Zakir Naik Dan Ahok, Salahnya Di Mana?



Arsip catatan GM sehari sebelum aksi BELA ISLAM 411

Menyibak tabir di balik doktrin kristen

ZAKIR NAIK MENJELEKKAN INJIL SEMUA DIAM, 
AHOK CUMA MENGUTIP AL-MAIDAH 51 KOK SEMUA PADA MARAH?

Pertanyaan bagus! 
Jadi begini ya, dik ...... duh, siapa tadi namamu?

Pertama, jujur saja aku males ngomongin Ahok, sekalipun sebenarnya jawaban untuk pertanyaan di atas itu cukup panjang, bolak-balik bakal menyebut nama Ahok, tapi sayangnya jika kalian sendiri yang menanggapi, berpotensi melebar ke mana-mana mengingat terbatasnya cara berfikir logis kalian yang tampak jelas tercermin dari pertanyaan itu sendiri!

Karena itu kita persingkat saja begini ...
Taukah kalian bahwa di tanah tumpah darahnya sendiri, kepala Zakir Naik dihargai sekelompok orang sampai 50 juta rupee, atau hampir setara dengan IDR 10 miliar? 

Jumlah ini lebih dari cukup untuk menggerakkan sedikitnya setengah dari seluruh jumlah penduduk DKI untuk turun ke jalan melakukan apa yang diam-diam sangat dikhawatirkan oleh para penyelenggara negeri ini! 

Ya, siapa saja yang berhasil "menghilangkan nyawa" Zakir Naik akan mendapat bayaran dari kelompok ini sebesar itu!

Tau kenapa?
Karena Zakir Naik dianggap -- jadi ini anggapan -- sama seperti anggapan kalian juga, bahwa dia kerap menjelekkan injil (atau kitab-kitab selain Al-Qur'an).

Jadi, bagian pertama dari pertanyaanmu sudah terjawab, sekaligus membuktikan pula bahwa "pernyataan" dalam pertanyaanmu itu ternyata tidak benar. 

Setiap saat jiwa Zakir Naik terancam direnggut oleh sekelompok orang tak dikenal karena dia dianggap kerap menjelekkan injil dan kitab-kitab selain Al-Qur'an!

Nah, supaya kalian lebih faham aku mau ngomong apa, cermatilah bahwa di sini ada dua kata penting yang perlu kalian renungi sendiri selain cuma latah, Waton Jeplak​ menyalahkan umat Islam!

Pertama kata "anggapan", dan kedua adalah kata "menjelekkan".

Kedua kata itu bersifat subjektif, sangat bergantung pada perspektif masing-masing orang yang melihat, menilai, berasumsi, lalu menyimpulkan sendiri asumsinya tadi menjadi pernyataan, atau paling tidak, menjadi pertanyaan seperti pertanyaanmu di atas itu! 

Orang-orang yang terbiasa berfikir logis dan realistis dapat dengan mudah melihat bahwa pertanyaan kalian itu sebetulnya cuma akal-akalan dalam upaya menjustifikasi kesalahan fatal Ahok, dalam hal ini secara sadar atau tidak, sudah melecehkan simbol-simbol sakral Islam!

Kalau saja Ahok itu sama dengan kalian yang cuma laskar odong-odong di grup debat lintas iman seperti misalnya di sini, aku yakin tidak banyak umat Islam yang merasa kehormatan dan harga dirinya "dicederai" seperti sekarang ini. Paling-paling mereka cuma akan menjadikannya sebagai lelucun untuk menggambarkan betapa rendahnya kemampuan olah pikir rata-rata pengikut Paulus seperti kalian.

Tapi Ahok adalah pejabat negara yang mayoritas penduduknya adalah Islam! Dan celakanya, pelecehannya itu dilakukan pada jam kerja, berseragam kerja, di lingkungan kerja, dan untuk kepentingan kerja pula!

Padahal sama seperti kalian semua, sebagai pribadi tentu sah-sah saja baginya untuk mengekspresikan apa pun yang sempat dipikirnya tentang Islam. Mau bagus, mau buruk, sepenuhnya menjadi hak individualnya sebagai WN yang oleh negara sendiri dijamin kebebasannya untuk menyatakan pendapat! 

Tapi sebagai pejabat negara? 
Melecehkan umat islam dengan mengatakan jangan mau dibohongi oleh Al-Maidah 51? Secara terbuka pula? 

Ini SALAH!
Al-Maidah 51 diimani oleh seluruh umat Islam sebagai firman Allah. Jadi, jika ada manusia yang mengtakan, "jangan mau dobohongi Al-Maidah 51", maka itu sama artinya dengan mengatakan, " jangan mau dibohongi oleh Allah!"

Sebagai pejabat negara, ini sama pula artinya dengan merakit bom waktu untuk diri sendiri. Dan untuk itu, daripada ikut meledak bersama bom waktunya Ahok, menurutku sebaiknya kalian tidak perlu ribut coba membelanya!

Dia pasti tau harus berbuat apa untuk menyikapi kesalahan fatalnya ini dalam kapasitasnya sebagai pribadi maupun sebagai pejabat negara.

Sementara di lain fihak, negara juga menjamin kebebasan umat islam -- sama equalnya dengan jaminan kepada umat lain di negeri ini -- untuk menyatakan pendapat atau sikap seperti yang akan mereka perlihatkan pada 4 November 2016 mendatang.

Hasilnya bagaimana? 
Siapa pun, atau pihak mana pun yang baik secara diam-diam atau secara terang-terangan berkepentingan dengan event itu akan melihat sendiri bagaimana kesudahannya nanti!

Jadi, ngapain belum apa-apa kalian sudah ribut duluan?

Nah, balik lagi ke pertanyan kalian di atas sana, aku punya 2 pertanyaan klarifikasi yang kalau tidak bisa kalian jawab, cukuplah direnungkan bersama seluruh anggota keluarga saja, begini:

1. Jika Zakir Naik menjelekkan injil, emang bagusnya injil itu apa?
2. Jika Ahok menjelekkan Al-Quran, emang jeleknya Al-Qur'an itu apa?

Silahkan kalian pikir sendiri deh!
Kukira cukup segitu saja dulu jawabanku untuk pertanyaan TS ini.

Tapi kalo ada yang mau bahas, ya, monggo!
Dipersilahken ..... 

NOTE: Lihat pembahasannya di sini.
Share on Google Plus

Bagus Pamungkas

Saya adalah salahseorang cantrik Sekolah Minggu Gus Mendem dan Kawan Kawan dalam barisan Muslim yang melawan aksi penyesatan iman dan segala bentuk upaya pemurtadan terhadap umat Islam yang dilakukan secara melawan hukum baik oleh individu-individu maupun kelompok-kelompok tertentu demi kepentingan Kristen. Meski demikian, blog ini tidak dimaksudkan untuk umat Kristen secara luas melainkan terbatas hanya untuk para Misionaris, Evangelis, dan pendukungnya saja. Publikasi blog ini adalah bagian dari tugas para cantrik Gus Mendem menghimpun berbagai konten yang relevans dengan isu di atas, untuk selanjutnya diwartakan ke tengah-tengah komunitas penginjil dimaksud
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
    Blogger
    Facebook

0 Comments:

Post a Comment