMAK-SEMAK, dan ia duduk agak jauh, kira-kira sepemanah jauhnya, sebab katanya: "Tidak tahan aku melihat anak itu mati." Sedang ia duduk di situ, menangislah dia dengan suara nyaring. Allah mendengar suara anak itu, lalu Malaikat Allah berseru dari langit kepada Hagar, kata-Nya kepadanya: "Apakah yang engkau susahkan, Hagar? Janganlah takut, sebab Allah telah mendengar suara anak itu dari tempat ia terbaring. Bangunlah, ANGKATLAH ANAK ITU, dan peganglah erat-erat dengan tanganmu, sebab Aku akan membuat dia menjadi bangsa yang besar." Lalu Allah membuka mata Hagar, sehingga ia melihat sebuah sumur; ia pergi mengisi kirbatnya dengan air, kemudian diberinya anak itu minum."

Note: Dalam kutipan di atas, HURUF KAPITAL ditambahkan untuk frasa-frasa kunci yang mengilustrasikan mustahilnya kebenaran cerita interaksi Hagar dan Ismael yang kala itu sudah tumbuh menjadi seorang pemuda berusia 16 tahun. 

Hagar dengan berbagai cara yang mustahil: 
  • harus menggendong seorang pemuda, roti, dan sekirbat air di atas bahunya,
  • membuang Ismail ke bawah semak-semak (membaringkannya),
  • mengangkat Ismail dari tempat ia terbaring dan menggendong serta memeluknya erat-erat.

Jadi, tanyalah akal budi dan hati nurani masing-masing, mungkinkah hal seperti yang diillustrasikan oleh Kejadian 21:14-29 masuk akal menurut pemikiran orang waras?

Jawabnya tentu saja tidak!
Kenapa?

Karena perlakuan seperti itu hanya mungkin dilakukan oleh seorang ibu terhadap bayinya yang masih menyusu dan belum mampu berjalan!

Padahal sebelumnya Ismail sudah biasa, bukan hanya sekedar bermain bersama, bahkan mengasuh  Ishak yang dengan sendirinya menjelaskan bahwa Ismail sudah tumbuh menjadi pemuda yang dapat diandalkan untuk menjaga dan mengasuh adik kecilnya.

Jelas bagi umumnya umat berpikir bahwa kisah di atas merupakan salahsatu dari sekian banyak bukti bahwa pena palsu telah merobah ayat-ayat di dalam Taurat. Ismail yang sudah berusia 16 tahun "disulap" seakan-akan adalah bayi yang masih menyusu!
Para editor Taurat, siapa pun mereka, nyata sekali ingin membangun imej seolah-olah Ishak, bocah berusia sekitar 2 tahun yang baru disapih dalam penggalan Kejadian 21:14-19 di atas ini adalah kakak Ismail yang diillustrasikan sebagai bayi yang masih menyusu. Padahal berdasarkan informasi sebelumnya (lihat lagi Kejadian 16:16 dan 21:5) usia Ismail ketika itu sudah 16 tahun!
Dengan demikian, mereka berharap dapat mengarang kisah bohong selanjutnya seperti yang akan kita kupas di lain kesempatan.

Sudah, segitu saja dulu!

Perlihatkanlah kepada kami seberapa baik upaya kalian menipu diri sendiri untuk merobah kisah tidak waras di atas menjadi waras menurut pemikiran orang waras!


Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment