Anjuran Untuk Bertanya Kepada Ahlulkitab


MENGAPA RASULULLAH DIANJURKAN UNTUK BERTANYA KEPADA PEMBACA KITAB-KITAB TERDAHULU?

Pada usia 40 tahun, yang disebut oleh Al-Quran surat Al-Ahqaf ayat 15 sebagai usia kesempurnaan, Muhammad Saw diangkat menjadi Nabi, ditandai dengan turunnya wahyu pertama; "Iqra' bismi Rabbik .."

Sebelumnya beliau tidak pernah menduga akan mendapat tugas dan kedudukan yang demikian terhormat. Karena itu ditemukan ayat-ayat Al-Quran yang menguraikan sikap beliau terhadap wahyu dan memberi kesan bahwa pada mulanya beliau sendiri "ragu" dan gelisah mengenai hal yang dialaminya.

Allah mengisyaratkannya, 
"Jika engkau ragu terhadap apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca Kitab Suci sebelum kamu."  (QS Yunus [10]: 94).

Penjelasan QS. Yunus: 94
Allah swt. menerangkan sikap pendeta-pendeta Yahudi dan Nasrani terhadap Kitab-kitab Allah yang telah diturunkan kepada Rasul-rasul yang diutus kepada mereka dengan mengatakan:

"Jika engkau hai Muhammad ragu-ragu tentang Rasul-rasul dahulu dan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka, maka tanyakanlah kepada pendeta-pendeta Yahudi dan Nasrani yang telah mengetahui dan membaca kitab-kitab yang telah Kami turunkan itu, sebelum Aku menurunkan Alquran kepada engkau."

Menurut rasa Bahasa Arab, ungkapan dalam ayat ini bukanlah untuk menerangkan keragu-raguan Muhammad, tetapi menyatakan bahwa Muhammad benar-benar telah yakin dan percaya kepada para Rasul yang diutus Allah dan kitab-kitab yang diturunkan kepada mereka.

Hanya orang-orang Yahudi dan Nasranilah yang ragu-ragu. Keragu-raguan mereka itu sengaja mereka buat-buat untuk menutupi apa yang sebenarnya ada dalam hati mereka, yaitu meyakini kebenaran risalah dan kenabian Muhammad.

Karena itu maksud ayat ini ialah Allah swt. menyatakan kepada Muhammad bahwa engkau, hai Muhammad, telah yakin dan percaya bahwa yang diturunkan kepadamu itu adalah sesuatu yang hak dan suatu kebenaran yang wajib dipercayai. Yang ragu-ragu itu hanyalah orang-orang Yahudi dan Nasrani.

Keragu-raguan mereka itu dinyatakan semata-mata untuk menutupi perbuatan mereka yang telah merubah-rubah dan menukar isi Taurat dan Injil. Mereka telah membaca Taurat dan Injil yang menerangkan pokok-pokok agama yang diridai Allah, para Rasul yang telah diutus Allah dan yang akan diutus-Nya nanti.

Tetapi hawa nafsu merekalah yang menyuruh mereka untuk melakukan perbuatan yang terlarang itu, sehingga mereka menyesatkan pengikut-pengikut mereka. Karena itu, sebenarnya pendeta-pendeta Yahudi dan Nasrani itu tahu benar mana yang benar dan mana yang salah.

Jika ditanyakan kepada mereka sesuatu yang hak, mereka pasti dapat menjawabnya dengan betul tetapi mereka tidak mau melakukannya.

Ayat ini merupakan sindiran kepada pendeta-pendeta Yahudi dan Nasrani dan mengungkapkan perbuatan-perbuatan dosa yang telah mereka kerjakan. Ungkapan yang seperti ini terdapat pula pada firman Allah yang lain sebagaimana ayat berikut:

Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putra Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?"  (QS:Al-Ma'idah [5]: 116)

Bila ayat ini dibaca sepintas lalu akan terpaham seakan-akan Allah swt. ragu-ragu tentang keimanan Isa a.s., seakan-akan Isalah yang memerintahkan kaumnya agar mengakui adanya tuhan bapak, tuhan anak dan tuhan ibu.

Tetapi maksud ayat ini ialah untuk menerangkan bahwa Isa a.s. tidak pernah ragu-ragu tentang keesaan Tuhan. Yang mendakwahkan bahwa Tuhan itu tiga hanyalah orang-orang Nasrani saja yang telah merubah-rubah dan menukar isi Injil seperti menukar prinsip keesaan Allah yang ada di dalamnya dengan prinsip syirik.

Pada akhir ayat ini Allah swt. menerangkan sikap Rasulullah, orang-orang Yahudi dan Nasrani. Rasulullah saw. beriman kepada Allah dan kepada Alquran yang diturunkan kepadanya serta meyakini akan keesaan-Nya, sedang orang Yahudi dan Nasrani telah merubah dan menukar isi Taurat dan Injil serta memperserikatkan-Nya.

Kemudian Allah swt. memperingatkan kaum Muslimin jangan sekali-kali melakukan perbuatan seperti yang dilakukan oleh orang-orang Nasrani dan Yahudi itu.

Perhatikan juga kelanjutan penjelasan di QS. Yunus: 95

Allah swt. menegaskan lagi agar Muhammad dan kaum Muslimin jangan termasuk golongan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Allah, seperti yang telah dilakukan oleh orang-orang Yahudi dan Nasrani itu, karena perbuatan itu akan menimbulkan kerugian besar orang yang melakukannya di dunia dan di akhirat.

Wallahualambissawab.

Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment