Etika dan Amal Ibadah
Etika Yahudi berpedoman kepada syariat, asas-asas kesusilaan, maupun kebajikan-kebajikan utama menurut agama Yahudi. Amalan-amalan etika Yahudi lazimnya dipahami sebagai amalan-amalan yang mengandung nilai-nilai luhur seperti keadilan, kebenaran, kerukunan, kasih sayang (hesed), welas asih, kerendahan hati, dan harga diri (berdasarkan keadilan). Amalan-amalan etika Yahudi yang bersifat khusus mencakup tindakan berderma (ber-tsedakah) dan memelihara tutur kata (pantang ber-lasyon hara). Amalan-amalan etika seputar urusan syahwat dan berbagai macam urusan lain merupakan pokok perbantahan di kalangan umat Yahudi.
Shalat
Menurut tradisi, umat Yahudi shalat tiga kali sehari, yakni menunaikan Syaharit (shalat pagi), Minha (shalat siang), dan Ma'rib (shalat malam), ditambah lagi dengan Musaf (shalat tambahan) pada tiap-tiap hari Sabat dan hari-hari raya. Inti dari setiap shalat Yahudi adalah Amidah (doa sambil berdiri) atau Syemoneh Esreh (delapan belas doa). Doa penting lain dalam shalat Yahudi adalah pemakluman iman, yakni Syema Yisrael (dengarlah ya Israel) atau Syema (dengarlah). Syema adalah pelantunan ayat Ulangan 6:4 dalam kitab Taurat, yang berbunyi "Syema Yisrael, Adonai Eloheinu, Adonai Ehad" (dengarlah hai Israel, Rabb itu Tuhan kita, Rabb itu esa).
Sebagian besar doa Yahudi tradisional dapat dilafadzkan dalam shalat pribadi, kendati orang lebih suka shalat secara berjemaah. Shalat berjemaah hanya mungkin terlaksana jika jumlah hadirin mencukupi kuorum sepuluh orang Yahudi akil balig, yang disebut minyan. Sehubungan dengan penentuan tercapai tidaknya minyan ini, hampir semua jemaat Yahudi Ortodoks dan segelintir jemaat Yahudi Konservatif hanya memperhitungkan jumlah hadirin laki-laki, sementara sebagian besar jemaat Yahudi Konservatif dan jemaat-jemaat Yahudi dari mazhab-mazhab lain memperhitungkan pula jumlah hadirin perempuan.
Selain shalat, umat Yahudi yang masih berpegang teguh pada amalan warisan leluhur juga berdasarkan doa dan restu setiap kali mengerjakan sesuatu. Umat Yahudi berdoa setiap kali bangun pagi, sebelum menyantap berbagai jenis hidangan, seusai bersantap, dan seterusnya.
Pendekatan terhadap urusan shalat berbeda-beda dari satu mazhab ke mazhab lain. Perbedaan-perbedaan antar mazhab dalam urusan shalat mencakup perbedaan kalimat-kalimat doa, kekerapan shalat, banyaknya doa yang dilafadzkan dalam berbagai acara keagamaan, pemanfaatan alat musik dan paduan suara, serta bahasa yang dipakai saat melafadzkan doa.
Pada umumnya jemaat-jemaat Yahudi Ortodoks dan Yahudi Konservatif lebih taat mengikuti amalan warisan leluhur, sementara jemaat-jemaat Yahudi Pembaharuan dan Yahudi Rekonstruksionistis lebih suka menggunakan terjemahan dan karya-karya tulis mutakhir dalam shalat. Dalam kebanyakan jemaat Yahudi Konservatif, seluruh jemaat Yahudi Pembaharuan, dan seluruh jemaat Yahudi Rekonstruksionistis, kaum perempuan ikut terlibat dalam shalat selaku insan yang setara dengan kaum lelaki, termasuk dalam pelaksanaan tugas-tugas yang menurut tradisi hanya dilaksanakan kaum lelaki, misalnya melantunkan ayat-ayat Taurat. Selain itu, banyak rumah ibadat Yahudi Pembaharuan juga menggunakan musik pengiring pershalatan, seperti iringan organ dan paduan suara campuran. [sumber]
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment