Illustrasi di atas ini adalah visualisasi Yesus yang sedang bercengkrama dengan salahseorang sahabatnya - dalam Islam disebut hawariyun, tapi dalam kristen derajat mereka direndahkan menjadi apostle (murid) - saya menduga itu adalah Barnabas, yang menyiratkan dengan jelas bahwa tidak ada sedikitpun natur ilahi pada dirinya selain sebagai manusia biasa sebagaimana berulang kali diakuinya sendiri di dalam ijil-injil kanonik dengan menyebut diri sebagai Anak Manusia.
Namun sejarah kekristenan awal mencatat bahwa beberapa waktu setelah "kepergiannya", Paulus merobah statusnya dari Anak Manusia menjadi Anak Tuhan, dan hebatnya, hampir 300 tahun kemudian para Bapa gereja yang sudah kehabisan akal menghadapi pertentangan berkepanjangan antara kelompok-kelompok yang menolak tegas gagasan keilahian Yesus melawan kroni Paulus yang menginginkan sesosok Tuhan yang manusia, memanfaatkan kekuasaan kaisar Konstatin; penguasa tanah Yudea ketika itu, untuk memprakarsai sebuah konsili di Nicea guna merobah secara resmi status Yesus dari Anak Tuhan menjadi Tuhan!
Sekalipun tetap mendapat perlawanan dari pihak yang dikalahkan, namun di bawah aksi-aksi represif kekuatan tentara Romawi yang berlumur darah para pengikut setia Yesus selama bertahun-tahun, akhirnya pelantikan Yesus menjadi Tuhan pun dianggap sukses!
Baca lagi Sejarah Penolakan Gereja Terhadap Ajaran Trinitas dan Konsili Nicea, Arian, dan Ortodoksi
Baca lagi Sejarah Penolakan Gereja Terhadap Ajaran Trinitas dan Konsili Nicea, Arian, dan Ortodoksi
Lantas, bagaimanakah para Bapa Gereja dan alkitab kristen "menyesuaikan diri' pada proses transformasi Yesus dari Anak Manusia menjadi Anak Tuhan, dan akhirnya menjadi Tuhan?
Simak beberapa catatan yang sempat GM arsipkan di bawah ini.
Menelisik Masalah Ketuhanan Yesus
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment