Teofani, antara doktrin dan kenyataan

Selayang pandang Teofani

Dalam wikipedia bahasa Inggris, teofani dijelaskan sbb:
Theophany (from Ancient Greek (ἡ) θεοφάνεια theophaneia, meaning "appearance of god") is the appearance of a deity to a human.

This term has been used to refer to appearances of the gods in the ancient Greek and Near Eastern religions. While the Iliad is the earliest source for descriptions of theophanies in the Classical tradition/era (and they occur throughout Greek mythology), probably the earliest description of a theophany is in the Epic of Gilgamesh.

The term theophany has acquired a specific usage for Christians and Jews with respect to the Bible: It refers to the manifestation of the Abrahamic God to people; the sensible sign by which his presence is revealed. Only a small number of theophanies are found in the Hebrew Bible, also known as the Old Testament.

Translate
Teofani (dari bahasa Yunani Kuno (ἡ) θεοφάνεια theophaneia, yang berarti "penampakan dewa") adalah penampakan dari seorang dewa kepada seorang manusia.

Istilah ini digunakan untuk merujuk pada penampilan para dewa dalam agama Yunani kuno dan Timur Dekat. Sementara Iliad adalah sumber paling awal untuk deskripsi teofani di era/tradisi Klasik (dan ini muncul dalam seluruh mitologi Yunani), mungkin deskripsi paling awal tentang teofani ada dalam Epic of Gilgamesh. 

Istilah teofani telah mengakuisisi penggunaan khusus untuk orang Kristen dan Yahudi sehubungan dengan Alkitab: Ini merujuk pada manifestasi dari Tuhan Abraham kepada manusia; tanda yang masuk akal dimana kehadirannya terungkap. Hanya sejumlah kecil teofani yang ditemukan dalam Alkitab Ibrani, atau Perjanjian Lama.

Tapi dalam wikipedia bahasa Indonesia, anda tidak akan menemukan teks seperti terjemahan "google translate" di atas karena tampaknya informasi tsb sengaja tidak diterjemahkan mengikuti teks dalam bahasa inggrisnya, tapi sudah "disesuaikan dengan kebutuhan" gereja, supaya tidak  "menggoncang" iman jemaat indonesia mereka.

Artinya, apa yang selama ini dijadikan pembenar oleh umat Paulus manakala berbicara tentang Allah terkait beberapa peristiwa dalam alkitab sebagai Teofani, yakni yang mereka yakini merupakan manifestasi dari Tuhan menjelma menjadi ini dan itu, sebenarnya tidak demikian menurut sejarah dan pengertian dari kata Teofani itu sendiri.
Teofani adalah kepercayaan penganut pagan dari jaman pra-kristen yang 100% berbicara tentang Dewa dan perilaku para Dewa dalam semua interaksi mereka dengan manusia. Pemahaman seperti ini tidak pernah diajarkan oleh nabi manapun di dalam alkitab, dan yang pasti tidak pernah pula disebut-sebut oleh Yesus sebagai bagian dari ajaran monoteis beliau!
Dengan demikian, anggapan pengikut Paulus misalnya yang menyebut peristiwa dalam kitab Keluaran 3 merupakan Teofani (Tuhan menjelma menjadi sebatang pohon berapi), atau dalam Kejadian 18 (Abraham ditemui 3 malaikat yang salahsatunya adalah Tuhan), jelas tidak dapat diterima. Bukan karena salah alamat, tapi karena ayat-ayat itu sendiri sudah menjelaskan bahwa baik yang berbicara kepada Musa maupun Abraham di sana adalah Malaikat TUHAN!
Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment