Selayang pandang Budaya dan Adat Yahudi

Umat Yahudi melestarikan sejumlah upacara daur hidup yang dilaksanakan pada saat-saat tertentu dalam kehidupan seorang Yahudi. Upacara-upacara ini bertujuan mengukuhkan keyahudian seseorang, dan menciptakan ikatan batin yang mempersatukannya dengan segenap umat Yahudi.

Brit milah – Upacara menerima bayi laki-laki ke dalam ikatan perjanjian antara Tuhan dan Abraham dengan cara memotong kulup si bayi saat genap berumur delapan hari. Dalam upacara ini, bayi yang dikhitan juga diberi nama khas Ibrani. Kendati tidak begitu populer, ada pula upacara penyambutan bayi perempuan dalam bentuk pemberian nama Ibrani, yakni upacara zebed ha bat atau brit bat.

Bar mitswah dan bat mitswah – Upacara peralihan dari masa kanak-kanak ke masa akil balig. Di kalangan Yahudi Ortodoks dan beberapa jemaat Yahudi Konservatif, upacara ini dilaksanakan pada saat anak perempuan genap berumur dua belas tahun dan anak laki-laki genap berumur tiga belas tahun, sementara di kalangan Yahudi Pembaharuan, dilaksanakan pada saat si anak, baik laki-laki maupun perempuan, genap berumur tiga belas tahun. Upacara dilaksanakan dengan cara mempersilahkan si anak, yang baru saja mencapai umur akil balig itu, untuk memimpin doa berjemaah, dan selanjutnya melantunkan satu dua ayat Taurat disaksikan sidang jemaat.

Perkawinan – Perkawinan adalah peristiwa yang sangat penting dalam kehidupan seorang Yahudi. Upacara perkawinan dilaksanakan di bawah naungan hupah, atau teratak pengantin, yang melambangkan rumah tangga bahagia. Pada akhir upacara, mempelai pria memijak sebuah gelas hingga pecah, lambang dari perkabungan berkesinambungan atas hancurnya Haikal Yerusalem dan terpencarnya bangsa Yahudi dari tanah leluhur.

Perkabungan – Umat Yahudi mengamalkan perkabungan berlapis. Lapis pertama disebut syibah (tujuh), yakni masa berkabung sepekan penuh sesudah si mati dikubur. Selama masa syibah, pihak yang berkabung duduk di rumah sambil dihibur sanak saudara dan handai tolan. Lapis kedua disebut syelosyim (tiga puluh), yakni masa berkabung sebulan penuh sesudah si mati dikubur. Khusus bagi pihak yang berkabung lantaran ditinggal mati ayah atau ibunya, masih ada lagi lapis ketiga, yang disebut yud bet kodes (dua belas bulan), yakni masa berkabung setahun penuh sesudah si mati dikubur.
Selayang pandang Budaya dan Adat Yahudi
Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment