Masih belum ada umat Kristen yang mampu membuktikan bahwa
DOSA WARIS BUKAN HOAX!
DOSA WARIS BUKAN HOAX!
Corat coret adik kelas saya di papan tulis sekolah minggu ini betul!
Bu guru malah bilang, "mereka murid murid yang cerdas!"
Alasannya, sudah 2000 tahun berlalu, tapi tidak ada satupun pengiman dogma ini yang mempu memperlihatkan bukti nyata dari adanya dosa waris, atau disebut juga sebagai dosa asal!
Apa yang mereka usung seluruhnya cuma teori pepesan kosong yang sama sekali tidak nyambung ke nalar manusia berpikir, kecuali bila manusia manusia berpikir ini memilih jadi dongo menerima begitu saja cekokan bertubi tubi mantera sakti gereja, "JANGAN BANYAK TANYA, CUKUP IMANI SAJA NAK!" ke dalam benak mereka!
Nah, adakah pengikut Paulus yang masih mau mencoba keberuntungannya untuk mematahkan kesimpulan adik adik kelas saya ini?
Monggo!
Dari sedikit laskar Paulus yang berani merespons - tapi sayang rata-rata cuma asbun - nampaknya penggiat misionari Kristen berinisial Gunawan Setiono adalah yang paling bersemangat. Namun sama saja dengan anggota barisan laskar Paulus lainnya, laskar yang satu ini juga cuma sibuk sendiri dengan ceramah asbun dan jurus muter-muternya, sehingga akhirnya pak pendeta kita Gerry Indra Pratama berinisiatif untuk membantunya. Berikut adalah salinan penjelasan pak pendeta tentang Dosa Waris.Dalam arsip ini, kecuali bagian akhir yang memulai rekam jejak dialog dibawah ini, segala penjelasan dari Gunawan Setiono tidak ikut disertakan, namun jika TS saya ini masih tersimpan dengan baik di pondok om Edy Prayitno, maka dapat disimak seluruhnya mulai dari sini dan seterusnya.
Sampai di sini, silahkan lihat kembali resume debat dengan pak pendeta kita yang satu ini, khususnya bagian yang saya soroti pada Catatan Khusus urutan 1 dan 2 di sini.
Demikian semoga berguna.
[Bagus Bamungkas]
Demikian semoga berguna.
[Bagus Bamungkas]
UNTUK DIPERHATIKAN
Admins menghormati hak kebebasan berpendapat anda dalam merespons artikel manapun yang tersaji di sini. Karenanya, tidak ada pemberlakuan persyaratan khusus yang dapat diartikan sebagai pembatasan atas hak tsb. Sebagai gantinya, kami hanya minta anda menghormati kewajiban moral anda sendiri dengan menghargai tata-krama serta adab yang berlaku dalam budaya kita. Ekspresikanlah pendapat anda dengan menggunakan bahasa yang baik. Terima kasih.
0 Comments:
Post a Comment